"Langsung pulang kan?"

"Iya,kalo ngga kemaleman."

"Kak!"

Lan Xichen tertawa.

"Tenang aja.Kalo ada apa-apa aku tanggung jawab."

"Kak Xichen!"

"Iya,sayang....panggil-panggil mulu sih.Kangen?Makanya biarin aku duduk di samping."

'Ugh!'

Jiang Cheng makin merengut kesal.Ingin rasanya turun tapi sayangnya bis sudah masuk jalan tol.Dia hanya bisa bersandar di jendela,menikmati pemandangan sepanjang jalan yang berupa pepohonan yang daunnya memerah karena musim gugur.

Dia hampir tertidur saat Lan Xichen mengusap lembut pipinya.Jiang Cheng membuka lebar matanya dan kembali memasang mode waspada.

"Sudah sampai,"Lan Xichen masih setia memasang senyum malaikat.Dia mengulurkan tangan yang tentu saja tak disambut.

Jiang Cheng menggeliat pelan,bangkit dari duduk lalu keluar bis.Mereka turun di depan pasar tradisional.Pasar ini masuk area kuil Guanyin,sebuah tempat wisata rohani terkenal.Jiang Cheng mengecek jam tangannya.Pukul lima lebih limabelas sore.

Ia mendesah."Oke,sekarang apa ?"

"Ikut aku,"Lan Xichen menarik tangannya,melewati pasar hingga sampai.ke tangga batu yang menuju arah kuil.Jiang Cheng mengerutkan kening.

"Mau berdoa di sini ?"

Lan Xichen hanya tersenyum.Sambil tetap memggandeng tangan Jiang Cheng dia naik ke atas tapi tak sampai ke kuil karena saat tinggal beberapa anak tangga lagi,dia belok ke jalan setapak yang samping kanan kirinya dipenuhi semak.

Dan seperti yang sudah-sudah,Jiang Cheng kembali berfikir negatif.Mau dibawa kemana dia?Mau diapakan dia?Jiang Cheng takut.Dia melirik Lan Xichen dan sedikit tertegun.Pria itu masih kalem seperti biasa tapi sorot matanya yang berbinar lembut,rasanya baru Jiang Cheng lihat kali ini.

'Tampan'

Jiang Cheng reflek menepuk pelan pipi kirinya.

Lan Xichen menoleh ke arahnya,tersenyum geli.Lelaki muda tersayangnya ini manis sekali.Tentu tak diucapkan terang-terangan.Jiang Cheng sedang dalam mode jinak sekarang dan dia tak ingin merusak suasana.

Mereka sampai di tanah lapang di atas bukit.Sepi,tak banyak orang,hanya ada beberapa dengan kamera di tangan.Tak ada pepohonan,hanya ada rerimbunan bunga azalea yang tumbuh liar tak beraturan.

Lan Xichen melepaskan tangan Jiang Cheng lalu duduk di samping rimbunnya tanaman azalea pink yang sebagian besar sudah menguncup.Menepuk tanah di sampingnya,meminta Jiang Cheng bergabung.

Karena tak tahu harus bagaimana lagi,Jiang Cheng menurut saja.Dia duduk dan meletakkan tas sekolahnya diantara dia dan Lan Xichen.

"Jauh-jauh ke Yunping Cuma untuk duduk sore begini?"celetuknya.

Lan Xichen mengelus puncak kepalanya yang tumben sekali tak ditolak.Mungkin Jiang Cheng sudah terlalu lelah.Anak itu menyangga dagu di kedua lututnya yang ditekuk sedada,bibirnya mengerucut imut,dan jari telunjuknya iseng membuat bulatan di atas tanah.

'Oke,tahan dirimu,Lan Xichen.'

Lan Xichen berdeham pelan,kembali memasang muka karismatik,tatapannya kembali ke depan dan dia tersenyum simpul.

"A Cheng,liat depan."

Jiang Cheng mengangkat kepalanya,terpana melihat pemandangan di depannya.

You and ITahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon