Wajah Seline makin memanas saat pose di mana tangan Arya melingkar di pinggangnya. Sekalipun ini akad yang sangat sederhana tapi Arya men-design rumah mereka sedemikian rupa menjadi begitu elegan. Arya yang menyiapkan semuanya.

Seline nyaris kehabisan nafas saat sesi foto, entah kenapa padahal dulu saja dia sering memeluk juga mengecup pipi Om Arya. Tapi saat ini? Jantung Seline sudah mau melompat keluar juga darahnya meletup-letup di dalam. Ya ampun dia tak bisa membayangkan bagaimana merahnya pipinya saat ini.

Akhirnya acara akad selesai, Seline masuk ke kamarnya. Tidak dihias seperti kamar pengantin. Tapi ada banyak kotak hantaran di atas tempat tidurnya. Kapan Om Arya menyiapkan ini semua?

Seline mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, saat keluar dari kamar mandi kotak hantarannya telah diturunkan semua ke lantai oleh Nadine dan Sandra. Dua sahabatnya itu bahkan tengah berbaring di atas tempat tidur.

Seline menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

"Nyonya," kata Nadine.

"Uhhh Nadinee." Nadine paling bisa mengejeknya.

Nadine dan Sandra memeluk dan menciuminya habis-habisan. Mengucapkan selamat karena telah berganti status di usia yang masih muda.

Nadine meraung melihat cincin Seline yang indah. Bermata kecil tapi menyilaukan.

"Aku iriiii." Nadine merengek sambil mengangkat tangan Seline dan memandangi cincin itu.

"Sudah cepetan cari calon suami sana kalau udah ngebet nikah." Sandra tertawa.

"Mana calonnya? Aku mau yang seperti Om Arya."

"Hei jangan bilang kamu mau jadi pelakor." Sandra menggeleng. Nadine terkekeh.

"Eh Seline kamu sudah bersiap-siap malam ini?" goda Nadine.

"Bersiap-siap apa?"

Nadine menutup mulutnya dengan tangan. "Kamu gimana sih? Jangan terlalu polos gitu. Masa nggak tau kalau habis nikah ngapain malamnya?"

"Eh ...." wajah Seline merona panas sampai ke telinganya. Dia tidak memikirkan hal itu.

Malam pertama!

"Kalau kamu nggak diapa-apain malam ini sama Om Arya. Fix kamu cuma dianggap anak kecil terus Om Arya nikahin kamu karena paksaan papamu."

"Nadine jangan ngomong gitu sih, nakut-nakutin pengantin baru aja," ujar Sandra.

Seline hanya mematung. Dia meremas-remas ujung blouse-nya.

"Tapi ... tadi aku perhatiin Om Arya ngeliatin kamu terus dia kayak terpesona gitu." Nadine senang menggoda sahabatnya ini, terutama memang saat ini Selinelah yang layak jadi korban diantara mereka.

"Uhh Nadine udah sih." Tanpa sadar suara Seline gemetar.

🌹🌹🌹

Menjelang malam rumah keluarga Zumora sudah sepi, Arya keluar dari kamar Sean. Abangnya, ayahnya, gurunya itulah arti Sean bagi Arya. Bahkan demi Sean, Arya siap mengorbankan hidupnya. Tapi, apa dia tega membiarkan hidup seorang gadis hancur karena permintaan egois Sean?

"Cepat beri aku cucu Arya."

Belum cukup dia menyiksa Arya dengan menikahi putrinya, membuat Arya seperti pedofil sekarang pria itu ingin dia ... astaga!

Arya menaiki tangga ke lantai dua, tiba-tiba rumah ini jadi terasa asing baginya. Bagaimana tidak? Dia yang selalu menginap di kamar tamu dan jarang ke lantai dua mendadak harus ke sana. Lantai dua daerah kekuasaan sang putri, Seline, sekarang istrinya.

Good Morning, Uncle! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang