Satu

1.2K 40 15
                                    

"GUE PUTUS!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"GUE PUTUS!"

Oops, ya ampun. Kenapa aku lupa tempat gini sih? Refleks. Ya, gimana, ya? Aku terlalu excited menceritakan curhatanku kali ini sama babu-babuku, eh eh, maksudnya temanku. Kedua babu—oke, maaf salah, maksudnya kedua teman ku itu melotot dari ujung meja yang mereka tempati. Lho, lho emangnya aku ini salah apa? Padahal baru aja aku mau datengin mereka, telingaku ini mendengar yang enggak-enggak. Cabe-cabean di depanku ini bisik-bisik sambil lihat ke arahku, oh mbaknya mau julid toh? Tapi ya dasar si aku ini orangnya bodo amatan gimana dong? Mau dia julid kek, mau dia salto kek, mau dia kayang atau apapun itu aku nggak peduli. Catet itu. Kecuali kalau mereka emang niat ngajak aku baku hantam, baru aku kabur. Lho? Ya, iya kabur, aku juga kan takut hoho. Ih ini kok malah aku ngomongin dia juga. Ini termasuk julid nggak sih?

Aku tersenyum, menatap kedua temanku ini yang lagi pasang muka senggol bacok. Salah lagi, kayak cowok deh hehe. Tapi aku ini versi ceweknya.

"Nara, lo tau kan salah lo apa?" Aku cemberut, baru aja mau nanya 'apasih salahku' yah, si Ocha-temanku-ini udah mandiri bertanya, sedangkan di sebelahnya, Lili cuma geleng-geleng kepala.

Aku duduk dihadapan mereka, "Nggak tau sih," pura-pura nggak tau aja kali ya? Abisnya, Ocha sama Lili udah nggak heran kalau sering marah-marah nggak jelas gini, aku udah khatam sama kelakuan mereka. Kalau ditanya, 'gue salah apa' mereka langsung jawab, 'salah lo banyak, bikin emosi mulu ya lo' tuh kan, udah kebukti gimana sabarnya aku ngadepin mereka.

"Nara!" Nah si Lili juga ikut-ikutan marahin aku, padahal aku cuma minta es jeruknya dia, sampai habis sih hehe.

Aku nyengir, "Maap haus," ku angkat dua jari membentuk peace.

Ocha memutar bola matanya, eh buset nggak akan keluar apa ya itu mata?

"Gimana nggak bikin naik darah coba?" Wow, hidungnya Ocha udah ngeluarin asep nih, serem juga ternyata.

Aku nyengir lagi, "Heeh, iya atuh maaf. Gue tuh mau cerita tau," dengan semangat aku menatap keduanya, bersiap bercerita. Saatnya dimulai nih, putus udah, minum udah, tinggal apa lagi ya?

Lili berdecak, "Ya tapi, nggak harus teriak-teriak gitu juga, Bambang." Ish, bagus-bagus orang tuaku ngasih nama Nara, kok diplesetin jadi Bambang? Ya udah, sabar aja ya Ra, orang sabar disayang bias.

"Maap. Udah dong marah-marah nya, gue mau curhat nih!" Lama-lama ya aku kesel juga, mereka marah mulu, kapan aku mulai ceritanya kalau gini.

"Ya udah apa? Lu putus lagi?" tebak Ocha sambil nyeruput es teh manisnya. Seger tuh, tergoda lagi kan.

Aku mengangguk senang, "Yap. Betul, betul, betul," aku menunjuk Ocha karena tebakanku nya itu benar sekali.

"Kali ini gara-gara apa lagi, Yanara?" tanya Lili sambil menatapku, ia memicingkan matanya, seolah ini aku ini maling yang harus diintrogasi.

Girl With ProblemWhere stories live. Discover now