Neil x Noel

70 11 7
                                    

Kisah kasih dan sendu yang selalu membuat diri ingin tuk memutar balik waktu. Kembali pada sebuah kebahagiaan kecil yang sederhana, namun meninggalkan bekas yang sungguh takkan pernah terlupakan dalam benak.

Seperti lelaki yang kini menatap nisan yang berukir nama dari kedua orang yang paling ia sayangi di dunia. Mereka yang dapat membuat dirinya tersenyum kala sendu menyerang hatinya.

Sesuatu yang paling berharga dengan seluruh jerih payah dan usaha mereka, melebihi seluruh perhiasan dan kekayaan yang ia punya.

Kedua pasangan Kichirou yang Neil dan adiknya hormati.

***

"Nii-san, Nii-san!" Seorang gadis dengan rambutnya yang diikat twintail tampak mengguncang-guncangkan tubuh seorang lelaki yang terlelap di kasur empuk.

Wajahnya yang tersenyum lebar sangat kontras dengan cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah jendela, membuat sang gadis kecil tersebut tampak amat bercahaya di pagi hari ini.

Lelaki itu akhirnya terbangun, mengucek kedua matanya, menguap, lalu merenggangkan kedua lengannya ke atas. "Noel, ini masih pagi. Untuk apa membangunkan Nii di hari libur, sih...?" Dengan nada baru bangunnya, sang kakak berujar.

Noel terkekeh, "Pagi-pagi memang harus bangun, Nii-san!" Gadis itu kemudian segera menarik lengan baju sang kakak sampai ke luar kamar.

"Nah, aku mau dimasakin sarapan dong, Nii!" Noel menyengir, menampilkan deretan gigi putihnya yang tertata rapi, serta lesung pipinya yang naik, membuat dirinya terlihat imut sekaligus cantik. Sungguh cocok dengan seluruh penampilan dan sifat miliknya.

Neil menghela napas, "Jadi itu niatmu yang sebenarnya, ya?"

Noel menyengir, "Tidak juga, kok. Ayo, Nii, mau masak bersama?" Dengan mengulur tangan ke arah sang kakak, dan lelaki tersebut menerimanya, mereka lantas berjalan pelan ke dapur, memasak di sebuah ruang besar dengan hampir seluruh benda terbuat dari alumunium, kaca, dan plastik.

Tak lama, seluruh makanan telah jadi. Sarapan simpel seperti biasa bagi mereka, daging hamburg dengan dessert sebuah puding dan es buah. Kemudian dibawa oleh Neil menuju ruang makan, tempat yang sungguh luas. Dengan meja makan persegi panjang yang besar dan beberapa kursi berbahan sofa empuk.

"Nah, ayo, kamu yang mimpin." Neil mendudukkan dirinya di salah satu kursi kosong, kemudian menangkup kedua tangannya di depan dada. Noel menuruti sang kakak, melakukan hal serupa, kemudian menunduk, "Ittadakimasu." Dan acara sarapan mereka diisi oleh dentingan alat makan.

***

"Nii-san," gadis kelahiran Maret tersebut memanggil sang kakak yang kini sedang membaca buku di ruang kerja. Dengan pelan, ia menutup pintu tanpa menimbulkan suara, kemudian berjalan pelan menuju meja kerja sang kakak, "Nii-san mau jalan-jalan, tidak? Aku bosan di rumah terus."

Menatap sang adik sekilas, kemudian netra ruby milik Neil kembali fokus pada buku di hadapannya, "Memang kau ingin pergi kemana siang terik begini, Noel?"

Noel kemudian duduk di kursi roda depan meja, lalu memutar-putarkan diri kala bergumam kecil, "Hm... kemana ya..." Dan ketika suatu hal terlintas di benak sang gadis kecil tersebut, ia lantas tersentak. "Ah, aku belum mengunjungi Papa dan Mama!"

Dan seluruh atensi sang kakak langsung tertuju pada sang adik, "Apa kau yakin, Noel?"

"Tentu saja." Gadis itu mengangguk yakin, lalu tersenyum, "Tidak masalah kan? Toh Nii juga sedang luang, bukan?"

"Tidak, aku sibuk."

"Membaca bukan kesibukan utama, Nii~" Noel terkekeh, kemudian menarik lengan Neil, "Ayo, berangkat!"

Flower Blossom [PRESENT] ✔Where stories live. Discover now