Three

50 9 5
                                    

Los Angeles, siang itu terlihat sangat sibuk. Hari itu hari yang indah karena sang surya memunculkan rona paling cerahnya untuk menyinari bumi. Siapapun yang melihat kecerahannya pasti akan semangat dalam menjalani aktivitasnya pada hari itu. Karena tidak terlalu terik dan tidak terlalu mendung.

Jam telah menunjukkan pukul 02.00 AM. Seorang wanita cantik bergegas keluar dari apartemennya. Hari ini dia berniat untuk menikmati me-time karena dirinya tak ada jadwal saat ini. Suatu hal yang sangat jarang terjadi padanya beberapa tahun belakangan ini.

Dia keluar dengan mengenakan pakaian yang lumayan tertutup daripada saat ia sedang berada di panggung. Yakni sweater cream panjang yang kerahnya mencapai leher dilapisi leather jacket berwarna hitam, rok mini berbahan kulit yang berwarna sama dengan jaketnya. Serta sepatu boot berwarna hitam yang panjangnya mencapai pahanya.

Rambut lurus abu-abu yang dikuncir satu tinggi, ia membiarkan surai abu-abunya itu menjuntai kebawah dan tak menggunakan poni. Gaya rambut khasnya. Tak lupa pula ia membawa kacamata untuk menghindari sinar mentari yang kini tengah ia gunakan di rambutnya. Tas tangan branded pun juga menghiasi tangannya.

Saat ia baru saja menutup pintunya, wanita itu terkesiap karena melihat seseorang di depan apartemennya. Pria. Menggunakan leather jacket yang juga berwarna hitam. Dalamannya adalah kemeja besar bergaris-garis. Jeans berwarna biru gelap yang koyak dibagian lututnya. Serta sepatu timbaland warna coklat tua. Topi rimba berwarna hitam yang menutupi rambut dan sebagian wajahnya. Pria itu sedang bersandar di dinding dan tangannya dimasukkan ke kantong jaketnya.

"Jungkook?" Nama itu keluar dari mulut wanita itu.

Si pria yang sedang bersandar itu pun mengangkat kepalanya melihat ke arah wanita itu setelah mendengar namanya dipanggil.

"Ari.." Ucap pria itu.

"Kau? Kau disini?" Wanita itu berjalan mendekat kearah pria itu.

"Ya. Aku. Aku menunggumu.." Ucap pria itu gugup.

"Kenapa kau bisa berada disini? Kau tau darimana apartemenku?" Tanya wanita itu kemudian.

"Ah. Itu.. Manajermu.."

"Aahh.. Leila. Ya aku tau."

'Sudah pasti Leila. Terkutuklah kau Leila' Maki wanita itu dalam hati.

"Ada apa, Jungkook?" Tanya wanita itu lagi.

"Hm. Aku baru saja selesai dari kursus Bahasa Inggris di sekitar sini. Dan aku teringat apartemenmu. Maka aku datang kesini. Tapi sepertinya kau sedang sibuk, kau mau pergi kemana?" Ujar pria itu dalam bahasa inggris yang lumayan bagus untuk orang yang tak berbicara bahasa inggris sebagai bahasa ibu.

Wanita itu tau kalau pria itu tak berbicara bahasa inggris, namun melihat usahanya, wanita cantik kelahiran 1993 itu begitu kagum.

"Tidak. Aku hanya ingin keluar sebentar. Kau tau? Mencari angin segar." Jawabnya.

"Ah. Kebetulan kalau begitu. Mau jalan bersamaku?" Tanya pria itu. Rautnya sungguh polos dan tulus. Senyumnya begitu menggemaskan.

Sejujurnya Ariana sedang tak ingin pergi dengan siapapun kemanapun saat ini, namun melihat wajah itu. Ia sungguh tak bisa mengatakan tidak padanya.

"Boleh. Kemana?"

"Kau akan tau nanti. Ayo." Jungkook mempersilahkan Ariana untuk berjalan duluan. Hari ini pria itu juga membawa mobilnya sendiri.

Ariana menoleh kebelakang kembali saat ia mengetahui Jungkook masih berjalan dibelakangnya dan kini sudah memakai masker yang menutupi wajahnya dan topinya yang semakin menutupi matanya.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Nov 12, 2019 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

NO MORE THANK U NEXT || AriKookOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz