Prolog

1.8K 63 3
                                    

"Eh?" Aku mengerjapkan mata berulang kali, menatap seseorang yang kini sedang menatap balik seraya tersenyum simpul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eh?" Aku mengerjapkan mata berulang kali, menatap seseorang yang kini sedang menatap balik seraya tersenyum simpul. Ini nggak mimpi kan? Kalau seandainya ini mimpi jangan coba-coba untuk membangunkan aku, ingat itu!

Aku menepuk pipiku berulang kali, bahkan mencubitnya hingga meringis. Tau nggak, tau nggak? Tepat dihadapanku ini, biasku alias Kim Taehyung sedang mengelus-ngelus pipiku. Omo, mimpi apa aku semalam? Mau teriak tapi nggak bisa, sumpah ini bias-ku kok ganteng banget? Aduh, boleh loncat, guling-guling abis itu salto nggak sih? Gemay, asli deh tapi ini aku nggak lagi ngehalu kan?

"Kamu kenapa?" tanyanya. Tapi—wait, kok dia bisa ngomong Bahasa Indonesia? Nggak salah, kan? Apa dia baca kamus dulu? Atau dia menggunakan google translate? Aduh! Plis ya itu senyumnya manis banget, aku mau pingsan boleh nggak sih ditatap intens sambil disenyumin, nggak kuat pokoknya. Mau dia pake Bahasa Indonesia, Sunda atau apapun itu aku suka tolong. Mamaaaa, kayaknya aku udah gila huhu. Tapi eh-BENTAR LAGI MAMA PUNYA MANTU CAKEP KAYAK DIA!

"Mau cium boleh, nggak?" tanyaku yang tidak tau malu. Ah, namanya beruntung nggak boleh disia-siain kan? Jangan kasih kendor, bro. Mau cium, peluk atau sepuasnya pokoknya. Gregetan sendiri jadinya tuh. Aku ikut tersenyum, mana tahan disenyumin orang ganteng gini?! Disenyumin terus bisa-bisa aku meleleh ini, someone help me kalau aku pingsan berdiri.

Dia mengangguk, lalu aku ikut mendekat.

Dekat.

Dan-

"Hei," aku merasa pipiku ditepuk berkali-kali dengan pelan.

JADI ITU MIMPI? harus banget pas mau ciuman gitu? Ha, ha, ha?! Heh-awas aja yang berani bangunin aku dari mimpi yang sangat indah itu. Aku babat habis kamu.

Satu.

Dua.

Tiga.

Aku membuka mata pelan-pelan. Seseorang duduk seraya menepuk-nepuk pipiku. Kukerjapkan mata berulang kali, mengumpulkan nyawa yang hilang entah kemana, sampai akhirnya mataku terbelalak melihat si pemilik tangan itu.

Ini bias-ku mana woi? Kim Taehyung-ku mana? Suamiku kemana? Kok tiba-tiba muka bias-ku berubah jadi dia?

Aku terdiam, belum mengerti apa yang terjadi, masih memikirkan, kenapa gini? Ya, nggak lucu gitu lho kalau misalkan aku ikut nonton konser abis itu kepalaku kepentok jadi amnesia?

"Taehyung mana?" tanyaku asal.

Keningnya mengernyit, "Taehyung siapa?" Mukanya itu lho, pengin aku tendang sampai nggak balik lagi. Seriously, dia nggak tau Taehyung? Hidup di zaman batu kah orang ini? Atau dia kenalnya batu sama goa aja?

Aku kembali diam, lalu melihat ke sekeliling. Kalau sekarang lagi tiduran cantik di atas kasur berarti saat ini aku lagi di kamar. Iya kok, ini kamar aku, kamar berwarna pink dan biru pastel, tapi—kok aku nggak sendirian?! Kok ada si dia?! Sekamar? Berdua? Apa-apaan! Saking kesalnya, aku langsung merubah posisi menjadi duduk. Karena dia dengan kurang ajarnya tidur di kamarku, sekasur berdua lagi, wah kampret ini!

"Ngapain di sini?!" ketusku, "Mau coba-coba maling ya?!"

Dia mengelus tengkuknya, lalu tersenyum canggung, "Kita kan suami-istri, masa nggak boleh satu kamar?"

Tbc
Ayok komen komen, gimana?

Luv,
Alisha aka istri kth♡

Girl With ProblemWhere stories live. Discover now