[vol. 2] 10. Kebohongan, Ketulusan, dan Kebodohan

Mulai dari awal
                                    

Niatan Angkasa kian urung, ketika ia mendengar sebuah jawab selanjutnya, yang benar-benar tidak ia sangka hal itu terlontar dari mulut Sakura.

"Sebenernya lo nggak perlu ngawasin gue," timpal Sakura, enteng, yang kemudian kembali lanjut menyusun. "Karena gue tau betul apa yang harus gue lakuin sekarang."

Kini semua kebingungan Angkasa terjawab. Sikap Sakura yang berubah drastis terhadapnya dalam waktu singkat, nyatanya memang ada maksud lain di balik itu semua.

"That sounds good. But fyi, misi ini, tuh, penting banget bagi Lola. Jadi alesan utama gue di sini buat bantu temen gue untuk memperlancar semuanya. Dan lo sendiri juga butuh uang itu secepatnya, kan?"

"Iya. Gue pasti menjalankan semuanya. Cuma aja gue butuh waktu aja. Karena cowok yang kayak Angkasa itu nggak bisa ditaklukin pake cara yang biasa-biasa aja. Atau yang lempeng-lempeng aja. Jadi―"

"Angkasa!"

Fokus Angkasa teralihkan saat tiba-tiba saja terdengar suara Putra yang memekik meneriakkan namanya.

"Lama amat lo. Ketemu kagak?"

Alih-alih menjawab, Angkasa hanya mengangguk sambil menunjukkan sebuah flash disk di tangannya pada Putra.

"Kamu tahu lagu Simple Plan yang saya bilang lagu itu salah satu lagu favorit saya?" Sesaat Angkasa bertanya.

Sakura bergeming. Sampai kemudian ia teringat akan sebuah lagu Simple Plan, yang Angkasa katakan bahwa lagu tersebut merupakan lagu favoritnya.

"Oiya? Lagu favorite Kak Angkasa apa?" Seketika Sakura tersenyum cerah, karena akhirnya ia tidak perlu berbohong dan menipu lagi dengan berpura-pura menyukai sesuatu yang sebenarnya malah tidak ia ketahui sama sekali. Persis seperti yang dilakukannya saat bertanya soal buku bacaan.

"Your Love Is A Lie dan Perfect. Kamu sendiri?"

"Your Love is A Lie..." gumamnya.

Cold EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang