DARI MANA?.

248 13 0
                                    

Apa itu dunia? Dari mana datang nya gagasan dunia?.

Mungkin saja itu sebuah pertanyaan yang normal, sah sah saja di dalam hukum kekekalan energi pun tak di cantumkan dari mana energi tersebut bisa ada di dunia, bukan kah memikirkan hal tersebut samasaja dengan mempermasalahkan msalah yang sudah ada, menyeret hal hal yang selalu saja di ulang ulang.

Tapi? Jika dunia itu terbuat dari sesuatu yang lain? Dari mana sesuatu yang lain itu berasal bukan kah sesuatu yang lain tercipta dari sesuatu yang lain?.

Sebagai kita tahu, semua orang belajar hakikat "Tuhan" dari orang tua, dari guru, dar al kitab, atau bahkan mereka telah melihat nya sendiri.

"Ahhh ini bukan pertukaran setara" adal setengah berteriak.

Megejutkan gadis yang bernama edel yang duduk manis di samping nya.

"Ayolah, ini tidak lucu" tukas adal "aku masih terlalu muda untuk di pusingkan".

"Cukup diamlah Adal" protes edel.

Oh persetan, adal semakin bingung, rentetan pertanyaan semakin menjadi jadi, semakin memenuhi rongga kepala nya, semua sistem nya bisa langsung lumpuh jika di banjiri denga pertanyaan pertanyaan sulit ini, lebih sulit dari pada hitungan matematika sekali pun.

Jika tuhan menciptakan suatu keberadaan, mengapa dia membuat diri nya kejadian suatu keberadaan tanpa ketiadaan, apakah itu kehendak ciptaan nya?.

Langit lengang, mereka berdua diam, walaupun sebenarnya mereka benar benar sedang tidak berdua di tengah hingar bingar suasana.
Adal kembali memasukan sarapan kedalam mulut nya lagi, di kunyah nya perlahan lahan, sambil berpikir keras hingga sarapan pagi pun terasa hambar di mulut nya.

Jika sepenggal roti isi daging di makan makhluk hidup hingga habis tak tersisa, apakah betul roti daging itu benar benar habis? Karena konteksnya, suatu itu tak pernah habis, tapi kenapa saat ini dia tak tersisa?.

Adal kembali ke perenungan nya, mencoba memikirkan hakikat, edel yang dari tadi keheranan melihat tingkah adal membuat nya semakin kesal, dan jika semakin kesal dia akan semakin lapar.

"Kau begitu menjengkelkan" cerca edek "bisa kah kau tenang sedikit selagi makan?".

"Apa pun itu" dengus adal kembali.

Hari masih begitu pagi untuk di sesali, begitu pagi untuk di biarkan muram, point peting nya,hari masih begitu pagi untuk memikirkan hal yang tak pernah lari dari tempat nya
Burung burung merpati dan gereja susah keluar dari sarang perasaan, mencari remah remah roti untuk penyambung hidup.

Jika energi itu tidak akan pernah habis, kemana nyawa nyawa pergi nya ketika sudah meninggalkan wadah tempat nya bernaung?.

Tepat tak jauh dari tempat mereka sarapan di tepi taman, terdengar letusan selongsor timah api, burung burung pun berterbangan acak, orang di taman panik, adal dan edel tak terkendali teriak an histeris bersaut sautan.

"apa itu?" tanya edel panik.

"ah persetan" maki adal "aku juga tak tahu.

TUMBAL DARAH.Where stories live. Discover now