07. The Party (Pt. 1)

Mulai dari awal
                                    

"Aku sedang tidak mempersiapkan acara pernikahan kami, paling tidak bukan sekarang. Kerjakan pekerjaanmu dengan benar, Nikita. Atau silahkan kalian berkemas."

Disisi lain, salah satu asisten dari Nikita menarik satu dress dari gantungan yang sama. Tatapan Jey masih sangat mengintimidasi seakan mengancam jika kali ini tidak juga berhasil maka Nikita dan dua asistenya harus mulai berkemas. Gia telah memakai mini dress terakhir pilihan dari asisten Nikita. Nampak sederhana karena hanya sebuah dress off shoulder berwarna kuning dengan motif bunga. Potongan lenganya yang panjang membuatnya nampak manis ketika dikenakan. Panjangnya yang tidak melebihi lutut menambah kesan manis namun tidak terlalu kekanakan. Jey mengangguk tipis kemudian pergi meninggalkan Gia bersama Nikita.


Pukul tujuh lebih empat puluh lima, Damian sudah siap dengan mobil mewah berlambang trisula milik Jey, dan sang pemilik sudah rapi dengan setelan serba hitamnya. Pria ini menggunakan jas berwarna hitam ditambah sedikit aksen sapu-tangan yang diselipkan pada kantong jasnya, penggunaan inner berleher tinggi membuat penampilanya santai sekaligus berkelas.

Detik kemudian Nikita membawa buah hasil karyanya berupa seorang Gia yang telah dirombaknya habis-habisan. Polesan make-up nya tipis namun terlihat  sangat cocok dengan Gia. Kakinya terlihat jenjang akibat sepatu hak tinggi yang ia kenakan. Rambut yang biasanya lurus kini menjadi bergelombang dan tesingkap kebelakang telinga kirinya. Nampaknya Jey  sangat puas dengan hasil pekerjaan Nikita. Pria ini menggandeng  'pasanganya' dan menuntunya memasuki mobil mewah yang akan mengantar mereka.

"Sebenarnya kau mau mengajaku kemana?" Tanya Gia penasaran.

"Grand opening hotel baru dari temanku. Aku yakin kau mengenalnya."

Gia mengernyit nampak berpikir.

Beberapa menit perjalanan dan mereka telah sampai didepan sebuah hotel mewah. Lampu flash dari kamera para pewarta mulai menyilaukan mata. Bagaimana tidak, sebuah pembukaan hotel bintang lima yang dihadiri pejabat tinggi hingga public figure kenamaan.

Di ballroom hotel, Gia dan Jey disambut oleh seorang lelaki tampan. Gadis ini mengerutkan dahinya mencoba mengingat wajah lelaki tersebut. Senyuman Gia mengembang ketika mendapati sosok seorang gadis yang sangat ia kenal berdiri disebelah lelaki sebelumnya.

"Moon.... astaga, apa kabar?"

Gia menghambur kedalam pelukan teman lamanya tersebut. Ternyata benar yang Jey katakan, hotel ini adalah milik dari 'teman kencan' Moonlight.

"Baik.. kau cantik sekali." Balas Moonlight.

"Terimakasih.. Lama tidak jumpa kau nampak...."

Gia menggantungkan kalimatnya untuk menggoda gadis bernama Moonlight ini. Bukanya tersinggung, gadis yang biasa dipanggil Moon ini justru menertawai pikiranya sendiri.

"Kau bersama dengan Hoseok?"

Gia mengedip-ngedipkan matanya dan nampak kebingungan, melihat respon temanya membuat Moon juga ikut menjadi bingung. Suara deheman disertai kikikan geli dari dua lelaki dibelakang mereka akhirnya membuyarkan aksi bingung diantara dua gadis ini.

"Dia mengenalkan diri padamu dengan nama siapa? Tobias Alaric, Hoseok, atau Jey?"

Lelaki yang sebelumnya menyambut kedatanganya sekaligus pemilik hotel ini nampaknya sangat mengenal prianya. Gia mendongak pada Jey yang sudah berada disampingnya, tatapanya bertemu dengan prianya berharap mendapat jawaban. Namun alih-alih menjawab, pria ini malah melingkarkan tanganya dipinggang Gia kemudian tersenyum.

"Posesif sekali. Kau dan Tae bersenang-senanglah, biar Gia bersamaku. Aku pinjam wanitamu dulu ya.."

Moon menarik Gia menjauh dan mulai memperkenalkanya pada bebrapa undangan. Moon memberikan segelas champage pada Gia untuk teman mereka berbincang.

"Bagaimana hubungan kalian?" Moon memulai percakapan dengan Gia.

"Give and take yang tidak imbang."

"Aku tidak percaya jika bangsawan sepertinya membayarmu murah."

"Hanya give tanpa take. Dia menghabiskan banyak uang untukku, tapi tidak mengambil apapun dariku."

Moon sedikit tersedak minumanya lalu membelalakan matanya. Gadis ini terkejut dengan pengakuan Gia yang baru saja diungkapkan padanya. Moon tahu benar bahwa Gia bukan gadis yang pandai berbohong.

"So, are you still virgin?"

Gia mengangguki pertanyaan Moon lalu menenggak habis champage didalam gelasnya. Gia tidak tahu apakah itu sebuah kenyataan baik atau tidak, mengingat posisinya sebagai wanita sewaan yang seharusnya bertugas memuaskan hasrat tuanya dan bukanya dianggurkan.

.
.
.

♥ —————— To Be Continue ————— ♥

.
.
.




The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang