8

25.5K 2.8K 369
                                    

Special for malming

"Aku akan segera pulang.."

Alis Jaehyun bertautan, kenapa cepat sekali? Bahkan Taeyong baru saja datang.

"Cepat sekali? Tinggallah lebih lama, aku ingin menjelaskan perihal hubungan kita." ujar Jaehyun yang kini telah duduk di pinggiran kasur miliknya.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, aku mengerti. Kamu adalah seorang straight yang sedang bosan dengan kekasih mu. Sudahlah, aku tak apa."

"Bukan seperti itu, Taeyong! Kamu harus mendengarkan penjelasanku dulu!" sahut Jaehyun agak marah. Ia tak suka Taeyong berpikiran seperti itu.

"Lalu apa? Mengaku saja! Toh hubungan kita sudah berakhir." sahut Taeyong santai, padahal dalam hatinya ia sedang menahan tangis.

"Taeyong, hey, dengarkan aku! Yeri itu bukan selingkuhanku! Aku sangat mencintaimu! Dia adalah temanku sejak kecil, ayah menyuruhku untuk menjaganya karena ia sangat ceroboh. Tolong, kali ini percayalah padaku." jelas Jaehyun dengan mata yang memerah, ia sangat lemah jika berhadapan dengan Taeyong. Dasar bucin.

"Kamu bilang hanya teman? Teman mana yang saling mencium kening di lorong sepi pada saat jam pelajaran sedang berlangsung?! Kamu kira aku tidak liat kalau kamu pernah berciuman dengan Yeri?!" sahut Taeyong menggebu-gebu, ia sudah tak peduli lagi kalau dirinya sedang berteriak saat ini. Lagipula tak ada tanda-tanda akan ada orang masuk ke kamar Jaehyun.

"Berciuman kening itu wajar dilakukan oleh seorang teman! Itu sudah ku lakukan sejak kecil bersama Yeri! Kamu tidak berhak melarangku." kata Jaehyun tak mau kalah, setelahnya ia menyesal berkata begitu.. 

"Memang benar aku tidak berhak apapun saat ini karena hubungan kita telah berakhir, tapi saat itu apa kamu tak ingat kalau memiliki seorang kekasih yang harus kamu jaga hatinya? Kamu aja selalu melarangku jika aku berciuman dengan Taeil padahal dia adalah sepupuku?! Kamu egois." kata-kata Taeyong sukses membuat Jaehyun terdiam. Kenapa ia baru menyadari itu sekarang? Jaehyun merasakan kepalanya tambah pening.

"Maafkan aku, Taeyong. Aku tidak berpikir sampai sana." ucap Jaehyun dengan nada penuh penyesalan. Ia sudah tidak tau harus berbuat apalagi agar bisa kembali bersama Taeyong, mungkin setelah ini mereka benar-benar akan berakhir.

"Ya, tentu saja! Otak sempitmu tidak akan bisa berpikir sejauh itu! Aku pulang, jangan berlagak seperti kita masih sepasang kekasih, itu memuakkan. Kamu minta disuapi oleh Yeri saja!" Taeyong mempoutkan bibirnya dan menyerahkan bingkisan kecil pada Jaehyun sebelum dia pergi dari kamar tersebut.

"Terimakasih telah menjengukku,  dan juga untuk hadiah ini. Aku... Mencintaimu, Taeyong." kata Jaehyun pelan, terdengar seperti gumaman.

"Ya."

Setelahnya Taeyong pergi meninggalkan kamar Jaehyun. Selang beberapa menit seseorang masuk ke kamar Jaehyun, Jaehyun meliriknya tanpa minat.

"Hubunganmu dengan Taeyong jelek itu sudah benar-benar berakhir? Jangan bersedih, bro. Kita bisa bersama tanpa penghalang."

"Diam, Yeri! Pulang sana, aku tak butuh kehadiranmu."

Jaehyun menatap Yeri sinis, ia kembali berbaring setelah meletakkan bingkisan yang diberi oleh Taeyong di atas nakas.

"Tunggu saja kabar baiknya, tidak ada seorang pun boleh melukaimu, Jaehyun. Bilapun ada, orang tersebut akan mati. Termasuk si Taeyong tadi." ujar Yeri dengan seringaiannya. 

Jaehyun yang mendengar itupun menggeram pelan dalam tidurnya.

"Sebelum kamu membunuh Taeyong-ku, kamu yang akan mati termutilasi. Jangan macam-macam, sialan." teriak Jaehyun kesal, kenapa teman kecilnya yang polos menjadi psikopat seperti ini?!

Jaehyun frustasi.

---

gaje banget goblog
otak q buntu anjer :')
Yaudalah ya, yang penting up hehe :D

15 votes and 15 comments for next chap~

[Ariyaxn©2019]

Mantan • Jaeyong ✔Where stories live. Discover now