Part 4

3.1K 358 8
                                    

Versi ebook https://play.google.com/store/books/details?id=V_-3DwAAQBAJ

Versi pdf
+62 822-1377-8824

###

Hening di dalam ruangan kamar itu setelah aktivitas panas dua insan yang saling bergairah tidak mampu mengendalikan diri lagi. Tatapan Tukiem nanar ke langit-langit kamar, ini bukanlah kamarnya, ini kamar Jae, pria Korea yang beberapa waktu lalu nengutarakan rasa suka padanya. Entah apakah harus Tukiem sesali karena ia begitu mudah luruh pada sentuhan yang Jae berikan, padahal bisa saja pria Korea ini hanya ingin tubuhnya lalu akan mencampakkannya begitu saja setelah berhasil mendapatkan tubuhnya.

Tukiem tidak terlalu banyak berharap, ini mungkin salahnya, jujur ia menikmati sentuhan Jae, keperkasaan Jae melebihi kedua mantan suaminya terdahulu membuat Tukiem menginginkan pria ini lagi dan lagi.

Tukiem bangkit dari pembaringan menjauhi pelukan Jae yang setengah bangun memperhatikan Tukiem saksama. Tukiem memungut pakaiannya lalu mengenakannya tanpa sungkan lagi, tubuhnya yang sintal terlihat di pandangan Jae.

Setelah berpakaian, Tukiem ingin beranjak dari kamar Jae tanpa mengatakan apa pun.

"Kamu mau ke mana, Tukiem?" tahan Jae yang segera beranjak dari ranjang melilitkan selimut di pinggangnya, langkahnya tergesa mendekati Tukiem menghalangi langkah wanita itu.

"Pulang, sudah malam," jawab Tukiem.

Jae menggeleng. "Tidak, Tukiem tidak boleh pulang."

"Kenapa kamu menahanku, bukankah kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau?" kata Tukiem memalingkan pandangannya dari Jae, bisa Jae lihat Tukiem menahan air mata yang memenuhi kelopak wanita itu.

Jae tersenyum miris meraih Tukiem dan memeluknya erat.

"Apakah hanya itu yang ada di dalam pikiranmu, Tukiem? Sungguh kamu salah besar," ujar Jae berkaca-kaca.

Deg.

Tukiem membeku, bisa ia dengar jelas detak jantung Jae berpacu di telinganya yang tertempel di dada bidang pria itu.

"Ceritakan kenapa kamu begitu membenci semua pria hingga kamu juga anggap aku sama, aku akan mendengarkannya," lirih Jae mengelus rambut hitam Tukiem.

"Apakah Abang Jae benar-benar siap mendengarkannya?" tanya Tukiem mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan Jae yang mengangguk.

Tukiem menghela napas, ia menjauh dari pelukan Jae dan kembali duduk di tepi ranjang yang diikuti Jae duduk di sampingnya.

"Aku sudah menikah dua kali dan dua kali juga aku gagal mempertahankan pernikahanku."

"Aku tahu itu, para tetangga sering... bicara tentang kamu, maaf," lirih Jae menyesal.

"Tidak apa-apa, Abang Jae, aku tahu itu, kehidupan pribadiku sudah menjadi bahan gosip emak-emak di kampung ini. Tidak ada yang bisa menerima janda dua kali cerai dengan pikiran positif."

"Pikiran mereka tidak terbuka, perceraian bukan hal buruk, kalau sudah tidak cocok dan tidak ada yang bisa bertahan, ya itu adalah takdir."

"Tapi mungkin cuma sedikit orang yang mau berpikir begitu, Abang Jae, tanpa mau mempertanyakan penyebab perceraian terjadi."

"Apa?" tanya Jae menatap lekat pada Tukiem, "apa yang menyebabkanmu bercerai? Meski aku tidak begitu peduli karena aku tetap menginginkanmu," kata Jae menghangatkan hati Tukiem yang akhirnya luluh untuk jujur tentang masa lalunya.

"Pernikahan pertamaku karena dijodohkan di panti asuhan yang menampungku, pria itu datang melamarku di saat usiaku 18 tahun, tanpa bisa menolak aku menyetujuinya, pria itu lalu membawaku ke desa ini. Setelah setahun menikah, aku diperlakukan sangat buruk, aku dipukuli dan sering tidak diberi makan. Dan pada akhirnya aku tidak tahan lagi, aku memilih minta cerai padanya, dan untunglah dia bersedia," papar Tukiem membuka luka lamanya.

"Bagaimana dengan pernikahan keduamu?" tanya Jae meraih tangan Tukiem memainkan jari jemarinya.

"Aku menjanda hampir 6 tahun. Aku bekerja apa saja untuk menyambung hidup. Sampai berjualan kue hingga sekarang. Usia 25 tahun aku bertemu dengan Mas Arif yang terlihat baik dan meyakinkan aku, akhirnya kuputuskan menikah dengannya," cerita Tukiem menghela napas panjang, "dan aku bercerai lagi," lanjutnya penuh sesal.

"Alasannya?"

"Dia ingin menjualku, dia pemabuk dan penjudi, aku hampir diperkosa dua rekannya yang sudan membayar pada Mas Arif duit yang sangat banyak, untunglah aku bisa lari dan mengadukan perbuatannya ke pihak polisi, sampai sekarang dia masih mendekam di penjara. Perceraianku diputus setelah beberapa bulan dia ditahan. Aku hanya berharap saat dia bebas nanti dia tidak akan mengganggu hidupku lagi," doa Tukiem. Sebenarnya ia takut akan hal itu, sudah 4 tahun Arif mendekam di sana, mungkin sebentar lagi pria jahat iu akan keluar.

"Aku akan melindungimu, Tukiem," janji Jae penuh keyakinan.

"Apakah kamu benar mencintaiku?"

"Sangat, aku tergila-gila padamu," lirih Jae mengecup bibir Tukiem yang sudah membengkak dan melumatnya lagi.

Mereka akhirnya bercinta lagi tanpa kenal waktu sampai matahari sudah menampakkan sinarnya. Tukiem yang masih terjaga secepatnya berpakaian meninggalkan Jae yang masih tertidur. Ia keluar dari pintu belakang rumah Jae lalu menyelinap ke pintu belakang rumahnya yang hanya bersebelahan. Tukiem bersandar di daun pintu, ia tersenyum, malam tadi ia sudah jujur pada Jae dan pria Korea itu masih sama tetap mencintainya.

Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Tukiem merasa hidupnya berwarna. Pria Korea itu berhasil mencuri hatinya.

🍂🍂🍂

Sejak itu, di malam hari mereka selalu bersama, terkadang melakukannya di rumah Tukiem atau di kontrakan Jae. Pada pagi hari, jika senggang, Jae akan mengikuti Tukiem berjualan kue keliling kampung, dan jajanan buatan Tukiem lebih cepat ludes dengan adanya Jae yang muka gantengnya mirip aktor Korea—banyak sekali pembeli ABG yang demen nonton drama Korea dan lagu-lagu Korea. Habis sudah pipi dan lengan Jae dicubiti para ABG itu.

Bukannya cemburu, Tukiem malah bersorak, karena dagangannya cepat habis jadi ia bisa cepat pulang dan memadu kasih dengan kekasih barunya itu.

Jae pun sangat romantis, sebelum bercinta biasanya ia akan memasakkan makan malam untuk mereka berdua dengan lilin-lilin cantik di meja makan. Tapi belum juga habis hidangan makan malam, Jae sudah menggagahinya di kursi meja makan—tapi tentu saja lilinnya dipadamkan dulu.

Tukiem merasa bahagia bersama Jae yang melindunginya, tapi ia tetap waswas, takut takdir buruk mengintai dan akan mengusik kebahagiaannya.

⊹⋛⋋(◐⊝◑)⋌⋚⊹⊹⋛⋋(◐⊝◑)⋌⋚⊹

Tukiem di sosor oppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang