12. Hypnotic [19+]

Start from the beginning
                                    

Not again!

Rutuk Gia dalam hati ketika prianya perlahan hendak menjauh. Selalu seperti ini, justru ketika Gia sudah sangat siap untuk cumbuan selanjutnya. Sayangnya Jey selalu berhenti mendadak entah apa alasanya. Setiap kali Gia akan menanyakan apa ada yang salah dengan bagian dirinya yang satu itu, dan selalu dijawab dengan jawaban paling aman, yaitu tidak ada yang salah dan Gia sempurna, hanya belum waktunya Jey bertindak sejauh imaginasi liarnya.

Pembohong besar!

Tapi tidak untuk kali ini. Gia sudah kehilangan akal sehat. Ia menahan kepala Jey dan meletakan pahanya tepat diatas pundak prianya. Apa boleh buat, Jey kalah, pertahananya runtuh. Pria ini tidak diberikan pilihan lain selain menikmati apa yang disuguhkan dihadapanya. Sementara Gia tidak hentinya mendesah nikmat. Deru jantungnya semakin menggila karena cumbuan dari prianya diluar imaginasi liarnya selama ini. Rasa yang sebenarnya saat ini jauh lebih memabukan.

"Agh–aahh... Jey.."

Lenguhan itu berhasil terdengar merdu dari bibir Gia. Kali ini jemari prianya turut ambil andil dengan menyapa masuk tanpa permisi. Semakin meneganglah tubuh Gia, lenguhan yang sebelumnya dapat ditahan, sekarang telah muncul semakin keras tanpa Gia sadari. Bercak kemerahan mirip ruam mungkin sudah memenuhi garis pinggul dibawah pusarnya. Kedua kaki Gia melemas mati rasa ketika tempo cumbuan yang Jey berikan semakin diluar nalar. Tubuh Gia lemas seketika saat hasratnya membuncah. Prianya dengan sigap berdiri dan membiarkan gadisnya bersandar memeluknya dengan nafas terengah.

"Masih penasaran dengan nya?"

Jey berbisik tepat ditelinga Gia sembari menggesekan ereksinya yang dirasanya masih gagah. Gia terdiam tidak menjawab, matanya terpejam merasakan dia yang sepertinya tidak main-main ukuranya. Rasa sakit lah yang pertama Gia bayangkan, baru jemari prianya yang menyapa memasuki dirinya tapi nyerinya sudah tidak kira-kira. Paha Gia sudah diangkat sebatas pinggang prianya untuk mempermudah Gia merasakan dia yang selalu membuatnya penasaran. Jey semakin menekan ereksinya pada pusat diri gadisnya. Meskipun masih dibalut kain, namun tidak mengurangi apapun. Gia masih dengan jelas bisa merasakan nya.

"P-Please..."

Jey semakin menekan dibawah sana sehingga membuat nafas Gia kembali memburu hebat. Bagai angin lalu, permohonan Gia diacuhkan begitu saja oleh Jey. Pria ini malah membuka kaki Gia semakin lebar, memaksa gadis ini merasakan gelayar panas dari gesekan yang menekan dari ereksi prianya yang bahkan masih terbungkus kain dengan rapi.

"Hm? Want me to 'please you' ? You want more, baby..."

Gia tidak bisa menjawab karena bibirnya sibuk mendesah. Otak gadis ini sudah kosong, bahkan permohonanya pada Jey sengaja diartikan berbeda pun Gia sudah tidak menyadarinya. Jemari Gia semakin erat meremat pundak basah prianya. Jey memang kurang ajar, ia sengaja menggoda gadisnya jauh lebih sensual lagi, menerbangkanya semakin naik menuju langit kesembilan. Lemas sudah sekujur tubuh Gia dengan nafas tersengal, tenagaya terkuras habis. Jey tidak pernah menggodanya sampai seperti ini. Otaknya dibuat berhenti bekerja, mandi pun Gia perlu sedikit uluran tangan dari Jey.

Setelah sesi panas sebelumnya, Gia hanya terdiam, terengah dan berbagai pertanyaan muncul secara tiba-tiba.

"Katakan saja.."

Rupanya Jey mengetahui apa yang sedang berada dibenak gadisnya. Pria ini menggosok tubuh Gia sembari melumurinya dengan sabun beraroma coklat. Gia meragu dan hanya mendongak menatap prianya, mencoba mencari celah untuk menanyakan semua pertanyaan yang ada didalam benaknya.

"Jika masalahnya Christina lagi, lebih baik kau tidak perlu mengetahuinya."

Sudah Gia duga bahwa selain bisa membaca isi kepalanya, Jey juga akan memberikan jawaban seperti itu padanya.

The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Where stories live. Discover now