Akhir dan Awal Keraguan

54 1 0
                                    

Hati yang berharap pada-Nya tak 'kan pernah merasakan luka

Hati yang tulus karena-Nya tak 'kan pernah terbebani dengan dunia

Seberapapun kau menutupi hati dangkalmu

Ia akan memanen benih asalnya

Teruntukku yang pernah begitu berharap bersambut~

Tuhan sedang mengembalikan hatimu pada tempat-Nya


Kali ini Januari menatap sedih sahabatnya yang menjatuhkan kepala dipangkuannya. 'Jangan nangis..' Lirihnya masih sambil tertawa seperti biasa, Januari membelai lembut kepalanya. Azahra Putri, seorang perempuan yang dikenal begitu cuek karena sifat tomboynya. Seorang sahabat yang sering dijuluki pujangga karena beberapa ucapan dalamnya yang terkesan bijak. Seorang gadis yang tidak pernah berlaku layaknya seorang gadis, kini tengah jatuh. Januari menahan air matanya. Mendengar setiap kata yang tertata rapi namun menyimpan belati di dadanya untuk jangka waktu yang cukup lama.

"Aku yang salah. Hehe" Lagi – lagi Zahra tertawa dalam isak tangisnya.

"Aku akhirnya ngerasain gimana jadi cewek tulen. Hebat ya Haha"

Januari tak kuasa, ia merengkuh sosok Zahra kuat. Ia tak mampu berucap lagi.

Akhirnya mulut mungil Zahra yang sekian lama dibungkam dusta berucap kebenaran. Akhirnya ia mengaku kalau hatinya pernah begitu berharap, dan sekarang ia kecewa. Dia sadar bahwa ia yang lemah, menggantungkan harapan pada makhluk-Nya bukan pada Sang Pencipta Makhluk.

~~~~~~~~000~~~~~~~

Zahra kembali geram, agaknya ia mulai membenci dirinya sendiri. Dia menatap sepasang kaki di depannya dengan geram, namun bingung hendak berkata apalagi. Pada akhirnya ia hanya beranjak tanpa kata. Ia mengutuk dirinya sendiri. Lulus dari dunia perkuliahan bukanlah sebuah hal yang menyenangkan. Sama sekali tidak menyenangkan. Masalah keluarga dan masalah lingkaran sosialnya membuatnya hidup penuh dengan tekanan dan kebencian. Tapi, Zahra bukanlah orang yang dengan mudah menyimpan rasa dendam. Ia akan menyalahkan dirinya sendiri dan kemudian menemukan kekosongannya sendiri. Akhirnya ia memaafkan semua hal di sekitarnya.

Seperti kebanyakan gadis pada umumnya, masalah cinta adalah masalah yang cukup sensitive untuk dibahas. Apalagi untuk seorang gadis yang baru lulus dengan gelar sarjana berpenampilan syar'i. Dan hari ini, lagi – lagi Zahra harus menahan rasa marah dan jijiknya dengan dirinya sendiri. Bukan hanya sekali, ia sudah berkali – kali didatangi orang – orang dengan cara yang membuatnya geram. Mulai dari beberapa lelaki yang menelpon menanyakan CV ta'aruf, modus sampai dengan membututinya seperti hari ini. Zahra memang bukan seorang gadis taat yang terbiasa menjaga jarak dengan lelaki, atau seorang gadis yang dibesarkan di lingkungan agamis yang mengharuskannya membatasi pergaulan dengan lawan jenis. Sungguh, Zahra bukanlah seorang gadis yang sebaik itu.

Dibalik wajah lembut khas orang Jawanya, Zahra dikenal sebagai salah satu perempuan yang logis, pemikirannya dalam menyelesaikan beberapa permasalahan dan mengambil sikap dalam hidupnya sering dinilai temannya sangat logis. Zahra bukan tipikal orang yang mudah terbawa suasana. Ia pandai mengatur emosi dan menyalurkan emosi. Namun, Zahra dikenal juga sebagai seorang gadis yang terlampau cuek pada lawan jenis. Dia dikenal jutek dan blak – blakan pada lawan jenis, namun begitu lembut pada teman perempuannya. Dan Zahra mudah akrab dengan lelaki. Banyak lelaki yang cukup nyaman bertukar pikiran dengannya, karena ia memiliki pola pikir yang berbeda dengan perempuan kebanyakan.

Menikah: Hati yang Terus MencariOù les histoires vivent. Découvrez maintenant