[!] LOST IN LUST

6.5K 424 87
                                    

[you can play the background music if you want to feel it deeper]


[you can play the background music if you want to feel it deeper]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

さめじま on Pixiv




Dengan tangan yang diletakkan di atas paha dan kening mengerut, Mikasa mendengarkan penjelasan Hanji dengan seksama. Hanji yang sebelumnya menjelaskan kronologi kejadian hingga harus meminta tolong pada Mikasa melihat bahwa gadis itu tidak mendengarnya sama sekali. Malah terlihat berpikir keras.

"Mikasa, kau mendengarku?"

Mikasa mengangguk. "Tetapi-- kenapa aku?"

"Hanya kau yang perempuan, Mikasa. Kemungkinannya sangat kecil jika para Marley mengetahuinya."

"Bagaimana dengan Historia?"

"She's a queen. Penjagaan disana sangat ketat."

Ah, benar juga.

Mikasa terlihat berpikir. Jika ia menerima permintaan Hanji, maka ia harus berbagi kamar dengan orang yang masih tidak sadarkan diri itu.

Feeling Mikasa sebelumnya ternyata benar. Telah terjadi sesuatu ketika kepalanya mendadak sakit sekali dan saat Hanji diam-diam mengetuk pintu kamarnya di tengah malam dengan membawa tubuh sang kapten regunya yang tidak sadarkan diri dan penuh luka membuat Mikasa sangat mengerti dengan apa yang terjadi. Padahal biasanya hanya karena-- ya, kalian tahu lah-- Mikasa seperti itu.

"Sementara saja, setidaknya hingga Levi pulih dan bisa bertarung kembali. Kau tahu, kan, kita sangat membutuhkannya."

Mikasa membenarkan dalam hati. Lagipula yang bisa mengimbangi-- bahkan melebihinya hanya Levi seorang, tetapi tetap saja ia belum siap berbagi kamar dengan pria lain selain Eren dan Armin.

Berbicara tentang Eren. Biasakah kita tidak membahasnya? Mikasa merasa kecewa sekali sejak terakhir kali ia berbicara dengan Eren, bersama Armin dan Gabi. Marley kembali menguasai mereka. Bagusnya, mereka tidak perlu dikurung di penjara bawah tanah karena pura-pura menurut.

Jari jemarinya menyatu, pada akhirnya Mikasa hanya bisa mengangguk setuju sembari melirik Levi yang masih terbaring di atas kasur berukuran single miliknya.

Hanji tersenyum. "Jika tentara Marley mencoba memasuki kamarmu, katakan alasan apapun yang bisa membuatnya pergi. Kau mengerti, Mikasa?" Hanji menatap Mikasa dan yang ditanyai mengangguk samar.

"Aku akan bawakan maneuver gear milikmu dan Levi secara diam-diam, kau harus menyimpannya ditempat yang aman."

Setelah menjelaskan, Hanji berdiri dan berjalan keluar dari kamar kecil itu. Mikasa bersandar sambil menghela napas, lantas melirik Levi yang terbaring.

Mikasa berjalan mendekat. Mengambil handuk yang terendam dalam air di sebuah baskom kecil, memerasnya hingga meninggalkan lembab dan kembali mengompres wajah Levi yang terluka.

Levi & Mikasa Oneshot StoriesWhere stories live. Discover now