05

22 13 0
                                    


" Zahrah "

Panggil anna sambil menuju kearahnya . Gadis berdarah arab itu tak menanggapi panggilan temanya . Anna menepuk bahu kananya .

" Apa itu yang kau harapkan ? Persahabatanmu dan vanya berantakan ? "

Zahra menundukkan kepalanya . Ujung sudut bibirnya sedikit melekung tersenyum . Ia melepas selang infus ditanganya dan beranjak keluar ruangan tersebut . Anna menarik lengan zahrah .

PLAKK

Zahrah menepis tangan anna keras . Ia melanjutkan langkahnya keluar ruangan tersebut.

. . .


Zahrah menyembunyikan dirinya dibalik pohon besar di belakang kursi panjang yang diduduki oleh vanya .

" Apa yang harus kulakukan ? Aku tidak salah . Bukanya dia yang harus meminta maaf ?
Tidak . Mungkin aku terlalu kasar padanya "

Zahrah melangkahkan kakinya , langkahnya terhenti . Laki laki tinggi semampai itu menata tajam padanya .

" Apa kau yang membuatnya seperti ini ? "

Zahrah diam dan menundukkan kepalanya .
Sambil menahan air matanya yang sebentar lagi akan tumpah .

" Tidak usah menangis . Tidak ada gunanya .
Selesaikan masalahmu baik baik . Aku tidak ingin melihat adikku menangis "

Air mata zahrah tumpah . Muhammad memandang zahrah datar . Ia merangkul zahra menjauh dari tempat vanya .

. . .


" Minumlah "

Ucap muhammad sambil menyodorkan sebotol air minum yang dari tadi ia pegang .
Zahrah segera menerima botol tersebut dan meminumnya .

" Terima kasih kak "

Ucap zahra yang sudah agak tenang setelah menangis . Muhammad mengusap lembut kepala adiknya .

" Bisa kau janji pada kakak ? "

Zahra mengedipkan matanya terkejut

" Janji apa kak ? "

Sambil menatap adiknya , muhammad mengucapkan sebuah kalimat tanpa bersuara . Zahrah sedikit mengerutkan

" Apa yang kakak ucapkan ? "

Muhammad tersenyum .

" Suatu saat nanti . Kau akan tahu maksud ucapan tadi . Kakak pergi dulu "

Muhammad berdiri dan melangkahkan kakinya menuju zafran yang sedari tadi menunggunya .

" Dasar aneh "

Ucap zahra menggelengkan kepalanya menatap kepergian kakaknya

. . .


Angin malam berhembus . Dingin dan sejuk . Namun tak berpengaruh pada gadis berdarah arab tersebut .
Zahra memeluk qur'an hafalanya . Wajahnya mengadah ke langit menatap gemerlap bintang di langit malam . Bulan penuh yang bersinar terang di hadapanya perlahan tertutup awan . Ia menutup pelupuk matanya . Perlahan ia membuka matanya . Bulan tersebut sudah hilang . Entah kenapa membuat gadis tersebut tampak sedih .

" Zahrah .... "

Panggil aisyah yang sudah berdiri disamping zahrah

Zahrah hanya meliriknya , pandanganya masih tertuju pada bulan yang menghilang tertutup awan .

Aku Kamu Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang