- 88.2 - Terungkap : Caught In A Trap [Flashback] 🔞

5.9K 860 122
                                    

Okelah update lagi^^

Meski bukan NC, tapi chapter ini khusus untuk dewasa yaa.. Yang masih bocil lewatin aja, jangan baca.

Kalau masih kekeuh, dosa tanggung sendiri yaw..

Oh iya, awas sange 🌚

Enjoy!




-----





Author POV

Jam 10 pagi, Jeno sudah siap untuk berangkat ke kampus.

Di tengah perjalanan, ia melihat Yeri yang tengah di rampok, makanya Jeno berhenti untuk menolong Yeri.

Meskipun ia ingin bersikap tidak peduli, tapi ia selalu ingat ke Y/n jika lihat Yeri. Ia membayangkan kalau seandainya itu Y/n yang di rampok dan tidak ada yang mau menolongnya. Makanya Jeno mau tidak mau harus menolong Yeri.

Jeno melawan perampok itu. Hingga akhirnya perampok itu kalah dan langsung pergi.

"Lo gakpapa?" Tanya Jeno.

Yeri mengangguk sambil terus menangis. Di saat yang bersamaan, seseorang membekap mulut Jeno dengan sapu tangan dari belakang. Jeno mencium sesuatu dari sapu tangan itu yang membuatnya pusing dan tak sadarkan diri.

Yeri tersenyum, lalu menghapus air mata palsunya.

Yang membekap mulut Jeno adalah Moonbin. Ia membantu Yeri memasukkan Jeno ke dalam mobil Jeno. Lalu mereka pergi dengan Moonbin yang menyetir, sedangkan Yeri duduk di belakang bersama Jeno yang tak sadarkan diri.

"Jeno sayang, sebentar lagi lo bakal jadi milik gue selamanya." Ujar Yeri.

Perampok tadi adalah suruhan Eunwoo dkk. Ini bagian dari rencana mereka bersama Yeri.

Sesampainya di apartemen dimana Yeri tinggal, Moonbin membawa Jeno dibantu Sanha yang mengikuti dari belakang pakai motor.

Tidak akan ada yang peduli pada apa yang mereka lihat. Orang-orang di apartemen ini memang hidup masing-masing, tidak seperti tetangga pada umumnya.

Moonbin dan Sanha menjatuhkan tubuh Jeno diatas kasur. Membuat posisinya terlentang, lalu tangan dan kaki Jeno diikat di tiang kasur.

"Thanks. Sisanya serahin sama gue." Kata Yeri yang diangguki oleh Moonbin dan Sanha.

Setelah keduanya pergi, Yeri melepaskan bajunya hingga menampakkan tank top hitam yang ia kenakan. Lalu naik ke atas kasur, tepat di atas Jeno.

Kemudian, ia mengecup singkat bibir Jeno sebelum beralih ke leher putih milik lelaki tampan itu.

Ia mengecup dan menghisapnya. Perlahan, menggigit pelan leher Jeno untuk membuat tanda kemerahan disana.

Jeno masih pingsan. Matanya terpejam yang terlihat sangat manis.

Tangan Yeri juga dengan nakal memegang 'kepunyaan' Jeno dan agak di remas kecil. Habis itu menyingkap baju Jeno. Mengusap perut kotak-kotak milik lelaki tampan itu dengan lembut.

Bibirnya teralihkan ke bibir manis Jeno. Ia mencium, menghisap, dan menggigit bibir Jeno yang terasa sangat manis itu.

Merasakan sesuatu, Jeno membuka matanya. Mengerjap beberapa kali sebelum sadar dengan apa yang sedang terjadi.

Matanya membulat, kemudian segera merapatkan bibirnya. Hal itu membuat Yeri yang tadinya sedang menikmati bibir Jeno jadi kaget.

"Hm? Udah bangun ya sayang?" Tanya Yeri.

"YERI!! LO—" Jeno diam saat tidak bisa bergerak. Ia baru menyadari bahwa tangan dan kakinya sedang diikat.

Jeno berusaha untuk melepaskan diri, namun talinya terlalu kuat mengikat tangan dan kakinya.

"YERI!! LEPASIN GUE!! AKH!!" Jeno mengerang saat merasakan tangan Yeri yang mengusap 'kepunyaan' nya itu.

"BANGSAT!! YERI!!" Bentak Jeno.

Yeri tertawa, lalu menjauhkan tangannya dari 'kepunyaan'Jeno.

"Hm... Punya lo gagah ya." Katanya.

"ANJING YA LO!! LEPASIN GUE!!"

"Gak mau. Ini hukuman buat lo yang gak mau nurut sama gue, sayang." Kata Yeri lagi sambil mengusap perut Jeno.

"YERI!! LEPASIN TANGAN LO DARI PERUT GUE!!"

"Hmm... Gak mau juga. Gimana ya, abisnya lo menggoda banget sih Jen." Setelahnya, ia mencium singkat leher Jeno.

"AKH! YERI!!"

Meskipun Jeno seorang lelaki, tapi ia adalah tipe lelaki yang bisa menahan hawa nafsu saat ada 'sesuatu' yang bisa memancing nafsu birahinya untuk keluar.

Lalu, Yeri menyingkir. Ia mengambil sesuatu dari dalam laci.

Sebuah suntikan.

Mata Jeno membulat. "Yeri! Lo mau ngapain?"

Yeri tersenyum miring dan mendekat.

"Ye-Yeri!! Lo jangan main-main ya!! Yeri!!"

"Gue gak main-main kok. Gue serius tau. Ini tuh cairan.... perangsang?"

Mata Jeno makin membulat. "YERI!! ANJING!! GUE GAK MAU!!"

Yeri tertawa, "Enggak lah sayang. Ini cairan yang bakal bikin kepala lo pusing. Abis ini, baru gue kasih obat perangsang."

"GUE GAK MAU!! AKH!! YERI!!"

Jeno menarik-narik tangannya, berharap talinya itu dapat putus. Tapi.... Yeri berhasil menyuntikkan cairan itu ke dalam tubuh Jeno.

Beberapa detik kemudian, kepala Jeno benar-benar terasa pusing. Apa yang ia lihat terlihat berputar-putar.

Alih-alih membiarkan Jeno, Yeri mengambil hp nya. Ia kirim chat ke Y/n, menyuruhnya datang kesini. Y/n tidak punya nomornya, jadi Y/n tidak akan tau bahwa yang kirim chat itu adalah Yeri sendiri.

Setelahnya, Yeri melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki Jeno.

Jeno segera bangun dan berjalan menuju pintu meski jalannya itu oleng. Ia harus pergi dari sini.

Tentu saja Yeri tak membiarkan hal itu terjadi. Ia menarik tangan Jeno mendekati kasur, lalu membuat posisi seperti yang ia inginkan.

Yeri berada di bawah, dan Jeno yang di atas. Tangannya melingkar di leher Jeno. Membawanya mendekat untuk berciuman.

Jeno sudah berusaha menolak walau kepalanya benar-benar pusing tak tertolong. Sesekali kepalanya terjatuh ke kepala Yeri. Tapi ia segera bangun lagi.

Kakinya menapak di lantai, kedua tangan berdiri di setiap sisi tubuh Yeri, menopang tubuhnya. Namun tetap saja ia akan kalah setiap kali Yeri menariknya mendekat.

Kedua tangan Jeno meremat kuat seprai kasur ketika Yeri menggigit bibirnya. Semakin kuat saat Yeri beralih mencium lehernya dan agak menggigit.

Disaat pusing seperti ini, tentu saja tenaga Yeri lebih kuat dari Jeno yang berada di bawah pengaruh cairan itu.

Namun, Jeno tetaplah Jeno yang pantang menyerah. Ia memfokuskan otak dan matanya yang meracau. Ia harus bisa lepas dari Yeri.

Bertepatan dengan itu, Y/n dan Jaemin datang.










TBC

Hey Idiot, I Love You : Jeno X You [SELESAI]✓Where stories live. Discover now