[rumah]

634 36 4
                                    

[rumah]

jejak kakiku tidaklah memiliki tujuan,
tersara-bara buta arah dan tersesat
ke antah berantah yang laiknya neraka,
lalu berakhir di sapa kebimbangan,

ragaku adalah gelandangan kota metropolis,
tidak memiliki rumah dan tempat menepi,
hanya terdiam stagnan pada titik itu-itu saja,
tidak juga maju dan mundur, berdiam diri
seperti orang dungu.

atmaku hanyalah pesakitan yang pikirannya
karut marut dan hampir meledak, laksana
sampah yang terombang-ambing di tengah
lautan lepas yang ombaknya tengah marah.
tanpa arah, seperti orang hilang.

kehilangan tempat berlabuh,
agaknya semengerikan ini,
menjadi begitu melankolis
dan berakhir di telan samsara.

namun, jikalau di teruskan,
berumah pada rumah yang
enggan menerima lagi,
sama halnya dengan bunuh diri,
berkali-kali.

sudah terlampau banyak cara,
terlampau banyak luka yang ku sua,
terlampau sering pikiranku kacau,
terlampau pedih lebam yang ku buat,
demi mempertahankan sebuah rumah
yang di ujung kerusakan yang fatal.

maka dengan kewarasan yang setipis kertas,
berkelana lah aku mencari rumah yang baru,
meninggalkan aku yang lama dan meredakan
badai yang dahulu memporak-porandakkan
dengan begitu hebatnya.

hingga muara yang dulu abu-abu,
putus asa yang kerap menyapa,
kebimbangan yang bersembunyi
di balik punggungku yang koyak,
kini perlahan-lahan sirna.

sesuatu yang kusebut rumah
kini datang menyapa,
ia tidaklah beratap,
tidaklah mewah,
namun cukup kokoh,
tangguh dan terlampau
s e d e r h a n a.

puisi, adalah ia.

tempatku berpulang
dengan hati yang luar biasa lapang.

[]

t a m a t

tysm💛

terasing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang