Bagian 16

337 25 7
                                    

Pagi hari Prilly datang hendak menumpang pulang ke jakarta pada Ali.

Ali yang enggan berboncengan dengan prilly namun tak kuasa menolak permintaan prilly lalu meminta Syifa untuk bertukar tempat dengan prilly dan berboncengan dengannya sementara ahmad mencari tumpangan lain.

"Eh eh.. Gimana ini maksudnya? Perjanjian awal kan anak cewek di mobil kita naik motor kan? Kenapa jadi Syifa lu ajak naik motor dah?"

"Kan mobilnya penuh Bio!"

"Ya tetep aja nggak bisa, kalo lu mau bonceng Syifa berarti gue bolehlah Bonceng Tissa. Secara yang bikin aturan yang ngelanggar lebih dulu."

"Ya udah, Tiss elu sama Syifa pindah ke motor ya. Yang lain tetep sama formasi awal." ucap Ali mencoba mengakhiri perdebatannya dengan Bio one.

"Makasih ya, udah boleh numpang sampe jakarta." ucap Prilly dari arah belakang Ali.

Ali yang tak ingin banyak bicara pada saat itu hanya tersenyum dan kembali bersiap untuk pulang ke jakarta.

"Lu kenapa minta gue tukeran tempat sama prilly Li? Lu takut dia kepanasan ya? Makanya lu tuker posisi dia sama gue." ucap Syifa setelah duduk di motor gede yang dikendarai Ali.

"Iya aja deh biar cepet!" jawab ali singkat.

Syifa yang tak puas pada jawaban Ali hanya bisa menggerutu dalam hati dan berpikir jika Ali masih sangat peduli pada Prilly. Bagaimana tidak? Jelas Ali tetap akan selalu peduli pada Prilly, secara Prilly cinta pertamanya.

Perjalanan terasa lama menurut Syifa karena mereka hanya diam satu sama lain tanpa ada yang berani memulai obrolan terlebih dahulu.

Namun terdengar riuh dari motor yang ada didepan mereka, ya Bio dan Tissa seperti sangat menikmati sekali perjalanan mereka hingga sering tertawa terbahak-bahak bersama.

Tiba-tiba terdengar letusan suara ban dan motor Ali pun oleng.

"Untung gue pelan bawanya!" umpat Ali.

"Elo gak apa-apa Syif?"

"Nggak kok. Tapi ban lu bocor nih! Terus kita gimana dong? Mana ga ada tukang tambal ban kan deket-deket sini?"

"Santai, kita pasti dapet jalan keluar kok."

"Temen-temen juga udah pada jauh. Coba telepon salah satu dari mereka buat minta bantuan!"

Alih-alih mendengarkan saran Syifa ali justru menghentikan orang yang lewat naik motor tanpa membawa penumpang dibelakangnya.

"Pak! Pak! Mau ke arah mana ya pak?"

"Saya mau ke jakarta den."

"boleh titip temen saya nggak pak? Kebetulan ban motor saya pecah."

"mangga, mangga.. Hayuk atuh neng naik" ucap si bapak pada Syifa.

Syifa yang takut karena tak mengenal si bapak kemudian mencengkeram lengan kanan Ali.

Ali yang tau jika Syifa tak nyaman jika harus dititipkan pada oranglain mencoba menenangkan Syifa.

"Tenang, cuma sampe gue nemuin tukang tambal ban aja kok. setelah itu nanti lu bisa ikut gue lagi."

"Gue nemenin lu jalan nuntun motor aja deh Li.. Masak lu jalan gue naik motor."

"Gue nggak se tega itu kali Syif, cuacanya panas banget dan kita nggak tau tukang tambal ban nya deket dari sini atau nggak. Mending lu naik, kasihan si bapak udah nunggu.

Nanti kalo udah nemu tukang tambal ban terdekat dari sini lu minta turun aja dan jangan lupa bilang makasih ya!"

Syifa yang tadinya enggan akhirnya menuruti apa yang dikatakan Ali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, Kau, dan KenangankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang