Bab 22. About Time

Start from the beginning
                                    

"Bantu temen?" Sindy terlihat tidak percaya.

"Iy-iya, Bun. Ayahnya masuk rumah sakit, trus butuh uang. Jadi..." Honey tersenyum hambar membuat Sindy hanya mengerutkan dahi.

"Beneran, Bun," katanya mencoba meyakinkan Sindy sekali lagi.

Sindy hanya bergumam membuat jantung Honey berdetak tidak karuan. Gugup juga takut.

"Teman yang mana?" tanya Sindy lagi.

"Hm.." Honey mulai menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, gelisah.

"Teman kampus?" tebak Sindy.

"Bukan, Bun," bantah Honey.

"Trus?"

"Mantannya Galuh," jawab Honey dengan suara lirih, nyaris tidak terdengar.

Sindy memasang wajah datar.

"Kenapa harus ngebantu mantannya si panu, sih? Yakin mereka nggak sekongkol untuk membuatmu miskin?" tuduh Sindy curiga.

"Nggak, kok, Bun. Galuh nggak gitu. Dia baik!" Honey tampak bersungguh-sungguh membuat Sindy hanya meletakkan sendok dan garpunya.

"Bunda udah kenyang," katanya lantas beranjak pergi.

Honey hanya terdiam di mejanya dengan helaan napas penuh rasa bersalah.

***

"Makasih," ujar Galuh yang membuat bulu kuduk Leo merinding sempurna.

"Nggak usah lebay, deh. Aku bukan ngalah, hanya sadar diri," sanggah Leo.

"Whatever." Galuh mengibaskan satu tangannya ke udara. "Yang penting, kamu udah setuju untuk ngeyakinin ayahmu kalau pertunanganmu dan Honey harus  dibatalkan."

"Aku nggak yakin ayahku bakal mau," ujar Leo rada pesimis.

"Nggak masalah. Itu udah cukup. Hanya aja, ngapain kamu sampai ke sini buat bilang gitu doang? Nggak ada kerjaan di rumah?" tanya Galuh blak-blakan membuat Leo hanya mencebikkan bibirnya kesal.

Leo yang sedang tiduran di kasur Dio hanya rebahan dengan mata terpejam, tidak berniat menjawab.

"Udah malam, Leo. Pulang sana!" usir Galuh.

Leo mengangkat tangan kanannya ke atas lalu di arahkan ke Galuh.

"Apaan?" Dahi Galuh mengernyit heran.

"Tadi aku sebenarnya diajak ketemu Rena," katanya jujur membuat Galuh menaikkan sebelah alisnya

"Ngapain dia ngajak kamu ketemuan?" Galuh penasaran.

"Awalnya aku mau datang, tapi nggak jadi. Rasanya, aku bakal jadi pengkhianat kalau ke sana tanpa ngomongin hal ini dulu ke kamu, Gal." Leo mengungkapkan.


"Ngapain dia ngajak kamu ketemuan?" tanya Galuh lagi karena Leo nggak segera ngejawab.

"Dia bilang kamu dan Honey nggak pacaran beneran. Kamu cuma pacar sewaan doang," jelas Leo.

"Dia bilang apa lagi?" Galuh bangun, duduk di tepi kasur Leo dengan wajah serius.

Leo memberikan ponselnya pada Galuh.

"Baca aja," suruhnya.

Galuh segera melakukan apa yang Leo perintahkan tanpa disuruh.

"Aneh kan ya? Emang ada situs jual-belipacar.com? Orang bego mana coba yang mau memberi pacar dan menjual dirinya di zaman sekarang?" oceh Leo yang membuat Galuh mencengkram ponselnya dengan emosi.

"Kenapa, Gal? Kok kamu kayak marah? Kamu nggak setuju dengan pendapatku?" tanya Leo dengan wajah polos.

Galuh melirik kotak akuarium ikan yang berada di pojok ruangan. Pemuda itu pun bangkit lalu berjalan ke sana.

"Mau kemana, Gal?" tanya Leo heran.

Galuh tidak menjawab. Pemuda tampan itu melemparkan ponsel Leo ke dalam akuarium yang membuat Leo terpekik tertahan. "Nggak!!!!"

Leo menatap Galuh dengan mata melotot. Ponsel tiga puluh jutanya kelap-kelip di dalam akuarium beberapa detik lalu mati.

Leo berdiri dengan mengepalkan tangannya dan napas yang memburu, emosi.

"Ganti!"

Galuh memalingkan wajahnya. "Ogah."

Pemuda itu pun pergi, meninggalkan Leo yang berteriak-teriak seperti orang kesurupan.

Galuh menghela napas panjang sesaat setelah meninggalkan rumahnya lalu segera menghubungi nomer yang sempat diblokirnya. Hanya dalam satu deringan, panggilan telponnya dijawab.

"Kamu di mana? Temui aku sekarang!"

Galuh memberikan alamat sebuah kafe lalu segera pergi dengan sepeda motor miliknya. Leo yang menyusul di belakang Galuh terdiam melihat reaksi sahabatnya yang terbilang mencurigakan.

Leo sebenarnya sudah menemui Rena tadi, hanya saja, dia merasa kurang yakin dengan apa yang mantan Galuh itu katakan. Itu sebabnya, dia melakukan semua ini untuk mencari bukti yang lebih jelas. Dengan sikap Galuh yang seperti barusan, sepertinya hanya masalah waktu sampai semua rahasia terbongkar.

Andai apa yang Rena katakan benar, Galuh dan Honey tidak benar-benar berpacaran. Leo akan berjuang sekali lagi untuk membuat Honey menjadi tunangannya yang sesungguhnya, bukan sebatas calon tunangan saja.

***
TBC.

***TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



PACAR DISKON 30% [ New Version ]Where stories live. Discover now