35 - At 10 O'clock

9.5K 1.5K 240
                                    

Skip>>>

Hari sabtu ...

Jam 10 pagi

"Jen," Panggil Y/n sambil menggoyang-goyangkan lengan Jeno.

Jeno yang tengah tidur tengkurap, menggeliat kecil.

"Jen~~" Panggil Y/n lagi.

Jeno membuka matanya sedikit, "Napa?"

"Jalan-jalan yuk??"

"Kemana?"

"Kemana aja, yang penting jalan-jalan. Yuk??"

"Males ah." Jawab Jeno seraya mengeratkan pelukannya pada bantal.

"Ih Jeno, ayo dong~"

"Gamao."

Y/n menggeram. Kemudian menarik selimut yang menutupi tubuh Jeno.

"Yakk!!" Pekik Y/n. Karena saat selimut nya tersingkir, ternyata Jeno tidur dalam keadaan telanjang dada. Beruntung keadaannya sedang tengkurap. Kalau terlentang kan perut kotak-kotak nya bisa kelihatan 🌚🌚

Y/n segera menutupi punggung Jeno dengan selimut itu. "Lo ngapain sih tidur gak pake baju?!"

"Suka-suka gue. Kamar-kamar gue."

Y/n terduduk di lantai. Menjatuhkan kepalanya di atas kasur hingga wajahnya berhadapan dengan wajah Jeno dengan jarak yang sangat dekat.

Ia memperhatikan wajah tidur Jeno. Lekat dan berbinar.

Seandainya lo bisa selembut Jaemin, mungkin gue udah suka sama lo, Jen. Lagi tidur gini, muka lo keliatan adem. Gaada jutek. Gaada nyebelin. Gaada ketus. Gaada sombong. Batinnya.

Senyum terulas manis,

Jeno, lo itu ganteng. Ganteng banget. Idung mancung. Mata sipit. Senyum manis. Bentuk bibir bagus. Rahang terbentuk dengan sempurna. Badan tinggi kekar. Wajah mulus. Kehidupan serba cukup. Seharusnya lo punya sifat kayak Jaemin. Seenggaknya seperempat dari seratus persen.

Setelahnya, Y/n mencebik lucu.

Kenapa sih lo gak bisa kayak Jaemin? Apa Jaemin cuma satu-satunya di dunia? Gaada replika nya gitu?

Tangan Y/n terangkat untuk menyentuh lembut pipi Jeno. Mengusap-usap nya menggunakan ibu jari. Dan terus menatap intens wajah Jeno.

Namun.... Tiba-tiba Jeno membuka matanya perlahan. Lalu mengerut bingung ketika merasakan tangan Y/n berada di pipinya.

"Lo ngapain?" Tanya Jeno.

"Temenin gue jalan-jalan, mau ya?" Y/n meminta tanpa melepaskan tangannya dari pipi Jeno.

"Gamao. Males."

Y/n mendengus sebal, "Yaudah. Gue minta temenin Jaemin aja."

Mata Jeno membulat, lalu menahan pergelangan tangan Y/n ketika Y/n hendak berdiri.

"Yaudah iya."

Jeno membuang napas pelan. Mata kembali terpejam. Dan tangannya menarik tangan Y/n untuk di tempatkan di pipinya, seperti tadi.

"Tunggu bentar lagi." Kata Jeno.

Y/n yang sudah kembali duduk di lantai, diam saja saat Jeno terus menggenggam tangannya. Menumpu kan dagunya di atas punggung tangan yang tersimpan di atas kasur. Matanya tak lepas untuk menatap wajah Jeno.

Baru bangun tidur aja lo udah ganteng, Jen. Hm.... Lo punya sifat kek Jaemin, udah meleleh gue. - Y/n

Jeno membuka salah satu matanya, "Mau jalan-jalan kemana?"

Hey Idiot, I Love You : Jeno X You [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang