Lepas Pisah

63 43 3
                                    

Dari tiga hari kemarin kami sibuk banget untuk persiapan wisuda dan lepas pisah anak kelas IX esok, dan puncak kesibukan itu hari ini, dari pagi sampe sore nanti. Bahkan kami sudah diberikan surat izin meninggalkan pelajaran demi kesiapan acara esok hari.

Dari pemasangan dekorasi, pengecekan mikrofon, gladi penyematan cindera mata dan lain sebagainya. Disisi lain anak paduan suara sedang cek sound, dan anak tari sedang persiapan ulang untuk besok tampil maksimal di depan para tamu undangan dan kakak kelas tentunya.

*******

Hari ini, terlihat Kakak kelas IX sedang berjalan angun ketempat mereka masing-masing, gaun mereka terlihat pantas di tubuh mereka lengkap dengan hijab yang mereka kenakan, dan ada beberapa yang memilih sanggul sebagai hiasan. Disisi lain siswa laki-laki terlihat gagah dengan jas hitam beserta kemeja putih yang mereka kenakan.

Suasana saat itu ramai sekali, dan terlihat pancaran senyum diwajah masing-masing mereka. Betapa tidak, jika hari ini mereka resmi wisuda dan akan menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi disekolah yang mereka inginkan. Satu persatu dari mereka kini menaiki podium untuk menerima surat kelulusan, cinderamata. Sontak tepuk tangan para wali murid, guru-guru, dan teman seangkatan mewarnai ruangan itu, seolah semakin menambah keramaian suasana hari ini, di aula SMP Cakrabuana.

Hingga sampai akhirnya terpanggilah satu nama yang seketika membuatku menoleh dengan kerasnya, ya "Adfa Syahle Rendra" Astaga seketika leherku terasa kaku dan mataku langsung tertuju pada satu sosok itu, iya dia yang kini sedang berjabat tangan denga bapak kepala sekolah. "Dia lulus" (Gumanku dalam hati).

Entahlah, apa ini yang namanya cinta atau hanya sekedar kagum entahlah. Hanya saja kali ini yang kupikirkan adalah tentang dia, tentang kita. Maksudnya tentang aku dan dia, oh bukan-bukan, tentang aku dan perasaanku pada kak Adfa lebih tepatnya. Aku belum tau apa yang sebenernya kurasa, dan untuk saat ini aku merasakan sangat kehilangan, dan tak ingin dia lulus hari ini jika mungkin. Aku tak ingin dia pergi, jika dia lulus, otomatis dia sudah jarang kesini, dan tentunya aku akan jarang atau bahkan tak pernah lagi ketemu dia, dan itulah yang ku takutkan untuk saat ini. Ya rasa kehilangan.

********

Perpisahan dan wisuda sudah usai, mereka berhasil lolos di SMA/K yang mereka inginkan masing-masing, dan aku kini jadi kakak kelas dong. Naik satu tingkat dari kemarin, yap kelas VIII B lebih tepatnya.

Untuk kali ini aku tak jauh beda dengan Sisil yang dulu dikelas VII, masih duduk sendiri dibangku pojok depan samping jendela, pas didepan meja guru. Kali ini Wali kelasku adalah bu Riyanti Pujiastuti, beliau terkenal tegas dan disiplin disekolah. Jadi tak heran jika banyak diantara siswa siswi di sekolah ini sedikit jaga jarak tak seperti sikap mereka pada guru-guru lain yang bisa dianggap frienly.

Di organisasi, tentu saja aku sudah jadi senior dan punya adek tingkat. Menurutku jadi kakak kelas itu ada dua sisi positif dan negatif, selain jadi contoh yang baik bagi adek kelas, bisa jadi kami yang dikambing hitamkan oleh mereka kalau mereka berbuat kesalahan kan. Ya gitu deh suka dukanya, tapi nih tapi buat kakel cowo pasti paling demen kalo ada adek kelas yang mukanya bening, wah bisa bisa jadi rebutan, beda mah kalo kakak kelas yang bening, yang ada malah cogan junior sungkan.

Ingin rasanya cepat jadi anak kelas IX, buru-buru ujian, buru-buru lulus dan masuk ke SMA favorit yang aku inginkan. Bagiku saat ini yang ku inginkan adalah SMA Garuda, iya itu sekolah bang Andre dulu. Dia alumni sana, dan kata bang Andre disana itu ketat banget, bahkan lebih ketat dari SMP Cakrabuana. Bang Andre bilang sih, yang lolos sana itu anaknya pandai semua, dan disana itu ada tuntutan satu anak satu piala keren gak tuh. Sayangnya waktu itu bang Andre ceritanya agak bercanda gitu sih, lebih banyak sombongnya tentang prestasi dia dulu di SMA, daripada cerita poin plus SMA Garuda. Intinya mah kata abang jangan sampe ada nilai dibawah delapan kalo mau masuk SMA Garuda, intinya mah aku harus mati-matian belajar agar bisa lolos SMA favorit itu kan.

Ngomongin prestasinya bang Andre, iya sih abangku itu sebenarnya terkenal pandai pada masanya. Abangku dulu anak KIR dan Atlet lempar lembing, dari sana dia mengantongi beberapa piala dan koleksi piagam yang lumayan. Dia udah terkenal pandai sejak SD sih, bahkan pas SD dia jadi siswa pelopor kebersihan disekolahnya, ikutan dokter kecil juga, banyak deh. Kalo di bandingkan sama aku sebenernya kalah jauh sih, dan karna itu setiap kami bahas prestasi pasti dia puas ngeledek aku sampe pipiku merah. Tapi tenang aku akan balas dendam saat waktunya tiba. Tunggu saja.











Cieeee. . .Lama nunggu ya
Prasaan updatenya cepet lho. Tapi ya udahlah, jangan pernah bosan menunggu. Sekalipun aku tau jika menunggu itu bukan perkara yang mudah.😂

TRANSITION AND MISSIONWhere stories live. Discover now