Part 26 : Dari Seoul ke Phnom Penh

1K 151 32
                                    

"Jadi, bagaimana dengan Shinhye-ssi? Ada berita dari Kamboja?" Tanya Lee Joon, menatap ke arah Yonghwa.

Yonghwa sedang makan siang bersama Lee Joon saat tiba-tiba sahabatnya memutuskan untuk membicarakan istrinya bukan dirinya. Yonghwa mengeluarkan desahan lembut saat ia meraih air putih dan dengan pelan meminumnya. Yonghwa mengaduk-aduk salad Caesar-nya menggunakan garpu, ia tidak bisa benar-benar memakannya lagi saat Lee Joon mulai menyebutkan tentang Shinhye. Sudah hampir tiga minggu dan masih belum ada kabar dari Shinhye. Shinhye mengirim surat ke Tuan Park selama dua minggu pertama tapi tidak ada di minggu ini dan Yonghwa menduga Shinhye terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Dia baik-baik saja. Dia mengirim surat ke appa-nya."

"Dan bagaimana denganmu?"

"Itu sama saja. Dia mengirimkannya ke abeoji jadi itu berarti dia mengingat kami berdua."

"Tidak, tidak. Yong-ah, apa kau mencintai istrimu?"

"Kenapa kau menanyakan itu? Bisakah kita membicarakan hal lain? Ayo kita bicara tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Bisakah kita melakukan itu?"

"Tidak, aku tidak membutuhkan alasanmu hari ini. Chingu-yah, aku benar-benar ingin melihatmu bahagia. Seperti benar-benar bahagia. Sudah lama aku terakhir melihat percikan cinta di matamu dan aku tahu kau mencintai istrimu. Kenapa kau tidak berbicara tentang hal itu?"

"Aku.. aku melakukannya joon-ah." Yonghwa bergumam lebih ke arah dirinya sendiri tapi Lee Joon masih bisa mendengarnya.

"Kau melakukannya? Kau memang mengatakan bahwa kau mencintainya?"

Yonghwa tetap diam dan hanya melihat temannya. Ketika keduanya tidak berusaha melanjutkan pembicaraan, Yonghwa meletakkan garpu di atas meja dan bersandar di kursinya sebelum mendesah ke arah Lee Joon. "Dengar, aku sedang mencoba segala cara untuk memenangkan hatinya sekarang, oke? Jadi, beri aku waktu untuk menemuinya. Dia masih marah padaku tentang kontrak pernikahan jadi aku hanya perlu memberinya waktu."

"Tepat sekali! Ada apa dengan kontrak nikah saat kau tahu kau mencintai wanita itu? Kenapa tidak menikahinya tanpa kontrak?"

"Mw.. mwo?"

"Kenapa kau harus memasukkan kontrak bodoh dalam pernikahanmu? Seharusnya kau memberitahunya tentang perasaanmu yang sebenarnya dan kalian bisa menikah tanpa kontrak. Tapi, tentu saja, kau harus memasukkan kontrak untuk mempersulit segalanya!"

Lee Joon menggeleng tak percaya dan terus memakan makan siangnya sambil melirik ke arah sahabatnya yang baru menyadari bahwa dia melakukan sesuatu yang bodoh. Yonghwa menatap Lee Joon bahkan tanpa mengedipkan matanya dan saat melihat sahabatnya menyeringai padanya, ia tahu Lee Joon menang kali ini. Benar! Kenapa aku tidak mengatakan padanya bahwa aku mencintainya? Yonghwa bertanya pada dirinya sendiri kenapa ia melakukan hal-hal bodoh semacam itu.

Karena tidak ingin dikalahkan oleh temannya, Yonghwa mengatakan alasan yang konyol. "Itu.. itu rumit Joon-ah."

Mereka menghabiskan sisa makan siang mereka dalam keheningan karena Yonghwa tidak ingin membicarakan hal itu lagi. Setelah Lee Joon membayar makan siang mereka, mereka berjalan menuju mobil Yonghwa, diparkir di depan restoran Italia ketika tiba-tiba sepasang kekasih mendekati mereka. Lee Joon tidak bisa mengingat siapa wanita itu, tapi saat wanita itu mulai memanggil Yonghwa, ia tahu jika wanita itu mengenal sahabatnya.

"Yonghwa-ssi? Ommo, apa kau suami Shinhye? Apa kau ingat aku? Aku sahabat Shinhye!"

Yonghwa tersenyum dan perlahan mengangguk. "Deh, Miryoung-ssi. Tentu saja aku ingat sahabat istriku. Kau datang ke pernikahan kami dua bulan yang lalu."

Forever and Always (complete) ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ