Cherry Blossom - Sakuma

26 3 13
                                    

Pernah kah kamu merasa bahwa lambat laun, kewarasan mu dalam membedakan kenyataan dan kebohongan semakin berkurang?.
Itulah yang dirasakan oleh Sakuma sekarang.

Sakuma duduk di meja nya dan menghadap kedepan dan sosok itu selalu ada disana, duduk dengan segala keindahannya. Sesekali bercermin dan memainkan rambutnya yang berwarna gelap. 

Adalah sebuah hal yang lumrah, jika seseorang sudah yakin bahwa mereka jatuh cinta pada orang lain. Orang itu akan dihadapi pada dua pilihan, mendekati orang tersebut atau diam saja dan menyerah pada nasib. Tetapi di dunia ini, kedua pilihan itu memiliki akibat fatal yang sama jika perassaan yang tulus itu tak terbalas.

Dan bagi orang seperti Sakuma, lebih baik dia mati setelah berusaha.

Tapi sekarang, meski Sakuma dan gadis itu telah memiliki hubungan spesial. Sakuma tetap tidak merasa bahagia, ketidak bahagiaan ku itu semakin bertambah ketika Sakuma positif mengidap penyakit Hanahaki. Saat Sakuma memberitau hal ini kepada kekasihnya, dia hanya tertawa dan mengatakan hal itu adalah hal yang konyol.

Disitulah titik kemarahan Sakuma mencapai batasnya.
Sakuma tidak memaki, ia juga tidak menangis, ia hanya mengucapkan kalimat perpisahan yang mengakhiri hubungan mereka.

"Bagaimana bisa kamu berfikir bahwa ini kata-kata itu tidak akan menyakiti ku sama sekali?" Ucap Sakuma, suaranya tertahan, sangat terlihat bahwa ia tengah menahan rasa sakit yang ia alami sekarang. "Kalau memang ini hanyalah sebuah permainan untukmu, lebih baik kita berpisah. Selamat tinggal."

Setelah itu Sakuma pun mulai bersandiwara. Pura-pura bahwa ia telah melupakan cinta nya kepada si wanita untuk selama-lamanya, dengan harapan suatu hari nanti wanita itu akan membalas cintanya. Tapi sampai detik ini, tidak ada perkembangan yang berarti.

Sakuma masih duduk di kursinya, memandangi gadis yang tak akan pernah membalas cinta nya. 

Ia tak tau berapa lama lagi ia dapat bertahan untuk melawan dan menyembunyikan penyakit ini. Yang ia tau, dia harus berjuang sampai titik darah penghabisan...

END

RegretsOù les histoires vivent. Découvrez maintenant