27 - Phone Number

95.9K 14.2K 3K
                                    

Dapet vote ke berapa wahai pembaca budiman?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dapet vote ke berapa wahai pembaca budiman?

Enjoy!






Pagi itu, kesadaran Leean serasa ditarik ke permukaan saat indra penglihatannya diterpa pantulan cahaya matahari. Gorden terlihat terbuka sedikit, membentuk celah yang membuat cahaya bisa masuk dengan leluasa ke dalam ruangan bernuansa putih ini.

Seketika bau antiseptik khas rumah sakit menyerang hidungnya tanpa ampun, membuat Leean menggeliat pelan saat merasakan pusing menghantam belakang kepalanya. Leean hanya menggerakkan tubuhnya sedikit, tapi rasanya seolah seluruh tulangnya mau rontok. Sial, apa yang terjadi padaku?

Kemudian kedua mata Leean mengerjap beberapa kali untuk beradaptasi dengan keadaan sekitar. Dan ketika semuanya perlahan-lahan menjadi jelas, Leean sadar bahwa sekarang dirinya tidak sedang sendirian.

Tepat di sampingnya, terdapat Jaehyun, terpejam dengan sebelah tangan melingkar di punggungnya.

Leean memerhatikan wajah itu cukup lama.

Terbangun di ruangan serba putih saja sudah membuatnya bingung. Apalagi mendapati wajah Jaehyun yang berada begitu dekat dengan dirinya sekarang ini, kebingungannya berakhir menjadi berkali-kali lipat.

Leean memejamkan mata, udara ia hirup dalam-dalam sampai paru-parunya terasa penuh, lalu ia menghembuskannya secara pelan. Namun ketika ia membuka kelopak matanya beberapa saat kemudian, Jaehyun masih tetap berada di tempat yang sama yaitu terbaring di sampingnya.

Jadi, ini bukan halusinasiku?

Samar-samar, Leean dapat mencium aroma musim gugur dan kayu-kayuan yang diguyur hujan dari tubuh laki-laki itu. Aromanya segar dan menenangkan, membuat Leean berani bertaruh bahwa jutaan penggemar di luar sana pasti rela mengeluarkan banyak uang demi berada di posisinya sekarang.

Hal lain yang menyita atensi Leean selanjutnya adalah rambut coklat Jaehyun yang sedikit berantakan. Hingga membuat dirinya tidak sadar bahwa kini satu tangannya terangkat naik untuk merapikan rambut laki-laki itu.

Dari sekian banyak laki-laki yang pernah mendekatinya, petempuan itu tidak percaya bahwa Jaehyun merupakan laki-laki pertama yang mampu menarik perhatiannya sebesar ini. Leean tersenyum ketika telapak tangannya bersentuhan dengan rambut Jaehyun yang terasa begitu tebal dan halus.

"Kau sudah bangun?"

Leean segera menarik tangannya begitu menyadari Jaehyun terbangun dengan mata yang terlihat letih. Ia mengerjap sedikit gugup. "Y-ya."

"Kenapa kau bisa tidur di sini?" tanyanya pada Jaehyun.

Leean bisa melihat laki-laki itu menatap matanya selama beberapa lama. "Aku lelah. Tidak ada ranjang lain di sini."

Setelah mendengar jawaban itu ekspetasi Leean dengan cepat jatuh ke dasar. Tentu saja. Memangnya apa yang ia harapkan?

"Kau yang membawaku kemari?"

Unwanted Bond - JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang