#PROLOG

288 38 10
                                        

Gerimis hujan disore hari bagaikan tirai antara resah dan rindu, kicauan burung terdengar merdu membawa suasana haru yang baru.
Tetesan hujan membasahi sebuah payung hitam milik seorang wanita yang kini sedang berada dekat dengan sebuah batu.

Batu nisan.

Tangannya terulur kedepan mengusap nisan yang kini ukiran namanya mulai memudar.
Satu buket bunga lily putih ia taruh diatasnya.

Matanya terpejam, bibirnya tersenyum simpul ketika mencium aroma hujan yang turun mulai deras, hembusan sepoi sepoi angin menerepa wajah dan rambutnya yang terurai panjang.

Hujan ialah tempat pelarian yang indah baginya, tempat paling mudah untuk menyembunyikan perasaan yang sedang membuncah ruah

"Maaf, aku tidak bisa berbohong untuk tidak bersedih. Aku tidak bisa menahan air mataku saat aku sedang merindukanmu. Aku tidak mampu untuk langsung berdiri jika aku sedang terjatuh. Karena kehilanganmu telah mengubah seluruh hidupku... Ibu." Batinnya lirih

Bulu mata lentik itu kini sudah basah oleh tangisnya yang mulai pecah

Dari kejauhan, seorang laki laki berpostur tinggi dengan baju basah mulai menghampiri perempuan tersebut kemudian berjongkok.
Tangannya yang kekar mengusap lembut punggung perempuan kesayangannya itu,

"Ketenangan bukanlah berdiri di bawah payung ketika hujan, tetapi ketika kamu bisa menari di bawah rintikan hujan" Ucap laki laki itu yang diyakini adalah ayahnya.

Mata sayu yang terpejam itu kini mulai terbuka setelah mendengar suara yang dikenalnya.
Kepalanya mulai menengok kearah orang yang saat ini sedang memegangi punggungnya.

"Ayah?" Tanya nya sedikit kaget karna melihat orang tersayangnya itu kini basah kuyup terguyur hujan

"Lepas payungmu, mari menari ditengah rintikan hujan bersamaku Lily" Ujar ayahnya yang langsung diberi anggukan oleh wanita yang dipanggil Lily.

Ia langsung melepas payung yang saat ini sedang ia genggam.
Kemudian genggamannya ia alihkan pada tangan orang yang sangat disayanginya.

Perlahan ia mulai menari dibawah derasnya air hujan.

Senyumnya merekah, bak bunga mekar yang baru saja tersiram hujan

Senyumnya merekah, bak bunga mekar yang baru saja tersiram hujan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lily Pov

Dia selalu memiliki cara terhebat dalam menghadirkan senyumku, selalu berusaha menginspirasi hariku perihal mimpi-mimpi yang baru aku niatkan. Sosoknya tak pernah berhenti memberi banyak pelajaran berguna di dalam hidupku. Aku bahkan selalu kehabisan kata kata dalam hal memujinya.

Hari-hariku selalu indah saat ia ada di sampingku. Ceritanya selalu menjadi hal yang selalu aku tunggu. Aku tidak pernah takut perihal bahaya, karena kharismanya mampu meluluhlantakkan segala ancaman. Siapa saja tahu bahwa ialah pahlawanku.

Jika saat ini rintik hujan tak mampu menghapus sedihku, maka aku berharap matahari datang esok hari membawa mimpi yang baru.

*Tobe Continued*

Lily [ON GOING]Where stories live. Discover now