Grup chat
06.23 PM.
Pembasmi Syaiton
Nadira Roro Lespati
Assalamualaikum, pada di mana, nih? Kok belum kumpul?
Muhzeo.
Waalaikumussalam, maaf, Dir ... ban motor gua tiba-tiba bocor.
Paul.
Maaf, Dir, motor gua mogok. Ini gua lagi di jalan sama Elsa. Mana sepi di kawasan sini. Enggak ada bengkel.
Nadira Roro Lespati
Yah, masa gak jadi, sih?
Muhzeo.
Sabar bentar lagi.
Paul.
Nanti Elsa datang duluan pakai ojek. Tunggu bentar, ya.
Hilmi
Ini gua mau berangkat, Dir. Gua bawa banyak barang sekalian mau ngajak setannya mabar.
Nadira Roro Lespati
Hilmi! Ngaco lo! Jangan sembarangan ngomong!
Hilmi
Astaghfirullah, maafkan Hilmi, Ya Allah. Hilmi bercanda aja, kok. Kan siapa tau setannya bisa naikin ranked, ekwkwk..
Paul.
Halah, afk baru tau rasa lu!
Nadira Roro Lespati
Astaghfirullah, jangan main-main!
Paul.
Ampun, Nyai.
Aku pun menaruh ponsel dan memutuskan untuk mengambil air putih. Sekadar untuk menghilangkan rasa haus. Semoga saja rencana malam ini tidak gagal.
Daripada menunggu lama dengan aktivitas gabut, akhirnya aku memutuskan untuk menulis sebentar untuk sekadar menyapa pembaca blog-ku.
"Dir!"
"Astaghfirullah!" Aku menoleh sambil mengelus dada, memastikan siapa orang yang berani-beraninya mengagetkanku.
"Loh, Hilmi? Kok kamu bisa masuk?" tanyaku penasaran.
"Lah, tadi kan dibukakan pintu sama mamah lo. Dia bilang lo ada di kamar. Terus dia langsung buru-buru lari masuk ke kamar mandi. Kebelet mungkin," sahut Hilmi dengan santai.
Aku agak meneguk ludah dan menatapnya tak percaya.
"Lo kenapa, sih?" tanyanya yang ikut bingung sembari menatapku.
Drt ... Drt ....
Aku melihat ke arah layar ponsel yang menunjukkan bertenggernya satu pesan masuk.
"Nih, baca deh!" perintahku seraya menyodorkan benda pipih itu kepada Hilmi.
My Sweetie Hero💖
Assalamualaikum, sayang. Mamah pulang sekitar jam 9-an, ya. Kamu kalau ingin ke sekolah hati-hati. Baca doa terus. Jangan takut, oke❣️.
Hilmi terlihat tertegun sambil menatapku dan seolah-olah berkata, "lalu, tadi itu siapa?"
YOU ARE READING
Bisikan Mereka ✔
HorrorRevisi terbaru. "Dira ...." "Dira ...." "Pergi! Kau siapa?" Aku menutup telinga kuat-kuat sembari memekik dalam hati di tengah gelapnya ruangan kamarku. Aku hanya bisa bersembunyi di balik selimut dengan perasaan campur aduk. "Aku tahu kamu dapat m...