Charm

670 79 8
                                    



"Mean... mau kemana kamu?" panggil Saint. Dia penasaran, setelah jam istirahat berbunyi Mean bergegas memasukkan buku dan peralatan tulis ke dalam tas. Entah ini hanya perasaan Saint saja mungkin, sepanjang jam perkuliahan raut muka Mean terlihat sedikit melunak tidak kaku seperti biasanya. Dia sedang bahagia sepertinya, ini hanya tebakan Saint saja. Tumben sekali! Seumur hidup dia berteman dengan Mean sangat jarang melihat wajah Mean seperti ini.


Mean hanya melirik tanpa menjawab dan berjalan menuju pintu keluar.


"Ada apa?" ucap Pert kepada Saint. Saint hanya mengedikkan bahu tanda tidak mengerti. Terkadang jalan pikiran bocah itu susah ditebak, terlalu rumit untuk dipahami orang sepertinya.


Sepanjang perjalanan Mean sesekali menyunggingkan senyumnya samar, hampir tidak terlihat. Dengan langkah tegas Mean berjalan melewati ujung Fakultas Management menuju Fakultas Culinary. Ada yang tahu apa yang sedang Mean rencanakan? Oh mungkin dia ingin makan siang di kantin Fakultas Culinary. Itu sudah menjadi hal lumrah, dia sering makan siang di sana bersama Pert dan Saint.


Dari kejauhan Pert dan Saint hanya memandang dengan tatapan aneh. "Kenapa dia tidak bareng dengan kita?" kata Pert. Mereka penasaran dengan tingkah Mean. Dia kawatir Mean akan membuat masalah dengan Plan. Dulu Pert pikir Mean berubah baik dengan Plan, tapi kenyataannya Mean membuat Plan semakin terluka. Bukan hanya fisik tapi mental, untungnya Plan tipe manusia baik yang tidak ingin balas dendam. Coba banyangkan jika Plan manusia pendendam, dia yakin 100% Plan akan membawanya ke ranah hukum. Melihat bukti yang kuat jika Mean dengan sengaja menyelakai Plan.



####



Saat Mean sampai di kantin dia memutar pandangan ke area sekitar. "Dimana dia?", geram Mean. Dia kemudian pergi menuju ke ruang lain.


"Kenapa susah sekali mencari anak itu?" katanya pada diri sendiri. Sedangkan mahasiswa lain yang melihat Mean jadi heran. 'Apa yang Ai konchai lakukan di kelas mereka?' 'Apa yang sedang dia cari?' ' Uh... ganteng banget!' 'Oh Tuhan,,, sangat tampan', beberapa pernyataan yang terlintas di dalam otak tanpa berani bersuara.


Ckkkttt.... Dia berdecak kesal!


Mean melangkah keluar sekitar selisih 5 kelas dekat gudang yang tidak terpakai, Mean mendengar suara gebrakan yang cukup nyaring berasal dari dalam. Perlahan dia melangkah ke dalam karena penasaran asal suara itu.

"Hemm... sudah berulang kali aku katakan, kamu hanya milikku. Semua keindahah dalam diri yang kamu miliki, hanya aku yang boleh melihatnya. Tidak mereka atau siapapun." Katanya dengan tegas. "Kenapa sulit sekali menerimaku? Aku mengenal kamu sejak dulu! Kenapa tidak memandangku?"


Braaakkk....


"Apa tidak cukup aku menjatuhkan repotasimu di sini agar mereka membencimu, agar mereka menjauhimu? Aku tidak ingin mereka sadar keindahan dirimu dan mulai berlomba merebutkanmu?"

Dari balik loker Mean dapat melihat dua orang mahasiswa. Tidak dapat melihat pasti wajah mereka, satu orang menyandarkan kepala pada mahasiswa satunya. Sedangkan mahasiswa yang lain wajahnya terhalang orang di depan.

HidenWhere stories live. Discover now