33.Yaa Gitu deh.

1.2K 118 18
                                        

(Typo tlng maap keun, authors mata ny lgi eror)
~~

Suasana mencekam saat ini begitu terasa di kantin, membuat semua penghuninya membisu, bahkan kehilangan selera makan.

Setelah sekian lama bermusuhan,ini adalah perdana bagi X-Bart berhadapan secara tenang dengan Arsen, tidak seperti sebelumnya yang selalu berakhir dengan perkelahian dan baku hantam yang cukup sadis.

Dan ini semua adalah ulah Kia, karna desakan dari X-Bart.

Bisa-bisanya X-Bart menculik Kia saat ia sedang berkencan dengan Devano. Dan memaksa gadis itu menceritakan semuanya, karna Revan mengaku tidak tau apa-apa.

Awal nya Kia menolak, karna ia belum mendapat izin dari Arsen,karna ini juga menyangkut profesi Arsen dan Devano sebagai detektif kepolisian dan itu hal sangat rahasia.

Hingga Akhirnya Kia mendapat telpon dari Devano yang sepertinya tau bahwa pacaranya itu di culik X-Bart untuk menanyai hubungan nya dengan Arsen. Setelah diskusi dengan Arsen, Devano meminta Kia mengatakan pada X-Bart agar bertemu besok di kantin, dan ini lah yang saat ini terjadi.

X-Bart duduk berbaris di meja panjang kantin, dengan Kia, Arsen dan Devano di hadapan nya.

Beberapa menit diam, akhirnya Arsen memulai pembicaraan.

"Ehm, jadi??"

"Cih," ucap Valerie sambil menatap Arsen dengan tatapan jijik.

"Sok cool," tambah Vean.

"Nanya lagi ni bangke," timpal David.

"Ga usah sok cantik lo Sen."Azka ikut menghakimi Arsen, meskipun kalimatnya tidak sesuai dengan suasana.

"Jadi apaan?" tanya Revan, memastikan apa maksud kalimat Arsen yang sengaja ia gantung.

"Jadi lo semua mau apa?" lanjut Arsen.

David menatap malas ke arah Arsen, melihat wajah datar sok keren Arsen seolah ingin ia cabik-cabik, dengan salah satu alasan, ia iri dengan wajah Arsen yang menyaingi ketampanannya.

"Penjelasan."

"Kepastian."

"Keterangan."

"Kejujuran."

"Mau lo jelasin semua hal yang menyangkut X-Bart yang lo sembunyiin."

X-Bart sahut-menyahut menanggapi kalimat Arsen, masih dengan urutan yang tadi, sesuai barisan tempat duduk mereka. Kia bahkan sempat berpikir apakah sahabat nya ini telah latihan paduan jawaban.

Arsen tersenyum licik, senyum yang sangat di benci Revan, karna Arsen selalu menunjukan senyum itu saat ia merasa menang.

"Kenapa? Buat apa?" tanya Arsen tak acuh.

"Gue males ngomong ama ni orang," balas David kesal.

"Pen gue gunting mulut lambenya," tambah Azka sambil menatap tajam bibir Arsen.

"Lo tau alasan nya, ga usah nanya," jawab Revan sinis.

"Kalo gue ga mau?"

"Harus," desak Valerie.

"Kalo gue nolak?"

"Gue bacok lo," ancam Vean yang terdengar lucu bagi Arsen.

"Ga usah dengerin dia, ntar pulang sekolah gue jelasin, mau di mana? Selama tempat nya ga bebas," ucap Devano pada X-Bart sambil menutup mulut Arsen, agar cowok tersebut berhenti main-main.

"Apart gue aja, sekarang." ajak Revan.

"Ga bisa." Kia yang menjawab.

"Kenapa?" tanya Vean bingung.

The Bad Students 2 Where stories live. Discover now