⚜ Prolog

1.1K 170 19
                                    

Seorang pria dengan setelan Tuxedo hitam tengah duduk dengan santai sambil menghirup hasil pembakaran dari serbuk-serbuk tembakau yang telah ia kepit diantara kedua jari tengah dan telunjuknya. Sesekali ia menyentil batang rokok tersebut untuk mengurangi serbuk yang sudah mulai habis terbakar tepat diujungnya. Sementara itu, tangan kanannya masih siap sedia dengan pisau lipat berukuran kecil yang sudah dilumuri dengan cairan kental berwarna merah pekat. Lolongan minta ampun tidak menjadikan dirinya untuk menghentikan aktifitas gilanya itu, teriakkan minta ampun yang terdengar begitu lirih mengenai kedua rungunya. Ia begitu menikmati suara yang hampir tercekat dengan rintihan rasa sakit yang keluar dari mulut mangsanya. Menurutnya, suara itu terdengar seperti alunan melodi lembut yang menjadikannya hal yang paling menarik saat melakukan hal-hal seperti ini.

Ia mendekati kedua orang yang hampir sekarat didepannya itu, tangan kanannya terangkat sambil memainkan sisi pisau kearah pipi yang sudah dipenuhi dengan sayatan hasil dari karya dirinya sendiri dengan rasa berbangga hati.

Gila!!

Satu kata yang mampu menguasai gambaran dirinya. Satu kata dengan beribu makna didalamnya...

"誰があなたを送った? " [Dare ga anata o okutta?]
"Siapa yang mengirim kalian ?"

Suara yang begitu tenang, namun terkesan menakutkan. Aura gelap yang begitu melekat pada dirinya begitu terasa menyelimuti atmosfir di sekitar. Bak sosok monster mengerikan bagi kedua orang yang berada didepannya.

Peluh keringat dan aliran darah menjadi satu. Getaran hebat dari tubuh sang korban penganiayaan begitu terlihat jelas karena ketakutannya yang menjadi-jadi.

"死んで見えますか? " [Shinde miemasu ka?]
"Cari mati, huh?"

Benda tajam yang terlihat mengkilap dan tajam tengah ia tancapkan pada kelopak mata sang korban hingga menembus bagian orbitanya. Suara teriakan dari korban yang begitu memekakkan telinga beriringan dengan suara tawa yang terdengar begitu puas namun menyeramkan bercampur menjadi satu.

Min Suga.

Tawa pria bertangan dingin itu terdengar sangat berat dan menakutkan. Tak segan-segan ia mencungkil kedua bola mata yang menjadi sasaran empuk untuk pisau kecil kesayangannya. Karena merasa hasratnya yang belum puas sama sekali, ia mengiris telinga sang korban hingga terlepas dari perlekatannya. Darah segar mengucur saat pembulu darah yang berdekatan pada telinga sang korban terpotong akibat perlakuan kejinya. Jam tangan mahal bermerekkan Rolex miliknya kini telah berlumuran darah. Wajahnya yang putih dan bersih bahkan sudah terlumuri dengan cipratan cairan merah nan kental tanpa disengaja.

"今あなたの番です." [Ima anata no bandesu.]
"Sekarang, giliranmu."

Sekarang tangannya mengarah pada korban keduanya yang sudah tidak berdaya. Seperti biasa, ia akan menanyakan hal yang serupa tanpa rasa bosan sedikitpun.

"誰がここにあなたを送ることを敢えてするか、悪魔!! " [Dare ga koko ni anata o okuru koto o aete suru ka, AKUMA!!]
"Siapa yang berani mengirim kalian ke sini, BRENGSEK!!"

"A-A-Aiden L-"

Belum saja menyelesaikan perkataannya, Min Suga sudah terlebih dahulu menikam bagian atas temporalis sang korban dengan kuat. Mengingat bagian itu sangat keras karena terdapat kerangka didalamnya, tetapi bagi Min Suga, tidak ada hal yang begitu susah untuknya.

"燃やす! " [Moyasu!]
"Bakar mereka!"

Suga memberikan aba-aba kepada bawahannya untuk membereskan sisa-sisa pekerjaannya. Kakinya terhenti, saat salah satu pengikut setia yang sering dielu-elukan kemampuannya dalam hal berbau Teknologi dan Informasi sekaligus Cracker andalannya tengah berdiri didepannya sambil memegang beberapa arsip yang sempat ia minta beberapa hari yang lalu.

Stockholm SyndromeWhere stories live. Discover now