"Maaf saya nggak tau kalo Mbak lagi melamun," jawabnya sarat akan penyesalan. "Lagi pula, memang apa yang Mbak Imel pikirin sampak melamun kaya gitu?"

"Nggak kok, saya ngga lagk mikirin apa-apa." Dhanu bisa melihat gelagat kikuk Imel saat ia memergokinya melamun.

"Ekhm...."

Imel dan Dhanu kompak menoleh ke arah kiri. Aksa tengah menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan kemudian berjalan mendekati mereka dengan berkacak pinggang seraya berkata, "Kalo mau pacaran jangan di sini."

Imel mengerutkan kening, bingung dengan ucapan Aksa. Sementara Dhanu hanya menggelengkan kepala pelan lalu memijat pangkal hidungnya sebelum berlalu duduk di sofa tempat Aksa dan Okky tadi.

"Jakarta sempit, ngga usah tolak pinggang segala lo!" Seloroh kata-kata Okky membuat Aksa berdecak pelan lalu ikut duduk di samping Dhanu, diikuti Imel yang duduk di bagian lain sofa tersebut.

"Jadi? Mulai besok sudah pake Anchor untuk acara video bloggingnya, Mbak?" Dhanu memulai percakapan. Pria bermata sipit yang selalu nampak rapi dengan kemeja fit yang melekat pas di tubuhnya itu memang tak pernah suka basa-basi.

"Iya, supaya jadwal juga terarah, targetnya satu hari aja sudah selesai."

Okky dan Dhanu mengangguk paham.

"Anchornya, cewek?" Aksa menebak.

"Kok tau, cenayang ya?" kata Okky sarat akan ledekan. Sementara Imel hanya mengangguk sekilas menjawab pertanyaan Aksa.

"Bukan! Abis pulang dark Jawa, jadi dapet wangsit," balas Aksa seraya melempar bantal pada Okky.

"Diem dikit, bisa nggak?" Intonasi Dhanu sedikit meninggi melihat kelakuan Okky dan Aksa. "Mbak Imel ada yang perlu saya bicarain berdua, kita ke kantor saya di atas, gimana?"

Belum sempat Imel menjawab, Aksa terlebih dahulu menyuarakan protesnya. "Ngapain harus berdua? Sok-sok rahasiaan!"

"Karena kalo lo ikut, lo jadi setannya," jawab Dhanu santai kemudian pergi meninggalkan Aksa dan Okky.

****

"Sebelumnya, saya mau tau dulu, contoh pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan news presenting untuk Aksa nanti." Dhanu yang sudah duduk di kursinya menatap Imel dengan serius.

Imel mengangguk, dengan cekatan perempuan itu mengambil sebuah map acco berwarna merah dan memeriksanya sebentar kemudian memberikannya pada Dhanu.

"Ini, saya pastikan tidak ada percakapan yang menyangkut pribadi Aksa."

Dhanu mengangguk pelan, kemudian membaca dengan seksama surat perintah kerja serta biodata anchor yang akan mendampingi Imel. "Masih muda banget, ya?" cetusnya tanpa mengalihkan perhatian dari lembar kertas.

"Iya, dia memang masih baru, tapi saya bisa jamin kalo dia profesional."

"Dia suka musik?"

"Iya?" Imel memastikan jika telingannya tidak salah dengar.

"Saya cuma nggak mau berita perihal Aksa bertambah, jangan sampai anchor itu salah satu fans Aksa." Dhanu menjelaskan ketika melihat gelagat Imel yang kebingungan.

Imel tidak bisa berkata apa-apa. Lisa adalah salah satu fans fanatik Aksa. Dan, Dhanu melarang Aksa didekati fans, itu berarti rencana mereka akan berantakan.

Dhanu mengulum senyum di bibir tipisnya seraya menatap Imel lekat-lekat, mencoba berbicara lebih dekat dekat perempuan yang lebih tua darinya itu.

Reportalove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang