Part 2

3.9K 144 1
                                    

Ale menatap kedua mata Dinda dengan lembut dan berkata...

" Iya cinta, yang kamu omongin itu benar tapi setidaknya kamu itu harus tetap berusaha dan berdoa sehingga tidak akan ada lagi penyesalan dalam diri kamu. Kamu buktiin donk sama pacar kamu yang brengsek itu. Buat diri kamu bisa berjalan lagi dan buat dia menyesal karena udah ninggalin kamu seperti saat ini, cinta. "

" Stop dokter...!!! Saya tidak ingin mendengar ceramah dokter lagi. Satu lagi, jangan pernah panggil saya cinta lagi. Saya tidak suka, nama saya bukan Cinta. Nama saya...

" Dinda Putri Gayatri, iya kan? Sekarang ayo kita ruang fisioterapi, kita latihan agar kamu bisa berjalan lagi seperti semula. "

" Nggak mau...!!! Saya nggak mau latihan...!!! Pergi...!!! "

" Cinta, memangnya kamu nggak mau jalan berdua berdampingan dengan aku di altar pernikahan kita berdua nanti? "

" Apa...?!?! Altar pernikahan...??? "

Ucap Dinda sangat kaget. Ale langsung menggendong tubuh Dinda dan meletakkannya di atas kursi roda. Ale pun langsung mendorong kursi roda Dinda menuju ke ruang fisioterapi. Dinda yang sangat kesal langsung berkata...

" Dokter Ale berhenti...!!! Saya nggak mau pergi ke ruang fisioterapi. Saya nggak mau latihan... "

" Cinta, jangan teriak-teriak gitu donk. Malu tuh dilihatin sama semua orang, malu dilihatin sama anak-anak kecil. "

" Biarin aja..."

" Akhirnya sampai juga, ayo cinta kita latihan biar kamu bisa jalan
lagi. "

" Nggak mau...!!! Saya nggak mau...!!!"

" Kalau kamu nggak mau latihan, aku akan cium bibir sexy kamu ini sekarang juga. "

" Apa...?!?! "

Ucap Dinda sangat kaget dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya sendiri. Ale langsung memegang kedua tangan Dinda dan berkata...

" Kalau kamu nurut sama semua keinginan aku, aku nggak akan macam-macam sama kamu, cinta. "

" Dokter Ale jangan macam-macam sama saya. Saya akan teriak, saya akan bilang sama semua orang bahwa dokter Alendra Wiratama adalah dokter cabul. Kalau dokter macam-macam sama saya, saya akan tuntut dokter Ale. Saya akan buat somasi untuk dokter Ale dan rumah sakit ini. "

" Cinta, sadis amat sih ancaman kamu. Kamu tega banget sih sama calon suami sendiri. "

" Apa? Calon suami? "

" Iya. Ca...lon...sua...mi...!!! "

" What? "

Ale membantu Dinda berdiri dan berpegangan. Mau tidak mau Dinda pun menjalani terapi untuk kedua kakinya. Setelah selesai, Ale langsung menggendong tubuh Dinda, membawa Dinda kembali ke dalam ruang rawat inapnya dan membaringkan tubuh Dinda di atas ranjang. Tiba-tiba Dinda berkata...

" Dokter Ale, saya mau pulang... "

" Cinta, kamu kenapa ngomong seperti itu sih? Kamu kan belum sembuh. "

" Saya tidak punya uang dokter. Kalau saya berlama-lama tinggal di rumah sakit, bagaimana saya bisa membayar semua tagihan rumah sakit. Saya ini sekarang seorang pengangguran. Saya sudah di pecat. Lagi pula mana ada perusahaan yang mau memperkerjakan orang cacat seperti saya. Saya tidak mau menjadi beban kedua orang tua saya. Kedua orang tua saya juga bukan orang kaya, mereka berdua hanya pegawai swasta. "

" Kamu ngapain mikirin biaya rumah sakit ini, Cinta? Semuanya gratis, rumah sakit ini kan milik keluarga aku. Aku kan calon suami kamu. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Perasaan aku sejak 10 tahun yang lalu sampai sekarang tidak pernah berubah sedikit pun. "

" Apa? 10 tahun yang lalu? Maksud dokter apa? "



Love Bus (1-11 End).Where stories live. Discover now