Bab 24. Sorry, I Love You

Mulai dari awal
                                    

"Galuh tidak punya orang tua, tetapi dia tinggal dengan neneknya yang bernama Mafty, Bun," terang Honey memberitahu tentang keluarga Galuh yang sempat lelaki itu utarakan sebelumnya.

Dahi Sindy berkerut. "Mafty?" Wanita itu seperti sangat familiar dengan nama itu.

"Bunda kenal?"

Sindy tidak segera menjawab."Dulu ada seorang perempuan yang pernah menyelamatkan Bunda dari kematian. Namun, mustahil kalau dia adalah orang yang sama dengan nenek pacarmu. Melihat kelakuan F, eh, Galuh, mustahil mereka satu darah." Sindy bergidik tanpa sadar.

"Bunda, Galuh itu baik." Honey mencoba meyakinkan Sindy. "Bahkan, Leo sepakat untuk nggak melanjutkan pertunangan kami, Bun."

Sindy mengerutkan keningnya, "Apa? Bunda belum mendengar soal itu," katanya heran.

"Tadi kami bertiga bertemu, Bun. Galuh, Honey dan Leo, kami sudah bicara dan Leo mengambil keputusan itu. Mungkin, karena Galuh dan Leo sudah bersahabat lama," terang Honey.

Sindy terlihat tidak yakin, tetapi sebuah telpon dari Hartono, ayah Leo, membuat wanita itu terdiam.

"Bunda akan mengangkat telpon ini dulu, nanti aku kembali," katanya sembari keluar.

Honey mengangguk kecil.

Sindy pun keluar dari kamar Honey. Tak lama kemudian, wanita itu benar-benar kembali, membenarkan apa yang baru saja putrinya katakan.

"Jadi, Bunda menyetujui hubunganku dan Galuh kan?" Honey menatap Sindy dengan mata berbinar membuat wanita itu terpaksa mengiyakan.

"Iya," sahut Sindy malas.

Honey segera memeluk Sindy dan memberikan kecupan di kedua pipi Sindy. "Lalu, bagaimana dengan perusahaan? Apa tidak masalah?"

Sindy hanya tersenyum tipis, "Hartono bersedia membantu meski pertunanganmu dengan Leo tidak jadi," jawabnya. "Udah. Tidur, sudah malam," suruh Sindy kemudian.

Honey mengangguk. Sindy pun pergi.

***

Honey pikir hubungannya dengan Galuh akan baik-baik saja. Sebab Sindy sudah merestui dan pertunangannya dengan Leo dihentikan. Akhir-akhir ini, teman-teman SMA yang sempat membullinyasudahtidak pernah lagi mengganggunya secara langsung. Dia juga sudah memutuskan keluar dari grup WhatsApp SMA dan berganti nomor. Honey memilih menutup mata dan telinganya. Ketidaktahuan terkadang adalah kebahagian.

Mengejutkan, ketika Jojo, tiba-tiba datang, meminta bertemu, ditemani oleh Diah dan Anita. Awalnya, Honey keberatan mengiyakan, tetapi mengingat dia tidak bisa selamanya melarikan diri, Honey memutuskan untuk menghadapi mereka. Dia juga mengirimkan pesan pada Galuh, memberikan informasi tentang pertemuannya dengan ketiga temannya, juga lokasinya. Jika hal tidak diinginkan terjadi, dia berharap Galuh bisa datang membantunya.

"Ada apa? Kalian ingin bertemu dengan pacarku lagi?" tanya Honey heran.

Ketiga gadis itu menggeleng, "Bukan. Kami ingin bertemu denganmu," jawab Jojo cepat. wajahnya terlihat sedikit pucat dan tidak bersemangat.

"Kamu kenapa? Sakit?" Honey sedikit cemas, terlebih Jojo terlihat berkeringat, padahal udara hari ini tidak terlalu panas.

Jojo menggeleng sekali lagi, "Tidak. Aku, eh, kami, ke sini mau meminta maaf padamu, benar kan?" Jojo menatap kedua temannya yang lain dan disegera diiyakan.

"Minta maaf? Tiba-tiba aja?" Honey mengangkat satu alisnya, bingung sekaligus senang. Dari dulu, dia memang menginginkan permintaan maaf mereka.

"Kamu bersedia kan?" Jojo menatap penuh harap.

Honey berpikir sejenak. Sejujurnya, dia tidak pernah menyimpan dendam, tetapi memberikan maaf dengan cepat, sepertinya tidak akan memberikan efek jera pada mereka.

"Aku mohon, Honey." Jojo bangkit dari duduknya, meraih tangan gadis itu dengan tangan terasa dingin. Meminta maaf pada Honey, pasti membuat harga dirinya terluka, meskipun Honey juga tidak tahu alasan mengapa Jojo sampai melakukan hal ini. "Aku benar-benar minta maaf."

Mata Jojo berkaca-kaca. Bahkan, dia berjongkok agar Honey tidak mendongak saat mereka mengobrol.

"Hentikan. Duduklah di tempatmu," tegur Honey merasa tidak nyaman.

"Kamu memaafkanku kan?"

"Maafkan kami juga," celetuk Anita.

"Aku juga." Diah ikut serta.

Honey mendesah kasar lantas mengangguk, "Baiklah, aku memaafkan kalian."

Ketiga gadis itu tersenyum lebar, ada rasa lega tergambar jelas di wajah mereka.

"Terima kasih," ucap Jojo lantas merangkul Honey tanpa sadar. "Terima kasih."

Honey hanya mengangguk.

Ketiganya pun mengobrol sebentar sebelum bubar. 

Perasaan Honey kini menjadi lega sekarang. Walau luka dari mereka tak akan hilang begitu saja, tetap saja, memaafkan dan berdamai dengan keadaan dan orang yang dibenci adalah level lain dari yang namanya keikhlasan.

Iklas, satu itu mungkin bisa untuk memaafkan teman-teman yang dulu membullinya, akan tetapi untuk menyadari kalau waktu kontraknya dengan Galuh semakin menipis, Honey menjadi semakin tidak rela. Walau rasanya berat, tapi Honey enggan melepaskannya.

Sorry, I love you, Gal. Honey membatin.

***

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PACAR DISKON 30% [ New Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang