Bab. 1 Her Private Life

9.4K 1K 134
                                    

Seorang gadis manis dengan piyama Doraemon berbaring santai di kamarnya yang serba 'Doraemon' dengan mata yang terfokus pada handphone di tangan. Senyuman lebar mengembang di wajahnya sejak dia mulai mengakses situs www.Jual-belipacar.com. Situs yang akan menyelamatkan dirinya dari status menjadi pohon Kaktus, Kurma atau Aren di acara reuni sekolah.

Situs jual-beli pacar adalah sebuah situs yang menyediakan jasa jual-beli 'status' pacar selama tiga bulan. Perpanjangan status tidak bisa dilakukan dengan pacar yang sama, hanya bisa dilakukan dengan pacar sewaan berbeda. 

Jika tidak puas dengan pacar sewaan yang dipilih, transaksi tidak dapat dibatalkan sehingga tidak ada jaminan uang kembali. Harga jual pacar ditentukan oleh pengelola situs. Tentu saja harga disesuaikan dengan tampang, skill dan juga usia.

Setiap interaksi antara klien dan pacar yang dibeli seperti bergandengan tangan, berpelukan atau berciuman, bergantung negosiasi kedua belah pihak. Interaksi fisik di luar itu terlarang dilakukan. Jika ketahuan, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikannya di jalur hukum atau membayar denda senilai seratus juta rupiah.

Aturan tambahan bisa dilakukan atas kesepakatan klien dan pacar sewaan. Segala transaksi di luar situs dianggap ilegal dan pihak situs tidak bertanggungjawab apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Gila," dengus gadis manis itu sembari menggeleng-gelengkan kepalanya saat membaca aturan yang dimuat di halaman pertama situs.

Sebelum beralih ke halaman berikutnya, dia harus mencentang kotak kecil berisi kesepakatan di mana dia setuju dengan semua aturan di dalam situs.

Apa anda mengerti? Jika iya, silakan ketik melanjutkan. Jika tidak, bilang saja otak anda Pentium satu.

Sebuah tulisan muncul di layar handphone membuat gadis itu mendengus sebal. Padahal, dia baru saja sepakat dengan segala aturan, tapi notifikasi yang muncul malah begitu.

Entah kenapa dia merasa kalau pengelola situs itu terlalu menyebalkan. Bahkan cenderung seperti anak kecil yang suka mengumpat dalam hati.

Tak ingin kadar gulanya naik begitu saja, gadis itu mencoba menarik napas panjang dan mengembuskan secara perlahan-lahan. Dia mulai mengklik melanjutkan, sebuah halaman dengan deretan pria tampan dan menawan terpatri di kornea matanya yang masih sehat pun muncul.

"Oh My God," gumamnya tanpa sadar. Sebuah lengkungan penuh kekaguman dan keinginan untuk memiliki terlihat jelas di pupil matanya yang selama ini hanya digunakan untuk mencintai satu orang, Fatah.

"Paradise," gumamnya dengan roh yang sudah keluyuran ke dunia imajinasi tak bertuan.

Gadis yang tengah halu itu bernama Honey, diambil dari bahasa Inggris yang berarti Madu. Diberi nama itu karena diharapkan bisa tumbuh menjadi seorang gadis yang manis dan bermanfaat bagi orang lain. Memang, gadis itu kurang-lebih sudah memenuhi harapan itu. Sayang, orang tuanya lupa bahwa madu berasal dari lebah. Mungkin itu sebabnya dia memiliki bentuk tubuh bulat dengan lapisan lemak menumpuk di beberapa bagian seperti paha, betis dan pipi.

Honey bisa dibilang berasal dari keluarga berkecukupan dengan fasilitas hidup yang sangat memadai dan cenderung membuat orang lain iri. Ditambah dia anak tunggal. Walau kini sudah berstatus sebagai anak yatim-piatu.

Ibu Honey, Fitri, meninggal dunia saat dia berusia sebelas tahun. Kepergian itu menyisakan duka mendalam terlebih kepada ayahnya yang harus menahan diri setiap malam karena tidur sendirian. Mungkin karena itu, setahun kemudian, Gunawan, ayah Honey memutuskan untuk menikah lagi.

Pernikahan ayahnya dengan Sindy, seorang wanita berusia 30 tahunan membuat Honey sempat bermimpi untuk menjadi Cinderella. Dia berharap akan bertemu Pangeran tampan yang akan menjadi belahan jiwanya. Tentu saja, dia masih berharap pangeran itu Fatah. Walau dia mengubur keinginan itu tak lama kemudian. Sindy, bukan ibu tiri yang kejam dan Honey tahu bahwa Cinderella tak pernah memiliki ibu tiri baik hati.

PACAR DISKON 30% [ New Version ]Where stories live. Discover now