S E V E N (E N D)

132 13 14
                                    

Happy Reading!!!

Ps : di part ini bakalan ada pergantian sudut pandang atau point of view.

That you were in my heart, you were in my head

Why Don't We - Unbelieveable

++++

Harvey menyisir rambutnya yang sedikit berantakan dengan sesekali melihat ke arah spion motor. Sebelum berangkat ke kampus, Harvey memilih untuk mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Mimpi aneh yang ia dapatkan sangat menghantui pikirannya. Oh, ia bahkan masih bingung, itu hanya mimpi, atau memang sebuah kenyataan.

Mia mengirimkan sebuah pesan padanya bahwa tugas yang mereka dapatkan memang sama, namun mereka berdua tidak satu kelompok. Mia memintanya untuk meneliti kembali daftar nama di papan pengumuman.

Danny sialan. Melihat pengumuman saja tidak bisa.

"Hey, apa yang akan kalian lakukan?" tanya Harvey pada dua mahasiswa yang akan melepas kertas di papan pengumuman.

"Mengganti pengumuman. Kau, belum melihatnya?"

Harvey berdecak kesal, beruntung ia kemari lebih cepat. "Minggir!"

Jari telunjuk Harvey bergerak turun, menyeleksi satu persatu nama yang ada. Begitu namanya muncul, ia menggerakkan jarinya secara horizontal dan mendapatkan satu nama disana. Elleanore White.

"Aku mengenalnya," celetuk pria di sebelah Harvey. "Berikan nomor ponselmu di kertas, aku akan memberikan padanya."

Harvey mengangguk, mengambil kertas lalu menuliskan nomor ponselnya.

"Ini. Thanks," ujar Harvey sebelum pergi meninggalkan pria yang ia tidak tahu siapa namanya.

Harvey duduk di kafetaria milik universitasnya bersama Danny. Menunggu gadis bernama Elleanore yang akan datang kemari. Mereka berdua sudah membuat janji untuk segera menyelesaikan tugas itu sebelum natal tiba.

"Aku pergi dulu, pacarku menelpon," bisik Danny lalu berjalan keluar.

Havey hanya bisa menggeleng. Danny dan pacarnya melakukan hubungan jarak jauh dalam tiga tahun terakhir. Mereka hanya bisa bertemu ketika universitas mengumumkan libur panjang.

"Harvey Cantwell?"

Tubuh Harvey menegang ketika mendengar suara yang tak asing di belakangnya. Suara lembut yang terus berputar di oktaknya. Saat Harvey menoleh, apa yang ia dapatkan adalah hal yang sama dengan yang ia pikirkan. Sierra, gadis yang mengucapkan kalimat cinta padanya.

Tanpa basa-basi, Harvey segera menarik Sierra dalam pelukannya. Ia sudah tak peduli apa yang akan dipikirkan pengunjung kafetaria.

"I love you too. Aku tak tahu takdir apa yang membawa kita seperti ini. Jangan mencoba untuk menjauh, kumohon," bisik Harvey.

Sierra tertawa. "Sebaiknya kita keluar, kau tidak ingin mendadak terkenal, kan?"

Harvey melepaskan pelukannya, lalu menggandeng Sierra keluar. "Sepertinya ada banyak cerita yang harus kita bagi."

"Kau benar. Biar aku memperkenalkan diri, namaku Elleanore Sierra White. Mereka mengenalku dengan nama Elle."

"Aku tidak peduli," shut Harvey, "aku akan tetap memanggilmu Sierra, atau baby?"

Sierra terdiam, tertunduk malu. Sedangkan Harvey hanya tersenyum kecil menanggapi hal ini.

Sierranya, takdirnya.

Magical Frame (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang