BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 8

Start from the beginning
                                    


                                 St. Hieronimus (Jerome) kepada Paus Damasus I (374-379)

St. Hieronimus (Jerome) adalah Bapa dan Pujangga Gereja, yang dikenal karena karyanya menerjemahkan Kitab Suci ke dalam Bahasa Latin yang disebut Vulgate. Setelah studinya di Roma ia mengasingkan diri di gurun dan hidup sebagai rahib dan mempelajari Kitab Suci. Setelah ditahbiskan menjadi imam tahun 379 ia tinggal di Konstantinopel dengan St. Gregorius Nazianzen selama 3 tahun. Tahun 382 ia kembali ke Roma, menjadi sekretaris Paus Damasus I. Kemudian, tahun 386 ia tinggal di Betlehem sampai wafatnya tahun 419/ 420.

Ia menulis demikian kepada Paus Damasus:

"Sebab Gereja Timur, tercerai berai karena kekacauan yang berkepanjangan, yang ada di antara orang-orangnya, sedikit demi sedikit merobek jubah Tuhan......  Saya pikir adalah tugas saya untuk berkonsultasi dengan tahta Petrus dan beralih kepada Gereja yang imannya dipuji oleh Rasul Paulus. Saya memohon makanan rohani kepada Gereja yang daripadanya saya menerima Kristus. Jarak yang jauh di laut dan daratan yang membentang di antara kita tidak membelokkan saya dari pencarian 'mutiara yang mahal harganya'...... Meskipun kebesaranmu menakutkan saya, namun kebaikanmu menarik saya. Dari imam saya menuntut perlindungan terhadap korban, dari gembala perlindungan yang layak bagi domba-domba......  Kata-kata saya diucapkan kepada penerus dari sang nelayan, kepada sang murid Salib. Sebab saya tidak mengikuti pemimpin lain selain dari Kristus, sehingga saya tidak berkomunikasi kepada yang lain tetapi kepadamu, yaitu dengan tahta Petrus. Sebab saya tahu, ini adalah batu karang yang atasnya Gereja didirikan! Ini adalah rumah di mana Anak Domba Paska dimakan dengan benar. Ini adalah bahtera Nuh, dan ia yang tidak ditemukan di dalamnya akan binasa ketika air bah datang. Tetapi karena dosa-dosa saya, saya telah membawa diri saya ke gurun ini yang terletak antara Syria dan tempat pembuangan, saya tidak dapat, karena jarak yang jauh di antara kita, selalu meminta dari kekudusanmu, hal hal yang kudus dari Tuhan."   ((Letter of Jerome to Pope Damasus 15,2 374-379AD, NPNF2, 6:18))

"Gereja di sini terpecah menjadi tiga bagian, masing-masing berusaha menarik saya menjadi bagian dari mereka .... Sementara saya tetap berteriak:  'Ia yang bergabung dengan tahta Petrus akan saya terima!'......  Karena itu saya memohon berkatmu oleh salib Tuhan, oleh kemuliaan iman kita, Kisah Sengsara Kristus,...... beritahukan kepadaku melalui surat, kepada siapa saya harus berkomunikasi di Syria. Jangan membuang satu jiwapun yang untuknya. Kristus telah wafat!"     ((Letter of Jerome to Pope Damasus 16,2 374-379AD, in Jurgens, The Faith of the Church Fathers 2:184))

Di sini, di tengah ajaran sesat dan skisma yang memecah belah Gereja Timur, St. Hieronimus mengacu kepada tahta Rasul Petrus di Gereja Roma, dengan mengatakan bahwa mereka bersama dengan Gereja Roma, adalah mereka yang bersama dengan Kristus. Maka St. Jerome tidak melihat pertentangan antara Kristus dengan keuskupan Roma, melainkan menegaskan bahwa mereka yang mengikuti Uskup Roma pastilah mengikuti Kristus. Ia menjanjikan kesetiaan kepada Roma, karena menghormati Petrus yang di atasnya Kristus mendirikan Gereja-Nya.

"Gereja didirikan di atas Petrus: meskipun dimana-mana hal yang sama ditujukan kepada semua Rasul, dan mereka semua menerima kunci-kunci Kerajaan Surga, dan kuasa Gereja tergantung atas mereka semua, namun satu di antara keduabelas murid dipilih sehingga ketika seorang kepala telah ditunjuk, di sana tidak ada kemungkinan bagi skisma."     ((St. Jerome, Against Jovianus 1, 26, NPNF2, 6:366)).

Terhadap perikop ini St. Alfonsus Liguori menulis,  "Semua Rasul diutus oleh Yesus Kristus untuk menyebarluaskan iman, dengan kuasa untuk menahbiskan imam, uskup dan mendirikan Gereja..... Namun demikian, kuasa ini, yang disampaikan kepada para Rasul adalah kuasa yang ada di bawah kuasa St. Petrus. Adalah kuasa yang luar biasa yang berakhir pada para Rasul, sedangkan kuasa yang diberikan kepada St. Petrus adalah absolut..... Maka St. Jerome mengatakan bahwa meskipun pada awalnya, ketika iman perlu untuk disebarluaskan, semua Rasul mempunyai kuasa yang sama, namun di atas Petrus sajalah disampaikan kuasa tertinggi (supreme power), supaya ia dapat memimpin sebagai kepala di atas semua yang lain."      ((St. Alphonsus Liguori, Venita della Fede, 3,7, as quoted by Livius, T, St. Peter, Bishop of Rome, (London: Burns & Oats, 1888), p. 258))

AFRAID TO BE A CATHOLIC?Where stories live. Discover now