1. Murid Baru

98 15 11
                                    


Tak ada yang lebih menyebalkan selain duduk berdekatan bersama lelaki dingin nan menyebalkan.

-Violin Grisella Algezza

***

Diberitahukan kepada seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fotografi, diharapkan berkumpul di ruang OSIS segera.

"Lah? Ruang OSIS? Udah jauh-jauh gue kesini," gerutu gadis bernama lengkap Violin Grisella Algezza.

Pasalnya, dari kelasnya ke ruang fotografi itu jaraknya dari ujung ke ujung sekolah. Jauhnya seperti mengembalikan kitab suci dari Timur ke Barat, tapi malah pindah ke ruang OSIS yang letaknya hanya 100 meter dari kelasnya.

"Ini sih buang tenaga namanya." Dihentak-hentakkan kakinya kesal. Andai ia punya kekuatan super, sekarang pasti akan muncul bekas retakan di lantai.

"Kenapa baru datang?" tanya seorang siswa begitu kepala Violin muncul di ambang pintu. Melihat badge berwarna merah di lengan siswa tersebut, Violin membatalkan niatnya untuk balik mengomel. Badge merah kan milik senior. Alhasil, Violin hanya mengunakan kata maaf sambil menunduk dalam.

"Karena semua udah lengkap langsung kita mulai aja ya?" kata senior lain begitu Violin duduk di salah satu bangku.

"Hari ini coach nggak bisa hadir karena ada acara, tapi kegiatan akan berjalan seperti biasa. Jadi saya harap kerjasama kalian," ujar senior lain dengan penuh ketegasan. Matanya menyusuri seluruh ruangan memastikan semua mendengar instruksinya.

Violin merasa tidak nyaman di tempatnya, rasanya seperti ada sinar laser yang melubangi punggungnya. Berpura-pura menyamankan duduknya, ia melirik ke belakang. Di sana, ada sosok yang menatapnya dengan aneh. Violin merinding dibuatnya.

"Nggak pernah lihat orang apa ya?" gumam Violin berpura-pura tidak peduli.

"Oh iya. Kita punya teman baru. Silahkan berdiri." Senior itu menunjuk ke belakang Violin, tepatnya ke manusia aneh yang menatapnya Violin seperti objek langka.

"Saya Refalion Alvaro Sheo. Murid baru di sekolah ini."

Violin mendengus malas,

Perkenalan macam apa itu? cibirnya dalam hati. Sepertinya teman barunya ini masuk golongan irit bicara.

"Untuk tugas kali ini adalah tugas kelompok. Nanti kalian akan dibagi satu kelompok dua anggota," belum selesai senior itu berbicara suasana ruangan tiba-tiba menjadi riuh, "biar adil kita pakai undian untuk menentukan kelompoknya."Helaan protes langsung terdengar begitu senior itu menyelesaikan kalimatnya.

Lalu mereka mengambil undian yang telah disediakan. Sebelum mengambil undiannya, Violin berdoa semoga ia mendapatkan partner yang menyenangkan. Terutama yang bisa bekerjasama dengan baik.

"Sudah semua kan?" Tanya kakak senior yang dijawab anggukan, " Silahkan dibuka dan langsung duduk di samping partner kalian." perintah kakak senior. Dalam sekejap, ruangan itu ramai baik karena pekikan senang atau gerutu kekecewaan karena tidak mendapat partner sesuai harapan.

"Nomor 3?" Violin menoleh ke sekitar. Melirik kertas milik teman-temannya. Lalu Violin terkejut ketika cowok aneh tadi tiba-tiba menggeser kursi dan duduk disampingnya.

"Kita satu kelompok," ucapnya datar.

Sedangkan Violin memekik kesal dalam hati. Dari sekian orang kenapa harus sama dia, sih? batinnya.

Tentu saja protes itu hanya Violin suarakan dalam hati. Mana berani Violin melawan titah coach fotografi yang terkenal garang. Meski ia berniat untuk menukar teman sekelompok, tapi ia urungkan mengingat minggu sebelumnya coach hampir 'menelan' seorang siswa yang ingin bertukar kelompok.

"Emang kenapa kalau sama dia? Kalian satu ekstrakurikuler. Kalau yang satu esktra kurikuler aja nggak akrab, bagaimana dengan yang lain?" kurang lebih begitu ceramah coach yang masih diingat Violin.

Semangat Olin! batin Violin menyemangati dirinya sendiri.

"Udah selesai ngelamunnya?"

"Ha? Apa?" Violin tergagap. Matanya melotot sedang mulutnya terbuka, bukan ekspresi yang cantik untuk ditampilkan di depan cowok ganteng.

"Dengerin petunjuk untuk tugas kita. Jangan ngelamun nggak jelas, kecuali ngelamun bisa kasih kita nilai bagus," ujar cowok itu judes.

Violin mendengus malas. Percuma ganteng tapi kelakuan minus, cibir Violin dalam hati.

Happy Reading in our project, guys!

Thank your for reading!

Krisarnyaa

(17 September 2019)

By: kimailan

ComeBack [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang