two ; a guardian angel

1.2K 99 21
                                    

"Oh. Kau datang lebih awal." Hayabusa berhenti mencuci piring, tampak agak terkejut saat melihat Gusion masuk dapur.

"Ya. Sekolah dibatalkan hari ini." Gusion melepas jaket kulitnya. "Aku ganti pakaian dulu." ia memberitahu kemudian berjalan menuju ruang ganti karyawan.

"Kukira kau bolos." Hayabusa melanjutkan pekerjaannya.

Gusion keluar dari ruang ganti, mengenakan seragam restoran mereka yang terlihat seperti pakaian kasual. Sebuah kaus hitam dan celana jins pudar biru gelap.

"Aku bekerja disini untuk membayar biaya sekolah. Apa nggak jadi sia-sia jika aku bolos?" Gusion bertanya sambil memakai celemek hitam.

Hayabusa mengangkat bahu. "Bukannya kau suka melakukan hal aneh? Seperti lari dari keluargamu yang kaya raya itu supaya kau bisa hidup di sini, sendirian di desa tertinggal ini?"

Gusion tertawa. "Mungkin."

"Sekarang setelah mendengarmu mengatakan sekolahmu dibatalkan, aku agak berharap Kagura juga akan datang ke sini segera. "

Kagura, kasir restoran sekaligus cewek yang ditaksir Hayabusa. Dia dan Gusion pergi ke sekolah yang sama sementara Hayabusa adalah seorang mahasiswa.

"Dia bakal datang." Gusion mulai memeriksa kantong sampah. "Mungkin nanti setelah dia datang ke pemakaman. Maksudku, kalau dia kesana."

"Pemakaman?" Hayabusa akhirnya selesai mencuci piring. Dia meletakkan sumpit terakhir lalu menyeka tangannya menggunakan celemek yang dipakainya. "Pemakaman siapa?"

"Seorang siswa dari sekolah kami." sahut Gusion sambil menghitung, ada lima kantong sampah hitam besar yang ia perlu pindahkan ke bagian belakang restoran agar layanan sampah bisa mengambilnya. "Kenapa sampah-sampah ini lebih dari biasanya?"

"Kau nggak menghadiri pemakaman temanmu?" Hayabusa memandang Gusion tak percaya. "Hatimu benar-benar dingin ya, Paxley."

"Aku nggak mengenalnya." jawab Gusion singkat, kemudian menyipitkan matanya ke Hayabusa. "Kau nggak mengeluarkan sampah ini tadi malam, kan?"

"Oh, ayolah. Jangan terlalu meributkan hal itu." Hayabusa tertawa gugup. "Aku lupa, oke. Sekarang lebih baik tolong aku dan bawa pergi sampah-sampah itu menjauh dari pandangan kita."

Gusion pura-pura berpikir. "Menurutmu apa yang akan terjadi jika Mrs. Scarlet tahu."

"Aku akan membelikanmu makan siang." Hayabusa menghela napas kalah, "dan makan malam."

"Setuju." Gusion nyengir puas, ia kemudian mulai membawa kantong sampah satu per satu.

"Bukan Hanabi yang kutakutkan." sungut Hayabusa. Gusion tertawa.

Tentu saja dia tahu siapa yang Hayabusa paling takutkan. Orang ini yang entah pacar atau tunangan Hanabi, mereka tidak benar-benar yakin. Tapi dia sering datang ke Scarlet Ramen, dan asal kalian tahu, dia menakutkan. Namanya Hanzo dan Hayabusa bilang dia mungkin anggota Yakuza atau sesuatu. Gusion merasa tidak sulit untuk percaya hal itu.

"Lebih baik tidak membuat Mrs. Scarlet marah kecuali jika kau ingin Hanzo memotong asetmu."

"No shit, Sherlock." sarkas Hayabusa kemudian mengambil kain pel untuk memulai membersihkan
lantai.


Gusion sedang di luar, sibuk memindahkan kantong sampah satu persatu ke dalam tong sampah besar ketika hal itu terjadi. Sebuah mobil mercedes silver berhenti tiba-tiba dengan deritan rem nyaring terdengar, pengemudi sepertinya menginjak rem begitu keras ketika sebuah Jeep jelek berhenti tiba-tiba di depannya. Mobil mereka bertabrakan sedikit dan telinga Gusion sakit mendengar lengkingan klakson.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dangerous Romance [Bahasa Vers]Where stories live. Discover now