Aku terdiam, berpikir sejenak. Mengingat-ngingat tentang 6 buku yang aku baca beberapa hari lalu, namun sialnya, masalah ini tidak ada dalam buku-buku itu. Aku terjebak.

"Kalau begitu, bunuh prajurit yang berkhianat dan utus prajurit lain" ucap Charlie.

"Tidak" ucapanku itu membuat semua yang hadir disini langsung memusatkan pandangan padaku. Mereka nampak terkejut dengan jawabanku. Mereka, kecuali Abelo. Laki-laki itu bahkan menyeringai saat ini.

"Masalahnya tidak akan selesai hanya dengan mengirim prajurit. Kenapa kerajaan tidak langsung menegur vampir-vampir yang mengganggu mereka?" tanyaku.

Charlie menghela napas. "Kita tidak bisa menegur mereka begitu saja. Mereka adalah desa yang paling banyak melahirkan ksatria hebat. Ada perjanjian yang dibuat oleh raja terdahulu dengan mereka. Itu sebabnya kerajaan tidak bisa melakukan apa pun jika mereka melakukan kesalahan" jelas Charlie sambil melirik padaku.

Aku tertegun. Aku terus memikirkan ucapan Charlie. Perjanjian membuat mereka kebal hukum, sedang mereka terus mengganggu perdagangan desa lain. Desa yang melahirkan banyak ksatria hebat, pasti tidak melakukan hal sembarangan seperti itu tanpa maksud khusus.

Aku seketika tersenyum. Aku menyadari inti permasalahan ini. Desa ksatria itu pasti hanya berfokus melahirkan kesatria hebat hingga bahan makanan dan bahan penting lain berkurang. Itulah sebabnya mereka mengganggu desa lain penghasil bahan-bahan pokok.

"Datangi desa ksatria yang menganggu penduduk desamu" ucapku sambil bangkit dari singgasana. "Buat perjanjian dengan mereka. Kau akan rutin mengirim produkmu ke desa itu dengan syarat mereka harus mengabdikan diri melindungi penduduk di desamu" lanjutku.

"Itu bukanlah penyelesaian yang benar, Ratu Kiara" ujar Abelano sambil melirikku tajam.

"Menurutku, itu adalah cara penyelesaian paling tepat. Desa ksatria mengganggu karena kekurangan bahan makanan. Dengan adanya perjanjian ini, kedua desa dapat mewujudkan tujuan masing-masing. Desa ksatria bisa dapat penghasilan tambahan dengan menjaga desa-desa penghasil makanan pokok dan desa penghasil makanan pokok bisa semakin meluaskan pasarnya karena mereka merasa aman" ucapku dengan penuh percaya diri.

Ya tuhan, jika bukan karena dorongan ayah beberapa hari lalu. Aku pasti tidak akan pernah seberani ini. Ayahku selalu kahwatir jika aku akan direndahkan disini, jadi dia mengajariku cara meningkatkan kepercayaan diri. Aku sangat bersyukur atas bantuannya itu.

"Yang Mulia, terima kasih atas saran itu" ucap vampir itu sambil membungkuk. Wajahnya tampak girang. Aku turut senang melihatnya.

Setelah vampir itu beranjak dari ruangan ini, aku kembali duduk di singgasanaku. Beberapa rakyay yang ada di ruangan ini tengah berbisik. Mereka memujiku tentunya, namun aku melihat ekspresi kesal dari wajah Duke Abelano. Melihatnya seperti itu, membuatku berpikir bagaimana caranya untuk menyingkirkannya dari istana. Dia cukup berbahaya.

"Aku dengar, ada sebuah wilayah tandus di utara. Aku ingin tempat itu dikelola oleh seseorang. Aku akan mempercayakannya kepada Duke Abelano" ucapku yang membuat semua orang disana terdiam.

Charlie langsung menoleh padaku. Wajahnya terlihat sangat terkejut. Begitu juga dengan para tetua dan juga Palet.

Charlie pun terdiam sesaat memikirkan ideku. Dia kemudian segera bangkit dari singgasananya dengan wajah marah. Awalnya, Charlie menolak ideku, namun karena semua tetua yang ada disini setuju pada ide itu, akhirnya dia megizinkannya. Duke Abelano pun pergi dengan wajah masam dari ruang takhta. Ia tahu betul bahwa tindakanku ini adalah bentuk pengusiran halus.

Aku senang. Hari ini semuanya berjalan dengan lancar. Aku harap seterusnya juga akan berjalan seperti ini. Charlie juga terlihat melunak. Dia yang tadinya tidak mau bicara padaku, barusan terlihat tersenyum kecil padaku. Awalnya aku mengira itu hanyalah imajinasiku semata, namun senyuman Charlie terlalu nyata untuk disebut imajinasi. Dia juga memintaku menunggu di kamarku saat ini. Aku menduga-duga apa yang ingin dia sampaikan padaku hingga menyuruhku menunggu. Jantungku berdetak kencang karena terus memikirkannya.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Where stories live. Discover now