》24

113 5 3
                                    

Satu tahun yang lalu

Semilir angin dipinggiran kota ternyata masih sejuk, meski tak ada pemandangan persawahan atau burung berkicau saling bersautan seperti di desa. Jauh dari kemacetan. Jauh dari umpatan saling menyalahkan di jam sibuk perkotaan. Meninggalkan tugas sekolah yang menumpuk juga tentunya. Gadis itu sangat menikmatinya, terlebih lagi dirinya tak sendiri.

"Ay, lama-lama kita pindah aja kalo gini."

Nayka menengok, memandang wajah teduh di sampingnya. "Boleh. Asal kamu ikut."

"Aku mau. Polusi Jakarta makin buruk. Bisa-bisa masih SMA udah gangguan pernapasan akut."

Nayka tersenyum, Reyhan memang tak pernah menolak permintaan dirinya, bahkan yang asal ceplos seperti tadi.

Setiap akhir pekan atau paling tidak dua minggu sekali, dirinya dan Reyhan selalu menyempatkan waktu untuk menyisihkan diri dari hiruk pikuk aktivitas mereka. Tak perlu jauh. Tak perlu naik pesawat, cukup dengan kereta mereka bisa merasakan udara sejuk yang tak jauh beda seperti di desa.

"Cita-citamu apa?"

Nayka terkekeh kecil, Reyhan memang suka menanyakan hal-hal seperti ini. Bahkan dia pernah menanyakan 'waktu kecil kamu pernah tangkap katak gak?'.

"Samain aja sama kamu, Rey."

Reyhan mencebik saat mendengar jawaban Nayka. Selalu saja perempuan disampingnya ini berusaha menyamakan apapun dengan dirinya.

Nayka berusaha menahan tawanya, tentu jawabannya tadi tak serius. Ia punya cita-cita sejak SMP yang ingin di wujudkannya.

"Jaksa, Rey."

"Hah? Aku gak mau jadi jaksa, Ay."

Nayka terkekeh lagi, lalu memandang sejenak lelaki di sampingnya. "Bukan kamu. Tapi aku."

"Jangan bilang aku terdakwanya," tuduh Reyhan.

"Loh, kamu mau jadi terdakwanya? Ya, gak papa sih. Aku gak masalah, Rey."

"Ya enggaklah!"

Keduanya tertawa bersama setelah itu. Reyhan mengeluarkan ponselnya lalu menyambungkannya dengan earphone, lalu disangkutkannya satu di telinga kiri Nayka.

Suara Shane Filan mengalun lembut, membuat Nayka seketika jatuh cinta dengan suara dan lantunan liriknya.

"Shane Filan-Beautiful In White," ucap Reyhan.

What we have is timeless
My love is endless
And with this ring I
Say to the world
You're my every reason
You're all that I believe in
With all my heart I mean every word

So as long as I live I love you
Will haven and hold you
You look so beautiful in white
And from now 'til my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight

■■■

Disaat seperti ini, kenapa dirinya malah mengingat kenangan itu. Reyhan dan lagu itu seakan satu.

"Kamu rindu aku, Rey?"gumamnya lirih.

Saat ini Nayka menghentikan mobilnya di sebuah rumah, besar tapi baginya sangat mencekam. Dengan tampilan yang bisa di bilang tak layak, piyamanya sekarang terdapat bekas darah Excel disana-sini. Nayka sudah tak peduli dengan hal lain, yang dirinya pedulikan saat ini adalah Yoki harus kembali dan ia harus membalas kesakitan yang dialami Excel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 14, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Scar[ed]Where stories live. Discover now