THIRD PERSON [2/3]

3.3K 352 143
                                    

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

[you can play the background music if you want to feel it deeper]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

なあ on Pixiv



"Aku pulang," Levi berucap basa-basi, namun tak kunjung ada sahutan dari dalam rumah mewahnya tersebut.

Biasanya, Mikasa akan selalu menyambutnya saat pulang ke rumah. Tetapi, sekarang wanita itu sepertinya tidak sedang berada di rumah. Levi memutuskan untuk menelepon Mikasa.

"Kau dimana?" tanya Levi saat panggilan tersambung tetapi tidak ada suara.

"Halo, Mikasa?"

"Hei, kau mendengarku?"

"Jangan menghubungiku." sahut suara di seberang sana sebelum sambungan terputus secara sepihak.

Levi menatap kesal layar ponselnya yang menampilkan wajah Petra sebagai layar tampilan. Pria tersebut menghela napas berat, membuka galeri dan mengubah wallpaper miliknya. Sepertinya sudah waktunya Levi harus mengganti layar tampilan telepon pintarnya. Tidak tahu kenapa, Levi sekarang merasa asing.

Apa karena terbiasa dengan Mikasa?

Sudahlah.

Levi mengutak-atik benda persegi panjang itu, jari-jarinya bergerak cepat di atas layar, hendak mengirimkan pesan pada sang istri.

Levi melepas sepatunya, merapikan letak sepatu dan mengganti sepatunya dengan sendal ruangan yang biasa ia gunakan.

Perutnya berbunyi meminta makanan. Levi tebak, pasti Mikasa tidak membuatkannya makan malam sebelum pergi seenaknya begitu saja. Tetapi Levi masih saja mengecek makanan ke dapur.

"Oh..." ia terperangah. Mendapati beberapa jenis makanan di atas meja makan dan sebuah catatan kecil yang tertempel di atas meja.

[Jangan lupakan makan malammu dan jangan bergadang. Kau harus mandi dulu sebelum makan malam.

Your Fucking Wife, Sir]

Senyum tipis hinggap di bibir Levi, perhatian Mikasa memang tidak pernah hilang walaupun wanita itu sedang marah sekalipun. Mikasa sangat menjaga kesehatan Levi, bahkan melebihi dirinya sendiri. Belum lagi tanda nama dibawah tulisan itu, Levi benar-benar tidak habis pikir.

Levi menarik kursi, bersiap-siap makan tanpa melepaskan pakaian kerjanya lebih dulu, melanggar pesan Mikasa. Perutnya sudah tidak tahan lagi, apalagi setelah melihat pemandangan surgawi seperti sekarang.

Di tempat lain, Mikasa malah tersenyum malu-malu saat membaca pesan yang masuk di ponselnya, pesan yang dikirim oleh Levi.

[Baby L💘
Jangan marah lama-lama. Rumah terasa sepi tanpa celotehanmu.]

Levi & Mikasa Oneshot StoriesWhere stories live. Discover now