Part 1

8.4K 778 84
                                    

Tukiem Disosor Oppa 1 kolab saya dan EMERALD_86

####

Pepatah mengatakan jangan berani mendekati seorang janda yang sudah dua kali ditinggal pergi suaminya, bisa jadi dia wanita yang keras kepala yang tidak bisa diatur suami. Tapi tidak berlaku untuk Jae Jin Un, turis asal Korea yang berlibur ke Indonesia malah dipertemukan dengan Tukiem janda yang dua kali cerai.

Pandangan pertama membuat Jae terpesona, tapi ia harus ektra sabar mendekati Tukiem yang ternyata seorang wanita yang jutek dan tidak ramah yang tinggal di sampimg rumah kontrakannya.

Tukiem wanita yang cantik dan berparas ayu, sering Jae perhatikan bolak-balik ke kali mencuci pakaian. Pernah sekali Jae mengiringi Tukiem ke sungai, alhasil wanita itu mengetahuinya dan Jae berakhir mengenaskan tercebur di kali, untungnya saat itu sungai cukup dangkal tidak membuat Jae tenggelam. Namun, semua itu tidak lantas membuat Jae patah arang, ia terus mencuri perhatian pada Tukiem si janda desa hitam manis yang berhasil memikat hatinya.

Sore yang cerah, burung-burung beterbangan dengan semilir angin berembus menerpa Jae yang berbaring di bebatuan besar dekat kali. Sudah hampir 3 pekan ia berada di desa ini. Sebenarnya ia hanya nyasar di tempat ini, rencananya ia mau liburan ke Bali, tapi entah bagaimana jadinya pesawat yang ditumpangi Jae malah mengantarnya ke sini. Mungkin ini salah Jae yang tidak mengerti apa pun tentang wilayah Indonesia yang begitu luas dan salahnya memilih liburan sendiri tanpa menggunakan jasa tour wisata.

Langit semakin jingga, sebentar lagi malam, namun yang ditunggu tidak menampakkan diri. Jae bangkit mengawasi ke kali, hanya ibu-ibu dan anak-anak yang telah selesai mandi di sana, sama sekali tidak terlihat Tukiem wanita yang ia puja turun ke kali.

Jae penasaran sekaligus cemas kenapa gerangan si Tukiem sore ini tidak turun ke kali. Jae beranjak melangkah cepat ke rumah kontrakannya, lebih tepatnya ke rumah Tukiem yang berdekatan dengan rumah yang ia kontrak.

Sesampai di sana, keadaan sangst sepi, Jae sebenarnya ragu mengetuk pintunya, namun ia akhirnya nekat mengetuk pintu itu dan berseru memanggil nama Tukiem.

"Aakkkhh!" Terdengar suara seruan dari dalam rumah membuat Jae tersentak, ia mencari cara agar bisa masuk ke dalam rumah Tukiem. Ia mengitari rumah dan memeriksa pintu belakang yang ternyata tidak terkunci. Jae masuk, sontak ia bergeming menyaksikan Tukiem hanya mengenakan kain menutupi tubuh telanjangnya, rupanya Tukiem baru selesai mandi, terlihat dari rambut ikalnya yang basah.

"Ada apa?" tanya Jae. Meski ia bukan warga negara Indonesia, ia cukup lancar berbicara bahasa Indonesia dikarenakan ia sudah mempelajari terlebih dahulu, sewaktu berkuliah pun Jae mempunyai banyak teman Indonesia yang menempuh pendidikan di sana.

"Ular!" kata Tukiem memeluk Jae yang mendekatinya.

Jae membulatkan bibirnya saat buah dada Tukiem menekan dadanya.

"Di mana ularnya, di mana?" tanya Jae memindai sekeliling ruangan.

"Itu!" jerit Tukiem saat ular ternyata sudah keluar melalui jendela. Lekas Jae melepaskan pelukan dan menutup jendelanya.

"Ularnya sudah pergi. Sekarang kamu aman Tuki... em," ujarnya membuat wanita itu mengulum senyum hingga jantung Jae berdetak cepat. Ini pertama kalinya Tukiem tersenyum manis padanya, biasanya wanita ini sangat jutek dan tidak segan menggertaknya dengan kalimat pedas.

"Bang Jae mau minum dulu?" tawar Tukiem.

"Bang Jae?" Jae mengerjapkan matanya, siapa Bang Jae? Namanya adalah Jae bukan Bang Jae.

"Ya kamu Bang Jae."

"Oh bukan, Tukiem, namaku Jae, bukan Bang Jae."

Tukiem neghela napas. "Abang artinya kakak atau kangmas. Kalau di Korea oppa," terang Tukiem tersenyum semringah.

"Ohhh oppa. Ya ya... aku Oppa Jae oppanya Tukiem."

Kadang Tukiem menahan geli mendengar logat yang Jae katakan, meski fasih, Jae masih kaku mengucapkan kalimat bahasa Indonesia dengan benar.

"Kubikinkan minum ya," kata Tukiem berlalu membuatkan teh untuk Jae. Kini Jae duduk di ruang depan menikmati teh seduhan Tukiem, sedangkan wanita itu berapa saat lalu masuk ke kamar untuk berpakaian sebentar.

Tidak lama Tukiem kembali duduk di samping Jae.

"Terima kasih sudah mengusir ular itu."

"Tidak apa-apa," kata Jae melirik pada Tukiem yang terlihat cantik.

"Tukiem, ada sesutu yang ingin aku katakan."

"Apa itu?"

"Sebenarnya aku... saranghaeyo."

Tukinem mengejapkan matanya tidak mengerti apa yang diucapkan Jae.

"Maksudnya?"

"Aku... aku cinta padamu," ucap Jae gugup.

"Heh...?"

Belum sempat Tukiem bicara, bibirnya sudah disosor Jae yang melumatnya habis hingga Tukiem tidak mampu bicara lagi.

Lidah pria itu menyeruak memasuki celah bibir Tukiem yang belum siap, awalnya Tukiem memberontak mendorong Jae, namun pria itu begitu kuat merengkuhnya hingga rasanya sesak dan tidak mampu melawan.

Tukiem pasrah dan akhirnya membalas ciuman Jae yang membuatnya larut dalam kesenyapan suasana yang kian menambah hawa panas di tubuh kedua insan itu.

Tbc

Tukiem di sosor oppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang