BUKTI 32 : Khawatir.

3.2K 188 9
                                    

Satu bulan kemudian.

Hari ini. Ali akan pulang ke Indonesia. Itulah yang ditunggu-tunggu. Prilly sangat merindukan suaminya itu apalagi dedek bayi nya sangat merindukan Ayahnya.

Ali sudah mengabari. Kalau ia sudah sampai di Indonesia. Kini Ali sudah menuju rumahnya.

Prilly yang sendari tadi antusias menunggu kedatangan suaminya itu. Sungguh dia tak sabar untuk bertemu dengan suaminya rasa rindu nya pada suami itu. Dan tentu saja rasa rindu dedek bayi nya pada ayah.

Megan menghampiri kakak ipar nya. "Kakak-"

Prilly menolekkan kepala nya menatap Megan yang memanggil nama nya. "Ada apa dek?--"

"Aku izin pergi ke rumah teman aku ya kakak. Emm-- aku pulang nya nanti sore" izin Megan pada Prilly.

"Kenapa tidak menunggu Abang kamu pulang, sebentar lagi kan pulang" ujar Prilly

Megan menggelengkan kepalanya. "Emm-- iya juga sih kak, tapi aku harus cepat kerumah teman aku" ucap Megan.

Prilly tersenyum simpul. "Ya udah, kalau kamu mau pergi gak papa. Hati-hati ya dijalan" ucap Prilly.

Segeralah Megan siap-siap berangkat ke rumah temannya. Kemudian Mama sofya menghampiri Prilly yang tengah duduk di ruang tamu, sambil ditangannya ada koran yang dibaca dirinya.

Mama sofya duduk di samping Prilly. "Sayang. Beberapa menit lagi Ali pulang nya?" Tanya Mama sofya.

"Mungkin bentar lagi ma. Soal nya dari tadi Ali belum menelfon aku ma" ucap Prilly.

Mama sofya menanggukkan kepalanya. "Kamu sudah makan?" Prilly menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari Mama sofya.

"Belum ma. Soalnya aku nungguin Ali, nanti kalau Ali udah ada dirumah aku penggen disuapi Ali" ujar Prilly tersenyum manis pada Mama sofya.

"Ya udah. Mama mau ke kamar dulu" ucap Mama sofya.

****

Prilly sendari tadi menunggu Ali pulang. Namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda Ali untuk pulang ke rumah, membuat perasaan Prilly tak enak. Apa terjadi sesuatu pada Suaminya itu. Entah, yang pasti sekarang Prilly rasakan tak enak sekali.

Tangan nya meraih benda pipih itu, sambil mencari kontak nomer Suaminya. Ia harus memastikan bahwa Ali baik-baik saja. Sudah beberapa kali Prilly menelfon Suaminya itu, namun malah Handpone suaminya tak aktif. Membuat Prilly takut setengah mati. Apa yang terjadi pada suaminya itu ia sambil menengok jam di dinding. Sudah menunjukkan pukul Sepuluh pagi, namun suaminya tak kunjung pulang.

Dari arah kamar, Mama sofya berjalan menuju ke arah Prilly yang terlihat cemas sekali. Apa yang terjadi?.

"Sayang"

Yang mempunyai nama, ia menengok ke arah belakang. Tepat nya Mama sofya menatap dirinya dengan heran.

"Eh. Iya ma? Kenapa?"

"Kamu kenapa seperti cemas gitu? Apa yang terjadi?" Tanya Mama sofya.

Prilly bangkit dari duduknya, ia menghampiri Mama mertua nya itu sambil memeluk tubuh Mama sofya. Yang mendapatkan pelukkan tiba-tiba membuat Mama sofya terkejut, karena Prilly menangis sesegukan di pelukkannya. Mama sofya menatap mantunya itu dengan khawatir.

"Kenapa kamu menangis? Apa yang terjadi sayang, ceritalah sama mama" saran Mama Sofya mengelus rambut pendek menantunya itu.

"Ma, tadi tadi Ali aku telfon gak bisa. Kenapa sama sekali gak bisa aku telfon, apa ada yang terjadi pada Ali ma. Aku sangat cemas" lirih Prilly pelan masih bisa terdengar Mama sofya.

BUKTI ✔Where stories live. Discover now