Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MIGUEL
Allegra datang membawa kesepakatan baru untuk proyek di Mojokerto, semalam tidur dengannya, dan ia akan menggelontorkan dana untuk investasi pabrik pengalengan jamur itu. Tentu saja aku menolak.
"For old time sake, Miguel," katanya tersenyum merayu.
"Old time my ass," kataku, "Aku sudah lama menguburnya Allegra, aku menganggapmu sudah mati."
"Jangan bilang kau tidak terpengaruh oleh pertemuan kita beberapa bulan lalu." Allegra masih ngotot.
"Tentu saja terpengaruh," gerutuku, aku melakukan kebodohan yg membuat hampir kehilangan bayiku, "Aku seperti melihat hantu, orang mati muncul di depan mataku."
"Kau yakin tak ingin melewatkan semalam bersamaku?" pancingnya membuka kancing bajunya, memamerkan belahan dadanya yg menggoda.
"Dan tutup bajumu." Kataku tanpa ampun, "Di rumah ada yg lebih baik dari yg kautawarkan, asli bukan hasil suntik silikon, dan tak pernah dijamah lelaki lain.
"Kau .... kau ...." wajah Allegra merah padam karena penghinaanku, "Aku bersumpah menghancurkanmu, Miguel."
Allegra mengancingkan bajunya lagi dan keluar ruanganku dengan marah.
**
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SANDRINA
Garcia lahir sehat dengan panjang 51 cm dan bobot 2900 gram. Aku sempat kuatir ia cacat mengingat aku sempat pendarahan, tapi ternyata fisiknya sempurna. ASIku berlebih, aku menyimpannya beku dalam kantong-kantong khusus untuk itu, melalui seorang relawan yg sering berkunjung ke rumah sakit – rumah sakit, aku bisa mendonorkannya.
Saat mendonorkan ASI aku baru mengerti tidak bisa sembarangan memberikan ASI kepada bayi lain, harus yg berjenis kelamin sama, karena ada larangan menikah antar saudara sepersusuan. Beberapa ada juga yg menolak karena keyakinan berbeda, aku tidak perlu tersinggung niat baikku ditolak, aku harus menghargai pendapat mereka.
