Empat

1M 45.6K 4.3K
                                    

P E M B U K A A N

P E M B U K A A N

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tbc

"Sialan!" maki Rivaldo seraya masuk ke kamar tamu yang diperuntukan untuknya. Pria itu bergegas masuk ke kamar mandi dan menguncinya agar tidak ada yang menganggu aktivitasnya di dalam.
Air shower mulai mengguyur tubuh kekarnya yang berdiri dengan posisi kepala menunduk. Kausnya yang basah ia lepas dan dilempar asal ke bawah.

Rivaldo tidak berhenti memaki-maki Shilla yang sudah membuatnya kedinginan lantaran mandi malam-malam begini. Tentu saja ini semua salah Shilla yang sudah memancingnya dengan berpakaian sexy dua kali malam ini.  Iya ini semua gara-gara Shilla yang pamer badan. Lekuk tubuh Shilla terus mengisi isi kepalanya membuat yang di bawah sana berteriak meminta kebebasan. Semuanya masih terekam jelas. Apalagi paha mulus gadis polos itu yang minta dijamah. Dadanya menggoda seakan memanggil tangan nakalnya untuk mendarat dan memberikan remasan.

Saat di depan Shilla ia memang pasang tampang biasa, sengaja ingin menutupi semuanya. Harga dirinya bisa hancur jika Shilla tahu ia menginginkan perempuan itu.

"Rivaldo! Sadar! Makin tegang, kan?!" jerit batin pria itu. Rivaldo pun menghantamkan kepalanya sendiri ke dinding  untuk menepis pikiran mesumnya. Maklum, pria dan segala kemesumannya tidak bisa dikendalikan. Apalagi bujangan sepertinya.

"Dasar perempuan penggoda!" kesal Rivaldo lalu menundukan kepala, membiarkan air dingin terus mengguyur kepalanya. Pria itu memeluk dirinya sendiri, merasa kedinginan. Tangannya kini terangkat untuk menggosok wajahnya dengan gerakan kasar. Sekali lagi, kepalanya ia pukul untuk mengusir bayang tubuh teman sahabatnya.

Setengah jam lebih Rivaldo menghabiskan waktu untuk berendam air dingin, pria itu pun keluar dari kamar mandi. Handuk putih yang melilit tubuhnya pun hanya mampu menutup sebatas pinggang sampai lutut.
Rivaldo menggigil. Buru-buru ia membuka lemari dan mengambil pakaiannya. Menginap beberapa kali di rumah ini, membuatnya memiliki pakaian ganti. Ia memang sengaja meninggalkan beberapa potong pakaian di rumah ini.

Selesai dengan urusan pakaian, Rivaldo pun membanting tubuh di ranjang dan menarik selimut untuk membungkus tubuhnya yang sangat kedinginan. Meskipun sudah dibungkus selimut tebal, Rivaldo masih saja menggigil kedinginan.

"Sial!" maki Rivaldo kesal sendiri.

***

Pukul 7 pagi, Rivaldo keluar dari kamarnya dan langsung berjalan menuju ruang makan. Devano memang sudah memberikan kebebasan dan meminta Rivaldo agar menganggap rumah ini milik sendiri.

Rivaldo mengangkat sudut bibirnya saat melihat Shilla yang sudah membuatnya tersiksa tadi malam, tengah duduk sendirian di kursi menikmati roti bakar. Satu gelas susu yang isinya tinggal setengah tergeletak manis di samping piring berisi roti bakar.

Living with the DEVILWhere stories live. Discover now