"Udah kalian mending pergi sebelum gue lapor ke sekolah karena masalah bullying. Sebelum pergi minta maaf dulu sama Lala!" kata Leon tegas.

Tak ingin mendapatkan hukuman yang mungkin akan berakibat fatal bagi mereka, dua siswi tersebut langsung menghampiri Lala dan menjabat tangannya sambil mengucapkan kalimat permohonan maaf.

"Maaf ya Lala, kita nggak maksud ledek lo kok."

"Maafin kita ya La."

"Iya nggak apa-apa, kenyataan nya aku emang pendek, hehe." kata Lala dengan nada bercanda untuk sedikit menghibur dirinya sendiri.

"Maaf banget La, kita permisi."

Mereka berlalu meninggalkan Leon, Lala dan Nuri. Sampai akhirnya di belokan menuju lantai dua mereka sudah tidak terlihat lagi.

"Lala udah sering di ledek pendek gitu?" tanya Leon ketika ia mengingat perkataan dua siswi barusan.

"Kadang sih kak."

"Olahraga sama temen kamu nih, dia baru kelas sepuluh aja udah keliatan tinggi. Berapa tingginya?"

"165 cm kak."

"Masih bisa nambah. Kamu La, jangan males-males kalau mau tumbuh tinggi."

"Iya kak."

"Oh iya La pinjem hp kamu sebentar, kakak mau chat temen kakak yang tadi pinjem hp kakak, takutnya nanti malah kebawa lagi sama dia."

Dengan polosnya Lala merogoh saku rok nya dan memberikan ponselnya kepada Leon, ia tidak tahu bahwa ada hal terselubung di balik itu semua.

Senyum misterius terbit di bibir Leon ketika dia menerima ponsel milik Lala, begitu mudahnya mendapatkan itu. Tanpa berlama-lama, dengan cekatan Leon mengetikan sebuah kalimat, selesai terkirim ia buru-buru menghapus riwayat chatnya dan langsung mengembalikan kembali ponsel itu pada Lala agar ia tidak menaruh rasa curiga.

"Terimakasih," kata Leon dengan senyum manisnya.

"Sama-sama," balas Lala dengan senyuman pula.

Nuri yang berada di samping kanan Lala seketika memegang jantung nya yang tiba-tiba berdegup kencang sambil menatap laki-laki yang berdiri di samping kiri Lala.

"Nggak baik buat jantung gue, gue harus bisa kontrol diri buat nggak ngeliatin kak Leon terus," batin Nuri.

*****

Cuaca cerah dengan langit yang berselimut awan menambah kesan keindahan suasana di sore hari ini. Seorang gadis cantik dengan pakaian casual nya tengah duduk di ujung taman kota. Hari ini tidak terlalu banyak orang yang mengunjungi taman , hanya beberapa saja yang terlihat tengah bersantai.

Sudah lama ia tidak merasakan suasana seperti ini, ia terlalu sibuk dengan sesuatu yang sudah menjadi candu baginya. Tak peduli kapan dan dimana, ia harus melakukan hal itu. Sesibuk apapun ia harus sempat melakukannya.

Hari ini ia akan bertemu dengan seseorang. Awalnya terasa aneh dengan pertemuan ini, namun ia berfikir mungkin saja ada sesuatu hal penting yang akan di katakan tapi tak ingin ada orang lain yang tahu.

Sudah sepuluh menit gadis itu menunggu, namun sosok yang akan menemuinya belum juga terlihat. Selang beberapa menit kemudian seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Terkejut? Tentu saja. Apalagi ketika seseorang itu ternyata bukan seseorang yang akan menemuinya.

"Ngapain lo di sini?" ucap gadis itu dengan sangat lantang dan dengan nada kesal.

"Santai dong jangan ngegas, gue kesini cuman mau ngasih tau satu hal sama lo. Ini tentang Jhonson, cowok lo."

Gamers Couple [Slow Update]Where stories live. Discover now