02 // Awal Persinggungan

9.1K 1K 47
                                    

Ada banyak rentang kisah yang terjadi di dunia.
Termasuk sebuah pertemuan yang menjadi awal mula sebuah kisah.

ו×

Yang tak pernah Cherish duga adalah cowok yang tadi menjemputnya di sekolah, ternyata sudah memiliki pacar. For God's sake!

Cherish tak pernah suka merebut milik orang lain, senakal apa pun dirinya. Bukan karena peduli perkataan orang lain, tapi memang itu menjadi prinsipnya selama berpetualangan dengan berbagai jenis cowok. Sialnya, si Tian justru membuatnya geram dengan tetap mendekatinya sedangkan cowok itu sudah memiliki pacar. Brengsek!

Karena tak mau berlama-lama ikut dalam drama percintaan si Tian dan pacarnya, Cherish memilih meninggalkan restoran, setelah mempermalukan cowok itu. Bodohnya, Cherish lupa bahwa dompetnya tertinggal di apartemen, karena selama di sekolah tadi selalu memakai uang Delia. Dan sekarang, disinilah dirinya terjebak di sebuah pondok untuk berteduh karena hujan yang sedang mengguyur bumi.

Ck! Cherish berdecak dalam hati. Melihat kembali ke layar ponselnya dan mendapati Delia belum juga membalas chat-nya. Padahal baterai ponselnya sebentar lagi akan habis. Dan tidak mungkin akan ada taksi yang lewat di daerah ini.

Dengan raut gusar, Cherish menatap sekelilingnya, yang juga sedang berteduh. Sesekali Cherish akan mengusap-usap lengannya. Sebab seragam sekolahnya sudah sempat basah terkena hujan saat tadi berlari ke pondok ini.

Lalu, Cherish menyipitkan matanya saat melihat seorang cowok, yang justru sedang sibuk dengan kamera di tangan. Seakan begitu menikmati hujan dengan mengabadikannya menjadi sebuah gambar. Berbeda dengan orang-orang lain yang ada di pondok ini. Dan tatapan mereka bertemu. Cherish baru menyadari bahwa cowok itu berada di sekolah yang sama dengannya. Terlihat dari logo SMA Gradixa yang berada di seragam cowok itu.

Denoviuz Areskha. Si cowok 'biasa'. Yang baru diketahuinya setelah memenangkan Olimpiade Matematika tingkat nasional dan karena menjadi salah satu fotografer andalan Gradixa. Jika foto Denov tak dipajang berulang kali di mading sekolah, Cherish yakin tak akan mengenal cowok itu sampai lulus nanti.

Masalahnya, di sekolah mereka, menjadi pemenang olimpiade atau menjadi fotografer sekolah yang sering meliput kegiatan siswa bahkan sering memenangkan lomba fotografi, sama sekali tak langsung membuat seseorang bersinar bak matahari. Bagi hampir seluruh siswa-siswi Gradixa, penampilan dan gaya adalah penunjang nomor satu untuk mendapat popularitas.

Tapi sekalipun memang tak begitu mengenal, Cherish tetap melebarkan senyum manisnya. Menyapa. Karena Denov pasti akan langsung mengiyakan jika dirinya meminjam ponsel cowok itu untuk menghubungi Delia.

Denov masih menatap datar cewek yang mendapat julukan dewi kecantikan di Gradixa. Cherish Rivery. Hampir setiap hari, telinganya pasti mendengar nama itu. Terutama dari cowok-cowok yang selalu memuji paras dan juga tubuh cewek itu. Walau memang harus diakui, bahwa Cherish memang memiliki semua kriteria untuk menerima julukan yang diberi. Tapi bagi Denov, cewek cantik dengan kapasitas otak kecil seperti Cherish tak layak diagung-agungkan layaknya dewi.

Jadi, saat Cherish memberikan senyuman manis padanya, bukannya kalang kabut seperti kebanyakan cowok yang sudah menjadi korban cewek itu, Denov hanya balas menatap datar kemudian melengos dan kembali membidik jalanan yang basah dengan kameranya. Mengatur lensa kameranya agar bisa menghasilkan foto terbaik.

Melihat pengabaian itu, Cherish langsung melebarkan kedua matanya. Membelalak tidak percaya. Ini pertama kali baginya mendapatkan sebuah pengabaian setelah memberikan senyuman.

Dalam hati, Cherish berdecak jengkel. Kita liat, apa tu cowok masih belagu kalo udah gue sapa? Berani-beraninya dia!

Melangkah menghampiri Denov, Cherish kembali menyapa. Berusaha memberitahu Denov bahwa seorang Cherish Rivery tak pernah boleh mendapat perlakuan seperti tadi.

Jejak KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang