S I X

75 12 7
                                    

Happy Reading!!

But loving you had consequences

Camila Cabello - Consequences

++++

Sierra memandangku dalam diam. Kurasa dia mengerti. Aku melangkah pelan, keluar dari balik pohon, berjalan perlahan, mendekati makhluk itu.

Apa aku harus memukul lehernya terlebih dahulu? Atau, menusuk punggunya dari belakang? Uh, kebetulan sekali batang pohon ini punya ujung yang runcing.

Tinggal beberapa langkah lagi. Makhuk itu sepertinya tak menyadari kehadiranku sebab ia masih berdiri membelakangiku. Well, ini kesempatan emas.

Krasssh

Sial! Aku tak sengaja menginjak ranting kering. Aku menelan salivaku ketika mahkluk itu berbalik ke arahku dan menggeram. Sudah tidak ada waktu lagi, mau tidak mau aku harus melawannya agar Sierra bisa cepat meletakkan diamond pada tempatnya.

Bugh..

Aku menghantam tubuhnya tepat di bagian pinggang, ia tak jatuh, namun berteriak dengan suara anehnya. Lagi, aku menghantamkan senjataku pada kaki kananya. Bagus Harvey, kau membuatnya marah.

"Sekarang Sierra!"

Sierra berlari dari tempatnya menuju ke mangkuk di sisi air terjun. Spertinya makhluk itu sadar akan tujuan kami. Ia mengabaikanku dan berjalan ke arah yang sama dengan Sierra. Dengan cepat aku segera menghadangnya dari depan, memukulkan batang itu hingga mengenai wajahnya. Ia jatuh tersungkur.

Aku menoleh, Sierra semakin dekat dengan tujuan. Tapi sialnya ketika pandanganku beralih makhluk itu sudah mencekik leherku hingga tubuhku terangkat sebab dia cukup tinggi.

"Harvey!"

Aku mendengar teriakan Sierra. Napasku tercekat, ini sesak, cengkramannya begitu kuat. Aku bahkan bisa merasakan kuku tajamnya menggores leherku.

Dengan susah payah aku berusaha memberontak, namun sia-sia. Makhluk itu mengahadapkan tubuhku pada Sierra, lalu cengkramannya menguat. Aku melihat Sierra berhenti, ia mentapku dengan tangis yang sudah pecah.

"Hentikan! Maka aku akan lepaskan temanmu," ujar mahkluk bodoh ini dengan suara rendahnya.

"No-no-lakukan-ucapanku," rintihku.

Gadis itu, sudah terlalu lama ia disini. Dia harus pulang, dia merindukan keluarganya. Apapun akan kulakukan, asal Sierra bisa pulang. Aku tak peduli jika aku harus terjebak disini. Sierra-harus-pulang.

"Sekarang, Sierra!"

Sierra berlari cepat, ia berhasil meletakkan diamond itu tepat di dalam mangkuk. Sebuah cahaya muncul, terlalu silau, hingga membuatku menutup mata. Ketika cahaya itu muncul aku bisa mendengar makhluk sialan ini berteriak 'no', dengan nada panjang.

Cahaya itu membentuk sebuah celah yang dapat dilewati, itu pasti jalan keluarnya. Namun cahaya itu semakin surut dari detik ke detik, sialnya si bodoh ini masih belum melepasku. Ia justru tertawa kencang ketika sadar Sierra tak kunjung masuk.

"Go!" ujarku sembari menahan sakit.

"H-Harvey."

Aku menutup mataku, mengisyaratkannya untuk segera pergi tanpa banyak bicara.

"Harvey," aku mendengar suara Sierra sesenggukan. "I love you."

Ketika aku membuka mata, gadis itu menghilang. Jantungku berdebar mendengarnya, namun mahkluk ini masih saja tertawa. Aku merasakan ia sedikit lengah. Cahayanya mulai redup, setidaknya jika aku tidak pulang, aku tidak mau mati di tangannya.

Aku menusukkan senjataku pada dadanya dengan tenaga yang tersisa. Dia berteriak kesakitan, lalu melempar tubuhku begitu saja. Aku merasakan tubuhku mengenai air, lalu menhantam sesuatu yang keras. Aku mendengar suara pecahan kaca, sebelum akhirnya pandanganku menggelap.

Hah! Napasku terengah-engah, keringatku bercucuran. Aku berusaha mengatur napas sebelum aku menyadari bahwa aku terbangun dari tidur. Dengan cepat aku mengecek ponsel.

11 Desember.

Aku merasakan luka gores di leherku. Bingkai, makhluk menyeramkan, Bustershia, dan Sierra. Kini semuanya berputar di kepalaku.

 Kini semuanya berputar di kepalaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continued

Hope you like it!! Almost end!!

[24/08/2019]

findgilinsky

Magical Frame (Completed)Where stories live. Discover now