Aku hanyalah seorang anak perempuan yang tidak mempunyai saudara untuk berkeluh kesah, saat ada masalah pun harus aku selesaikan secara sendiri.
Yatim piatu? Tidak, aku punya orang tua. Tapi entahlah mereka kemana, mereka pergi kesana-kemari tanpa perlu mengkhawatirkan diriku sebagai anaknya. Mereka berdua layaknya seorang laki-laki dan perempuan yang belum menikah.
Orang tuaku adalah seorang pengusaha, mereka mempunyai pekerjaannya masing-masing, entahlah itu perusahaan apa aku juga tak tertarik untuk membahasnya.
Memang ku akui semua yang mereka lakukan untuk diriku, berbagai fasilitas ada di rumah. Namun bukan hal itu yang aku inginkan, melainkan kehadiran mereka berdua disisiku. Selalu ada disaat aku membutuhkan, bahkan untuk mencurahkan isi hatiku saja mereka tidak ada. Alhasil semuanya aku curahkan melalui buku harianku, buku yang selalu menemani disaat aku sedih maupun bahagia. Namun tak lupa teman curhat yang bisa membuatku lebih tenang adalah Allah SWT.
Mungkin kalian menganggap diriku ini terlalu anak-anak untuk seorang remaja SMA. Aku tahu, kalian bicara seperti itu karena kalian tidak merasakan bagaimana jadi diriku.
Semua ini berawal dari kejadian lima tahun silam, kejadian yang bahkan baru aku ketahui saat menginjak usia tujuh belas tahun. Aku salut kepada kalian karena telah berhasil menutupi kejadian ini tanpa ada celah sedikitpun.
Namun Allah SWT. memberikanku sebuah petunjuk sehingga aku menemukan inti dari permasalahan ini.
Lantas, bagaimana sikap yang harus gadis ini ambil untuk menghadapi masalahnya yang begitu rumit untuk seumuran anak SMA? Langsung baca aja ya teman-teman.
YOU ARE READING
I'm Fine
RandomAku tak percaya jika hal ini terjadi denganku, hal yang aku rasa sangat susah untuk dilupakan. Kehilangan cinta pertama dalam hidupku, mengecewakan semua orang disekitarnya, tapi yakinlah akulah yang paling tersakiti Dan bodohnya malaikat tak bersa...
