2 二

666 85 21
                                    

"二十四." [N-Nijūyon.]
"Du-dua puluh empat."

"続ける." [Tsudzukeru.]
"Teruskan."

"二十五...." [ni-ju go ARGHHH....]
"Du-dua puluh lima ARGHHH...."

Klakkk!!

Suara teriakan milik korban menggema diruang bawah tanah. Masih berdaya, bertahan di sisa-sisa hidupnya. Ekstermitas atas dan bawahnya mulai bergetar, menahan rasa sakit yang sudah menjalari kesekujur tubuhnya, saat tang berkarat seberat seratus gram itu menarik kuku-kuku kakinya secara paksa. Perlahan, darah segar mengucur dari bekas perlekatannya.

Begitu menarik, bagi pria dengan seringaiannya yang begitu menakutkan.

Suga, dalang dibalik semua penyiksaan ini. Sudut bibirnya terangkat secara tak simetris. Matanya menyiratkan kegelapan, begitu menikmati aktifitas yang cukup memuaskan sebelum bergerak lebih maju lagi.

Indahnya. Batinnya dengan mendalam.

Indah?

Hal yang justru begitu sadis dan menjijikan bagi orang lain yang melihatnya, justru bagaikan sebuah karya seni yang begitu indah di kedua iris gelap miliknya.

Gila!

"続けると言った!" [Tsudzukeru to itta!]
"Sudah kubilang teruskan!"

" 二十六...." [N-Nijūroku....]
"D-dua puluh enam...."

" すがさん."
"Suga-san."

Pria yang dipanggil Suga ini menghentikan aktifitas kejinya, mengalihkan pandangannya kearah belakang dan mendapati perempuan muda berbadan tegap dengan surai panjang datang berjalan menghampirinya. Tangan perempuan bermata monolid itu menyilang tepat didepan dada, menggelengkan kepalanya, seolah-olah merasa jengah saat ia menangkap kebiasaan bosnya yang tidak pernah hilang sejak dulu. Jujur saja, semua kegiatan bosnya ini hanya membuang-buang waktu saja. Perempuan itu tak suka melihatnya. Akan lebih baik jika sekalian saja langsung dibuat menjadi bangkai dan tak perlu disiksa. Ujung-ujungnya hanya merepotkan dirinya dan rekan kerjanya untuk membersihkan bekas-bekas penyiksaan itu.

"Hmm...."

" ちょっと止まりますか?これよりも重要なことがあります." [Chotto tomarimasu ka? Kore yori mo jūyōna koto ga arimasu.]
"Bisakah kau berhenti sebentar? Ada hal yang lebih penting dari ini." Amuk perempuan itu dengan berani.

Suga berdiri, sengaja menyamakan langkahnya pada perempuan yang sudah ikut menunggunya di basement. Tangannya menaruh tang berkarat diatas mejanya dengan rapih, tak lupa tangannya ikut merapihkan kancing tuxedo dengan sekali tarik.

Kakinya berjalan mendekati perempuan didepannya. Tak gentar, perempuan itu sama tenangnya dengan Suga. Bahkan ia begitu santai dengan kedua tangan yang masih menyilang didepan dadanya, tanpa mengalihkan tatapannya dari pria keji yang mendekat kearahnya.

" 吸う、あなたはとても退屈だ." [Suu, anata wa totemo taikutsuda.]
"Menyebalkan, kau sangat membosankan."

Bahu milik perempuan yang masih bertahan ditempatnya itu, ditabrak dengan sengaja oleh Suga. Matanya memejam berusaha menarik napasnya dengan panjang, mengontrol emosinya yang hampir membludak akibat sifat kekanak-kanakan milik bosnya ini.

See?!

Kemana perginya monster yang ada di dalam diri pria psikopat ini. Perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk menyusul keperian Suga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Stockholm SyndromeWhere stories live. Discover now