"Sebenarnya aku sakit melihatmu terluka karena ulah mereka, tapi tidak bisakah kau mempertimbangkanku? Sejak dulu aku menyukaimu! Tidakkah cukup hanya jadi milikku saja? Aku berjanji akan membahagiakanmu! Aku akan membawamu pergi dari Negara ini dan kita tinggal berdua nantinya. Aku pemilik perusahaan Plan! Aku putra satu-satunya dari mereka, semua akan jadi milikku! Semua yang aku punya hanya untuk membahagiakanmu!" ucapnya sambil menahan emosi.

"Aim... sudah berulang kali aku katakan jangan seperti ini! Hentikan semua perbuatanmu, tidak akan ada untugnya untukmu, aku tetap pada pendirianku! Cukup! Kau hanya menyakiti diri sendiri!" Kata Plan menegaskan. Mean mencoba mengendalikan emosi dengan keadaan ini. Ingin rasanya dia menghajar orang yang berbicara pada Plan tersebut.

Plan mendorong tubuh itu untuk melepaskan diri. Tidak ada perlakuan apapun dari mahasiswa bernama Aim tersebut. Saat Plan akan melangkah pergi, dia mencengkram tangan Plan kuat.

"Lepaskan Aim ini sakit!" katanya sambil melepaskan genggaman tangan itu. Bisa Mean lihat pergelangan tangan Plan mulai memerah, sebenarnya Mean tidak sabar ingin keluar dan menghajar orang yang menyentuh Plan. Tapi pikirannya masih bisa mengendalikkan dia, Mean ingin mengetahui informasi apa yang terjadi sebenarnya.

"Tidak...tidak..tidak Plan! Jika kamu pergi, aku akan membuat cerita palsu untuk menjatuhkan pamormu di kampus," "Aku akan membuat mereka seribu kali lebih membencimu! Bagaimanapun caranya! Kau harus ikut denganku, aku menyuakaimu Plan! Dari dulu, saat kita junior high school! Sengaja aku mengikutimu masuk di kampus ini! Plan lihatlah aku.. Kau milikku tidak ada yang lain, tidak dengan mereka!" katanya sambil teriak.

"Kau gila lepaskan!" Kata Plan menahan amarah.Saat orang itu akan menonjok Plan, dia menangkisnya dan dengan segera menendang ke arah selangka orang tersebut. Plan bergegas pergi!

Mean tersenyum dari balik loker, dia puas dengan tindakan Plan. "Dasar pengecut!" katanya memandang orang yang Plan tendang dan menampilkan smriknya. "Ucapkan selamat tinggal pada kampus ini," bisa dipastikan setelah Mean mengucapkan kalimatnya, dalam waktu cepat orang itu akan di keluarkan.

Mean segera keluar dan memandang punggung Plan yang semakin menjauh. "Plan semakin mempesona," batinnya. Kemudian mengikuti dari belakang.



####



"Hari yang sial!" guman Plan saat duduk di taman fakultas, dia jengah dengan kelakuan Aim tadi. Dia tidak takut dengan Aim, dia memang punya penyakit kelainan sejak dulu. Bukan hanya dia saja, tapi dengan teman-teman yang lain juga. Satu tujuan Aim sebenarnya, dia ingin memeras Plan. Abaikan kata jika orang tuanya kaya dan pemilik perusahaan, itu semua bullshit!

Yah satu sifat Plan yang Mean ketahui lagi, dia berani!

"Mau mencoba memerasku dengan omongan gila itu?" katanya bergumam."Gila perutku lapar karena dia!" Kata Plan.



####



Selasa Pagi


Ting

Terdengar suara notifikasi pesan dari handphone Mean. Setelah membaca pesan yang dia dapat Mean menjadi kesal. Dalam pesan itu berisi informasi tentang Aim. Apa tujuan dia melakukan itu pada Plan. Kali ini dia bersungguh-sungguh ingin meremukkan tulang rahangnya.


Dia hanya ingin memeras korbannya--- isi terakhir pesan tersebut.


Awalnya dia hanya ingin membully Plan, tapi kelamaan dia mengganti menjadi target pemerasan karena mangsanya sudah berkurang.


"Sialan...!!" kata Mean emosi.

"Kenapa dia bisa kenal dengan orang gila seperti itu?" katanya pada diri sendiri. Apa hanya Aim yang gila? Aku pikir kegilaan itu mulai berpindah pada orang lain! Siapa itu? Entahlah, kalian pasti mengetahuinya.

Seperti pengguntit, mencari informasi diam-diam. Siapa dia? Tebak saja!



####



"Kenapa dengan wajahmu? Kusam sekali!" kata Good saat sarapan di dorm Plan. Good jengah dengan muka Plan, meskipun manis dan menggemaskan. Tapi suara rengekannya bikin sakit kepala.

Beberapa saat kemudian Plan menceritakan kejadian kemarin pada Good. Good kaget! Dia tidak menyangka, ternyata selama ini yang menyebarkan informasi jelek tentang Plan adalah Aim. "Dia memang gila," Good sudah tahu jika Aim memiliki penyakit kelainan sejak dulu, entah apa itu namanya dia tidak mengerti. Yang lebih mengejutkan lagi saat Good membuka info forum Universitas tentang berita Aim yang di DO dan membeberkan kejahatan Aim selama ini. "Siapa yang melakukannya?" kata Good saat bertanya pada Plan.

Sedangkan Plan membalas dengan gelengan, dia tidak tahu itu. Tapi dia bersyukur melihat berita tersebut.


Deer..Derrr... (bunyi panggila dari handphone Plan)


Good melirik sambil bertanya, "Siapa itu?"

"Tidak tahu." Jawabnya.

"Hallo selamat pagi?" kata Plan

"Hallo Plan sayang, ini tante. Ingat kan dengan tante?" katanya bertanya. "Tante? Tante siapa?" pikir Plan.

"Hallo sayang apa kamu masih disana?" katanya lagi. "Ini Momynya Mean, tante sedih pasti kamu tidak mengenali suara tante," katanya dengan suara sedih.

"Oh maafkan Plan tante, Plan tidak fokus tadi," kata Plan dengan canggung.

"Uh tak masalah, tante akan memaafkan mu jika kamu berjanji besok kamu mau makan malam di rumah tante. Ok! Mean akan menjemputmu! Bye sayang, tante merindukanmu," kemudian telephone dimatikan. "Hei apa-apaan ini," batin Plan. Dia belum menjawab tapi sudah diputuskan sepihak.

"Kenapa?" Tanya Good penasaran. "Siapa yang memberikan nomorku kepada Momy Mean?" ucap Plan. Sedangkan Good hanya nyengir di sampingnya.



####



Hai,  i'am back!

Thanks for readers.

Aku ingin menyingkirkan berita negatif sebelum masuk zona perbucinan akut!

Disini progress Plan lambat jadi gemes.

Typo bagian dari seni.

See Yaa!!

HidenWhere stories live. Discover now